Follow Me

Sunday, June 24, 2018

Facebook, Instagram

Bismillah.

Ceritanya... qadarullah dalam waktu berdekatan saya blogwalking ke dua tulisan dengan tema mirip tapi tendensinya berbeda.

Yang pertama dibaca, tentang ketidaksukaan seseorang terhadap Facebook dan Instagram, dan ia lebih suka blogging. Alasannya ia paparkan lumayan panjang, pakai bahasa keduanya (bahasa Inggris). Dari tulisannya aku jadi tahu info baru. Seperti ternyata Facebook dan Instagram ternyata pemiliknya sama ya? Wkwkwkk. Baru tahu? Parah! Hehe. Jangan protes ya. Saya memang ga update beginian. Terus lewat membacanya juga aku jadi banyak setuju, iya juga ya, sekarang banyak konten yang diatur sama Facebook, ga bebas lagi untuk bersuara. Trus baru tahu juga, kalau sekarang kalau kita posting di instagram, ga semua orang bisa baca postingan kita. Hmm.. ini gimana jelasinnya ya? Mungkin karena algoritma bubble gitu loh. Facebook kan gitu.. yang muncuk di newsfeed biasanya cuma topik yang sering like, orang-orang yang sering kita like. Instagram ternyata juga gitu sekarang. Ini aku ga punya bukti sih hehe. Secara aku pakai istagram belum lama dan ga follow banyak akun. Kalau yang follow ratusan akun ig, mungkin kerasa ya.. misal sehari ada 50 orang yang update, apa kelimapuluhnya muncul di dashboard? Atau cuma beberapa orang aja?

Pokoknya intinya setelah baca tulisan pertama saya tanpa sadar jadi tergiring opininya hehe.

Sampai saya membaca tulisan lain, tentang Facebook juga, tentang ruang komunal Facebook. Ada yang bisa nebak, yang ini saya baca dimana? Hehe. Ditulisan itu... ditunjukkan visi pertama Facebook, connect people from all over the world. Kalimatnya ga persis kaya gitu sih hehe. Trus dijelaskan juga visi kedua, ada sedikit perubahan tapi tetep sejalan sama visi pertama. Dan visi kedua ini membuat saya paham, kenapa Facebook suka 'ikut campur' sama postingan kita hehe. Di tulisan kedua dicantumkan foto ruang komunal yang disponsori Facebook tersebut.  Aku pribadi suka sama ide penyediaan ruang komunal, kebayang bakal banyak diskusi produktif dan kolaboratif di sana. 

Jadi... setelah baca keduanya, saya jadi teringat lagi untuk lebih objektif. Jangan cuma baca tulisan dengan satu tendensi ke kiri, baca juga yang ke kanan, yang pertengahan juga. Trus baru ambil pilihan dan sikap.

***

Dari dua blogwalking itu, aku diingatkan untuk baca lebih banyak, teliti, banyak skeptis gapapa, supaya ga mudah termakan hoax. Di era global sekarang, sosial media selalu bisa jadi pisau yang melukai diri.

Facebook, Instagram, Blog also.. use it wisely. J


Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya