Follow Me

Thursday, June 7, 2018

Takjub, Betapa Indah Nikmat dari Allah

Bismillah.
#hikmah


Seorang teman, menulis, dalam sebuah cerpen. Aku GR, kayanya ini kisah percakapan diantara kami lewat telpon, saat kami terpisah jarak, dan ia tiba-tiba menelpon. Intinya, di cerpen itu aku jadi sedikit tahu, bagaimana ia melihatku sebagai sosok teman. Seketika aku mengingat masa itu. Sebenarnya saat itu aku jauh dari gambaran yang ia tuliskan. Jauh, sangat jauh. Betapa Allah begitu indah menutupi segala sisi gelap dan hina diriku. Hal itu membuatku sadar, kalau selama ini aku salah besar. Aku pernah merasa takut, bagaimana orang lain memandangku rendah. Tapi lewat cerpen singkat itu, aku sadar, bahwa sebenarnya hampir selalu aku lebih rendah dari prasangka orang-orang. Kenapa? Karena Allah begitu indah menutup aibku.

Itu yang pertama. Yang kedua... betapa indah ukhuwah. Lewat cerpen itu juga aku sadar, bagaimana Allah menyambungkan tali silaturahim, bagaimana aku seolah jadi sosok yang mengingatkannya, padahal justru ia yang menjadi sosok yang mengingatkanku. Kami terhubung, dan saling mengingatkan masing-masing kepada Allah. Telepon yang berlangsung puluhan menit itu.. baginya adalah pengingat, tentang ia dan interaksinya bagi quran. Bagiku... itu pengingat, bahwa Allah menjawab doaku. Bahwa aku tidak perlu khawatir tentang teman, bahwa ada teman yang tulus melihatku sebagai individu, bukan karena A, atau B. Bahwa... teman-teman shalihah itu mengingatku, mendoakan yang terbaik untukku, khawatir tentangku. Lewat itu Allah mengingatkanku untuk tidak menyerah pada diri sendiri. Banyak deh, pokoknya. Jujur baru pernah aku telpon lama sama temen hehe. Setelah lama vakum di sosmed saat itu.

***

Terakhir, bisa aja tulisan ini salah. Bisa jadi cerpen itu bukan tentangku. Atau itu tentangku, tapi... sosok disana sudah difiksikan. Jadi wajar kalau kesannya, karakter di sana lebih 'wah'. 

Sebenernya, harusnya sih ya.. langsung bilang aja ke penulis cerpennya. Biar ga salah sangka. Tapi izinkan aku ga bertanya sekarang. Ga sekarang, mungkin beberapa menit lagi? Hehe. Allahua'lam. 

Sekian.

***

PS: I just told her, about how I feel reading her short story. She told me her day, I told her my day, and that small but precious conversation remind me again. How beautiful Allah's plan. Betapa banyak nikmatnya, tak terhitung... 

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya