In syaa Allah ditulis di sini, dipublish, kemudian dibalikin ke draft.
***
menyalin coretan agar tidak hilang |
18 Ramadhan. Tarawih, witir, doa qunut. Lalu memoriku menayangkan flashback. Back then 15 Ramadhan 2015. Tarawih, witir, doa qunut juga. Aku bertanya-tanya, berapa ramadhan aku lewati dalam gelap? Dalam jatuh bangun iman? Bahkan mungkin sampai Ramadhan ini, aku masih berjuang untuk bisa bangkit. Obatnya pahit. Dan aku terkadang atau seringkali bandel, justru mengkonsumsi racun. Bagaimana mau sembuh? Alhamdulillah. Allah still give me chance to meet this Ramadhan. Ayo bel, semangat!
Back then 15 Ramadhan 1436H. Satu tahun, atau dua tahun setelahnya, aku bermain dengan angan-angan. Hanya karena pertemuan singkat sore hujan saat itu. Dan komentar seorang teman, saat aku ceritakan padanya tentang perasaan yang berbalik hampir 180°, dari benci, tidak suka, biasa saja, kagum, hingga sfi. Temanku berkomentar, "mungkin terhubung dengan doa". Lalu otakku heboh memainkan prasangkanya. Mungkinkah? Pernahkah ia berdoa untuk kebaikanku? Atau ini hanya benang yang aku ada-adakan eksistensinya? Pada akhirnya, aku harus puas dengan sebuah kesimpulan. Aku tidak tahu, hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Back then, 15 Ramadhan 2015. It's not my best Ramadhan, maybe even my worst Ramadhan (Allahua'lam). But that night, that particular night, Allah menggerakkan hatiku. Lewatnya aku bisa hadir di masjid itu. Berjamaah dan shalat tarawih-witir di selasar itu. Sembari lirih memohon doa, "Sungguh, aku tidak mau tinggal di jurang dosa nan kelam". Hari ini, 18 Ramadhan, Allah really answers my prayer. Despite my lack power, my lack bravery to climb that ravine, Allah sampaikan aku di Ramadhan tahun ini. Tak terhitung berbagai nikmat yang ia curahkan agar aku bisa sampai di sini. Aku hanya mendekat sedikit, berdoa sedikit dan juga ikhtiar sedikit. But He gave me more than I even deserve. Maka benarlah,... bahwa petunjuk, iman, dan islam adalah harta tak bernilai yang bisa ditukar dengan apapun. Karena tanpa itu semua, mungkin malam itu, aku tidak berdiri dan tidak ikut menengadahkan tangan melangitkan doa.
Alhamdulillah. Alhamdulillahillazi tatimusholihat..
Allahua'lam.
istimewa, aku bahkan ingat sang imam membaca surat ath thur |
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya