Bismillah.
Izin menumpahkan ekspresi di sini (baca: curhat).
Menulis itu berat, sungguh... bahkan menulis dan menyalin ulang kajian. Berat.
Menulis itu berat, sungguh... bahkan merangkum ilmu yang kita baca. Berat.
Menulis itu berat, bahkan meski cuma menulis sebaris insight dari nasihat yang kita dengarkan. Berat.
Dan malam ini, rasa beratnya lebih terasa, entah mengapa.
Setelah selesai menulis paragraf-paragraf itu. Publish di fb khusus ramadhan, share di grup dengan jumlah orang terbatas. Jemariku bergetar. Rasa takut membuat beratnya menulis makin terasa.
***
Tapi tahukah? Meski berat.... aku memaksakan diriku menulis, meski sudah lewat jam 9. Karena mungkin, lewat menulis, Allah mengingatkanku. Ya, lewat menulis, Allah menurunkan nikmatNya, nikmat mengingatNya, meski hamba sering lupa.
Berat itu Bell... sebentar saja, atau jikapun lama, bisa meringan. Atau jikapun tidak meringan, Allah bisa membuatmu mampu melaluinya.
Sekarang, saat perasaanmu tidak karuan karena rasa beratnya. Tuliskan saja dulu, di sini. Lalu perbanyak doa.
Allah yang menggerakkan hatimu, jemarimu, untuk menulis. Allah akan membantumu, menjadikan tulisan itu bukan cuma tulisan. Asalkan kamu mau ikhtiar juga, berdoa juga, tawakal juga.
Semoga setiap tulisan menjadi pengingat diri, sembari kemudian kita tertatih mengamalkannya. Aamiin.
Allahumma a-inna 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika. Ya Allah tolonglah aku untuk selalu mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan memperbagus ibadah kepadaMu. Aamiin.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya