Follow Me

Saturday, June 16, 2018

Saat Blog Penuh Iklan dan Promosi Tersembunyi

Bismillah.

Ada sebuah blog yang sudah lama saya ikuti, isinya bagus, lumayan aktif. Sampai suatu hari, aku mulai meniteni kalau isinya sekarang bermuatan promosi dan iklan. Misal judulnya mah hari fitri nan bersih, eh.. ada iklan sabun cuci muka di dalamnya. Tetap ada kontennya sih, ga murni iklan, tapi ya gitu.. saya jadi agak ga nyaman bacanya. Pengen unfollow juga gimana, kadang masih ada pelajaran yang di dapat dari blog tersebut. Jadi deh, setiap ada pemberitahuan, aku jadi harus jeli dan ga terlalu refleks buat klik, open in new tab.

***

Tentang blog yang menghasilkan uang, memang ada banyak caranya. Salah satunya itu, iklan tersembunyi dalam kemasan konten menarik. Aku lupa istilahnya apa.. oh ya, copywriting, bener ga? Bisa juga dengan nyediain space, biar pihak ketiga bisa pasang iklan.

Aku yang sudah lama, main blog, pernah juga kepikiran untuk itu. Tapi memang baru selintas ide saja. Ga ada sama sekali motivasi untuk merealisasikannya. Kadang aku bertanya-tanya sih, bagaimana kalau promosi tersembunyi, atau papan iklan, justru mengganggu pembaca? Jangan sampai konten yang ingin kita bagikan, justru ga sampai.

Pernah juga mikir, apa perlu buat blog baru? Dengan topik yang seragam? Secara kalau blog ini kan isinya campur aduk, banyak curhat, sering ga jelas, plus sebenarnya tidak ingin terlalu publik juga.

Kalau buat blog baru, topik apa yang akan dipilih? Aku mikirnya bahasa inggris, penjelasan sederhana, cem tulisan "are you ok", yang mayoritas dikunjungi pengguna android. Banyak yang search gitu, apa arti are you ok, jawabnya gimana. Nah kan.. bisa tuh, buat konten lain, semacam bedanya penggunaan must sama have to, atau apa lah hehe. Sekalian belajar, sambil nulis, sambil belajar hehe. 

Tapi... tapi.. ya gitu, baru selintas ide. Aku masih belum bisa proaktif, masih sering ragu dan membatasi diri sendiri. Perasaan minder itu ada, menulis itu, salah satu hambatannya ya perasaan minder. Ga cuma diri, aku yakin temen-temen lain juga banyak yang gitu. Pengalaman ngobrol sama beberapa temen dunia maya, satu grup menulis, aku tanya biasa nulis dimana, jawabannya di hp atau laptop sendiri, disimpan dan dibaca sendiri. Jangankan di share di blog, di sosial media seperti instagram pribadi juga enggak. Padahal keinginan untuk nulis itu sudah ada, bahkan tulisannya juga sudah ada. Tapi ya gitu, beda orang, beda level rasa nyaman untuk share tulisan.

Yang lucu itu ya.. kemarin Ramadhan kan aku target tiap hari nulis (cuma kecapai 23 tulisan, di akhir gugur hehe), aku share ke grup kecil yang isinya perempuan dengan umur beda-beda, ada yang senior, ada juga yang masih duduk di sekolah. Saat itu, ada yang komentar, bagus sih komentarnya, apresiasi gitu, pengen grup tersebut rame terus dengan sharing tulisan. Tapi dalam hati aku menggelengkan kepala, ga bisa gitu juga kali hehe. Aku juga ga bisa setiap hari share link tulisan, lebih banyak masa aku ingin menulis saja tanpa share, ketimbang waktu aku ekstrovert dan nyaman share tulis hehe. 

***

Udah ngelantur kemana-mana ya? Hehe. Intinya, ada tiga. Pertama bahwa punya blog menghasilkan itu baik, salut buat yang sudah bisa membuat konten menarik, dengan sisipan promosi/iklan tersembunyi. Kedua, untuk buat blog semacam itu butuh usaha, butuh niat juga, dan balik lagi ke prioritas, pinter-pinter aja ngatur, bagaimana blog bisa terbaca dan bermanfaat, menghasilkan tapi ga mengganggu kenyamanan pembaca. Ketiga, menulis itu berat hahahaha, jadi inget sebuah tulisan yang balik ke draft. Ralat, inti ketiga bukan itu. Menulis itu.. ada hambatan-hambatannya, tinggal kita mau ga berjuang melewati hambatan itu? Tetap semangat menulis~


Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya