Follow Me

Friday, September 15, 2017

Berdamai dengan Pertanyaan

Bismillah.
-Muhasabah Diri-

Akan ada saat-saat kita menemukan sebuah pertanyaan spesifik yang sangat kamu benci. Rasanya tidak nyaman, dan menyakitkan ketika mendengarnya dari orang lain. Mungkin karena sifat inferior kita, atau karena alasan yang lain, yang jelas.. pertanyaan itu, ingin sekali membuat orang lain bungkam tentangnya.

Setiap orang, pasti beda.. pertanyaan getir mana, yang sederhana namun efeknya ke kita rumit. Pertanyaan getir, yang mungkin 'sekedar' basa-basi, tapi efeknya ke kita, jatuh bangun untuk kita, jauh dari basa-basi. And you hope, people won't ask you those bitter question, cause I'm sensitive to that particular question.

***

Tapi seperti kita, orang lain punya lisan untuk bertanya. Seperti kita, orang lain punya rasa ingin tahu, yang harus diejawantahkan lewat pertanyaan. Seperti kita, orang lain banyak tidak tahu, dan tidak peka tentang pertanyaan sensitif orang sekitar.

Saat ini, mungkin kita merasa jadi korban, yang ditanya pertanyaan getir. Namun tanpa kita sadari, kita juga sering menjadi pelaku yang bertanya pertanyaan getir pada orang lain. Memang beda-beda setiap orang, bahkan satu orang pun, pertanyaan getirnya beda-beda. Jadi kadang kita memang ga tahu, ga ada niat menyakiti, atau membuat orang lain merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang kita lontarkan. Sama, mereka, mereka mungkin tidak tahu, dan tidak ada niat membuat kita tidak nyaman apalagi niat menyakiti kita. Kita dan mereka, sama-sama sering tidak peka, dan tidak tahu, tidak paham, pertanyaan apa yang sensitif bagi masing-masing.

***

But instead of asking people to stop questioning, which actually won't work. Yang bisa kita lakukan adalah berdamai dengan pertanyaan itu. People won't stop asking you, they won't. Even if you ask them to not questioning about that specific subject, someday, they will forget, and ask you that kind of question again. Bukan solusi, kalau kita minta orang lain untuk berhenti bertanya. It's inevitable. *belajar nambah vocab hehe.

Cobalah berdamai dengan pertanyaan itu. Jadilah orang proaktif, jangan reaktif dan tergantung pada sikap/pertanyaan orang lain. We can handle this. Tidak mudah memang, kita mungkin bisa tersenyum, lalu menjawab pertanyaan itu dengan jawaban samar, atau dengan cengiran lugas, atau dengan mengalihkan pertanyaan. Tidak mudah memang, dan mungkin setelah itu, kau merasa 'hancur', jatuh lagi, dan berusaha bangun lagi. Tidak apa-apa, they don't know, they don't understand. Saat itu, mungkin Allah sedang ingin kau meluangkan waktu untuk mendekat dan berduaan dengan-Nya.

Cobalah berdamai dengan pertanyaan itu. Minta pada Allah, agar dikuatkan, agar pertanyaan, iya, cuma pertanyaan getir itu, tidak bisa merusak perasaan atau harimu. Minta pada Allah, agar dimudahkan, dalam menjawab pertanyaan getir tadi, agar pertanyaan itu tidak jadi pengusutkan benang ukhuwah. Believe. Trust Allah, if you can't trust yourself. Allah akan lapangkan dadamu, dan kamu bisa lebih mudah meski terbata menjawab pertanyaan getir itu.

Kalau perlu, buat daftar jawaban yang asik, yang kocak, yang cool, yang bisa kamu jadikan referensi kalau suatu saat, satu, dua atau tiga orang bertanya hal getir tersebut. Kalau perlu, buat daftar pertanyaan yang unik, yang kocak, yang tidak balik menyerang, saat pertanyaan itu hadir dari tiga, empat, atau lima orang. I know it's annoying when someone answer you with another question. But this kind of tactic sometimes effective to make them know that we aren't comfortable with those particular question. Kadang kita perlu kasih hint juga, agar orang lain tahu, kita ga nyaman. Kadang kita perlu kasih kode juga, agar orang lain tahu, ini pertanyaan getir untukku.

***

Menulis ini, somehow mengingatkanku pada pertanyaan lain, yang juga tidak bisa kita elak/hindari. Pertanyaan pertanggungjawaban hidup kita di dunia. Lima perkara? Umur, masa muda, ilmu, harta bagaimana mendapatkan dan membelanjakannya.

Sayangnya, pertanyaan-pertanyaan yang ini justru kita sering lupa. TT jadi inget al asr.. Allahummaj'alna minalladzina amanu wa 'amilu shalihat wa tawashau bil haqq wa tawasshau bish shabr. Umur, masa muda. Ga berani ngelanjutin nulis, selanjutnya mari kita renungkan masing-masing ya TT Banyak-banyak ingetin diriku tentang ini.

Untuk pertanyaan-pertanyaan yang ini, cara berdamainya adalah mempersiapkan jawabannya. Bukan sembarang jawaban, namun jawaban terbaik.

***

Terakhir, selamat berdamai dengan pertanyaan getirmu!

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya