***
Yang mau nonton langsung videonya, dan skip tulisan ini sangat dipersilahkan J
Hit the Target
Musibah dalam bahasa arab kuno, salah satu akar katanya adalah 'ashabah'. Ashabah artinya tepat mengenai sasaran. Setiap musibah yang Allah berikan kepada kita, sifatnya tepat mengenai sasaran, waktunya, besarnya, pada hal apa kita diuji, semuanya tepat sasaran. Ga ada yang namanya, runtutan musibah, musibah A terjadi karena B, karena C dan seterusnya. Bukan seperti itu, baik A, B, C, satu persatu dari musibah itu semuanya punya poin/tujuan masing-masing yang baik untukmu kalau kita bisa melaluinya. Ustadz Nouman juga menjelaskan, bahwa, jika tujuan dari sebuah musibah adalah agar kita bisa bersabar, maka itu merupakan sebuah hal yang perlu diberikan kata selamat.
Reflex
Salah satu sifat seorang muslim yang seharusnya kita miliki adalah refleks. Sebuah refleks untuk mengucapkan Inna lillahi, wa inna ilaihi raji'un. Saat mendengar sebuah musibah, kita seharusnya secara refleks langsung teringat, dan berpikir bahwa kita semua milik Allah, dan akan kembali kepada Allah.
Ini ditunjukkan di ayat 156 surat Al Baqarah.
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Setelah kata mushibah, bukan 'fa qolu', bukan pula 'tsumma qolu'. Namun langsung 'Qolu', artinya ini dikatakan secara refleks.
***
Itu dua hal yang ingin kutulis dari video tersebut. Terakhir, aku tutup dengan kutipan tentang sabar, dalam bahasa inggris, masih dari video yang sama:
"Look at the language of Allah azza wa jall. He says, 'wa basyirish shobirin', congratulate people who have shabr. Subhanallah, why? Because for a believer the attitude is entirely different.
Maybe the whole ordeal, the entire trouble you are going through, the goal of it all was one thing. So you could have shabr. Because if you can have shabr, you are worthy of congratulations."
- Nouman Ali Khan
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya