Dari sekian banyak baca tulisan Mba Meutia Halida tentang pentingnya privacy di zaman sosial media, aku jadi paham, kalau banyak, yang sekedar penasaran, tapi yang beneran peduli, cuma sedikit. Makanya, minimalkan cerita tentang diri, ga perlu semua hal kita share di sosmed. Yang sekedar penasaran itu.. ga butuh tahu hari ini kita kemana, makan sama apa, ketemu siapa. Mereka ga butuh tahu alamat rumah kita, wajah orang-orang yang kita sayang. Kalaupun mereka melintas dan melihat rangkaian tersebut, itu hanya sebatas kuriositas dangkal saja. They actually don't really wanna know. Cuma penasaran, habis itu, yaudah.
Maka beberapa waktu belakangan ini. Kalau misal, ada yang tahu kisah turning point hidupku, kemudian mereka bertanya mengapa. Aku kini ga terlalu baperan lagi. Dulu, baca kata mengapa aja susah hehe. Bukan karena ga bisa baca, karena bacanya pakai perasaan overthinking dan prasangka buruk hehe. Sekarang santai. Wajar lah, mereka penasaran, kok bisa aku memilih A dan bukan B. Makanya mereka, karena rasa penasaran dangkalnya, bertanya mengapa. Aku cuma harus menjawab singkat, ga perlu ceritain panjang lebar sesuai kronologis. Cuma perlu jawaban singkat, yang klise tapi cukup untuk menutup rasa penasaran mereka. Lalu selesai. Mereka yang cuma penasaran akan berhenti bertanya. Sedangkan mereka yang benar-benar peduli, akan melanjutkan kalimatnya dengan doa. Entah doa itu tertulis, dan dikirimkan padaku, atau doa itu tersembunyi, dikirimkan langsung ke langit dalam lirih suara.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya