Follow Me

Saturday, July 7, 2018

Semakin Emosional, Semakin Sulit?

Bismillah.
#random

Jadi sehari kemarin aku habiskan tanpa menulis. Dan hari ini, kukatakan pada diriku, aku harus menulis. Sembari blogwalking untuk cari topik yang menarik, kemudian brainstorming, sebuah pertanyaan kemudian muncul di otakku. 

Semakin emosional kita terikat pada suatu topik, apakah itu membuat kita semakin sulit menuliskannya? Atau justru semakin mudah? 

Pengalamanku.. sebagai orang yang hampir selalu bawa perasaan hehe, bisa keduanya. Bisa mudah, ya ngalir aja, kan lagi emosional, jadi rasanya kaya banjir ekspresi, banjir kata-kata yang memenuhi dada dan otak. Biasanya lebih mudah menulis topik saat aku reaktif dan sensi terhadapnya hehe. 

Tapi.. bisa jadi sebaliknya. Semakin emosional aku terikat pada topik tertentu, semakin sulit menuliskannya. Contohnya, ada sebuah khutbah, bahas tentang satu ayat perihal pertengkaran anak dan orangtua, surat al ahqaf. Itu sudah lama banget wacana untuk menuliskannya, draftnya sudah bolak balik diganti, bahkan dibuat yang baru, dengerin lagi khutbahnya, nyatet pake tulisan tangan, baru setengah jalan udah kebawa emosi lagi hehe. Topik tersebut terlalu terikat erat bagiku. Ya, posisiku sebagai anak, yang seolah ayat itu disajikan untuk menggambarkan tentangku. Rasanya berat gitu nulisnya hehe. Bagaimana bisa aku menuliskannya, kalau aku belum sepenuhnya merefleksikan isi khutbahnya di hidupku. Aku sudah berkaca, tapi kalau berhenti di situ, buat apa? Rasanya seperti.. apa ya, susah jelasinnya. Tapi intinya sulit, menulis topik yang terikat emosional bagi diri. 

***

Kalau sudah kaya gini.. sebenarnya solusinya adalah menenangkan emosinya, dan mengedepankan rasionalnya.

Harusnya sih hehe. Tapi menulis dengan otak saja, tanpa membawa hati rasanya bukan aku banget hehe. Padahal, mayoritas tulisan di sini bisa jadi cuma kata-kata kosong, tanpa bawa hati dan otak. Cuma permainan kata. 

Anyway, tulisan ini.. intinya masih sama, ingin bertanya, apa sebuah topik, yang kita terkait secara emosional membuatnya lebih mudah dituliskan? atau justru lebih sulit?

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya