Follow Me

Tuesday, July 24, 2018

Like a Bad Habit

Bismillah.
-Muhasabah Diri-

Hidup dalam pikiran dan hati yang selalu dipenuhi hal positif itu menenangkan. Banyak yang sudah menjalaninya sehari-hari. Tapi banyak juga yang berjuang untuk mencapai itu.

Berpikir negatif itu buruk, berpasangka buruk pada manusia itu menyakiti diri, sudah paham sekali, tapi ada momen-momen sulit untuk tetap positif. It's like a bad habit. You know it's bad, but you keep doing it. Bodoh memang, tapi menurutku, justru disitulah tantangannya. Apakah kita mau terus berjuang agar tetap positif, mencoba menjernihkan hal-hal negatif yang menendang-nendang di otak, dan membuat dada sesak? Atau kita justru memilih membiarkannya saja, larut, hanyut dalam perasaan negatif yang meracuni.


***

Pernah suatu sore, entah aku yang sedang berada di kondisi tidak stabil, atau memang satu hal tersebut memang titik kelemahanku. Tapi satu pemicu membuatku berprasangka buruk, seketika aku ingin menangis, karena perasaan marah dan tidak nyaman akan kehadiran pikiran buruk di otak dan hatiku. 

Sore itu.. aku duduk di salah satu sudut kecil ruangan, mencoba menjernihkan otak dengan menulis, berupaya agar emosi tidak meledak, agar bisa disalurkan lewat kalimat dan kata-kata. 

***

I... this situation, it makes me wanna cry. When I face a situation that makes me think negative easily, it feels like my tears just want to burst out. I.... for me, it's still difficult. It's still hard for me to keep thinking positive, to stop the negative prejudice inside my head. 

Kadang jadi bertanya, se... rendah itukah imanku sehingga berprasangka baik kepada sesama muslim sulit? Why? Kamu.. kenapa sih Bell?

Saat yang lain mungkin mudah menemukan sisi positif, think of another excuse to another excuse to let go that negative thoughts. Why you just sat there, writing this and cry? Actually it's not that person, or this situation that hurts you..... It's you hurting yourself. You torture yourself by thinking negative. Don't you get it?

Apa ini karena kelemahanku dalam komunikasi? Kamu kan bisa bertanya..(untuk menghilangkan prasangka buruk) tapi.. buat apa tanya kalau di otakku sudah terisi "sampah". Lisanku hanya akan mengeluarkan kata-kata tajam. I'll hurt people if I speak out and ask about it. So... lebih baik aku niteni saja kan? Menulis di sini, nangis-nangis sendiri. wkwkwk. 

Berdoa Bell.. Adukan padaNya rada sakit yang tak kau pahami ini. Jika sulit berprasangka baik, berceritalah padaNya. Kamu tahu? Seburuk apapun komunikasimu dengan manusia. Terbatamu saat mengungkapkan apa yang ada di hati dan pikiranmu. Semuter-muter apa saat kamu berusaha menuliskan "rasa sakit dan sulit" yang kau rasakan. Meski kau terbata untuk berbicara, dan muter-muter untuk menuliskannya.. Komunikasi dengan Allah itu.. mudah. He made it easy to every human being. Allah made it easy to us to talk to Him. Karena hanya Allah Yang Maha Mengetahui, termasuk apa yang ada di hatimu.

Jadi saat semua terasa sulit untuk diungkapkan. Ingatlah kamu bisa berdoa dan mengungkapkan padaNya. Boleh lewat doa yang kamu hafal dan pahami maknanya. Boleh lewat bahasamu (jawa, english, indonesia). Bahkan boleh juga pakai bahasa kalbu dan bahasa mata. Cause He knows exactly the meaning of your tears.

***

Alhamdulillah, menulis itu, sedikit mengeluarkan satu dua bulir air mata sedikit menenangkan diriku. Sore itu, meski perasaanku masih kalut. Aku berusaha untuk melawan kebiasaan buruk, ya, kebiasaan buruk untuk berprasangka buruk.

Aku juga ingat, sore itu.. saat menulis dan berdoa masih berasa kurang. Aku boleh curhat ke teman. Allah tidak melarang kita untuk curhat ke manusia. Bahkan kalau perempuan, itu udah kaya hal alami.

So I sent a message to her, telling her I just want to cry. Alhamdulillah, masih ada teman yang membaca pesan itu dan membalasnya. Ringan bertanya tiga huruf, aku jawab bukan. She tell me, that I could continue and cry when I get home. She knows me well enough. Bersyukur Allah takdirkan kami bertemu dan komunikasi yang terjalin ini.. meski sederhana, dan bukan curhat panjang lebar, bagiku cukup.

I'm not alone. Saat aku, berjuang melawan kebiasaan buruk yang suka kambuh ini.. ada Allah yang siap mendengarkan keluhanku saat aku merasa lemah dan kesulitan. Allah juga sediakan orang-orang baik, yang siap mendengarkanku kalau aku... mau membuka diri dan bercerita.

***

Terakhir, aku ga tahu sih.. kalau orang-orang yang sudah terbiasa menjalani hari dengan berbagai kepositifan di hati dan pikiran. Aku gatau bagaimana mudahnya, atau triknya, agar bisa mengusir kenegatifan kala ia menyerang. 

Tapi... aku termasuk manusia biasa, yang masih berjuang untuk menjadi positif. Aku percaya, ada orang-orang yang berjuang juga dengan pikiran negatifnya. Mungkin bukan tentang prasangka buruk, tapi tentang hal lain. I just want to say, even if we're still struggling, it doesn't mean we're already bad, and we can't change to become good people, good people with positive mind. Meski itu.. seperti kebiasaan buruk, bukan berarti kebiasaan itu tidak bisa dihilangkan. It won't be easy, but it's not impossible. Bisa in syaa Allah. 

Semangat ^^

Allahua'lam. 

***

PS: Tulisan italic ditulis di suatu sore, sekitar jam 4, tanggalnya lupa. Karena emosional, ga kepikiran nulis tanggal, ditulis di buku tulis yang setia jadi teman corat-coret hariku.



No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya