Follow Me

Sunday, November 29, 2020

We Left It Way Behind

November 29, 2020 2 Comments

Bismillah.


-Muhasabah Diri-


Sabtu sore, Purwokerto seperti biasa hujan. Cause it's rainy days, hampir setiap sore Purwokerto dihias hujan. Alhamdulillah. Semoga hujan juga di hati yang beberapa hari ini terasa mengering karena ulahku sendiri.


Materi SSS pekan ini berat untuk ditulis, tapi meski berat, aku masih ingin menuliskannya untuk diriku terutama. Kebenaran itu seringkali pahit, tapi kebenaran itu baik untuk diri kita.


***



Tahun 2014 pertama nonton videonya. Beberapa kali diulang di tahun berikutnya. Sampai weekend ini, Allah ingin mengetuk lagi pintu hati kita, agar kita tergetar dan bertanya pada cermin,


"Apa kabarmu dengan Quran?"


Have we left it way behind? TT


Ustadz Nouman dalam menjelaskan, QS Al Furqan ayat 30 menggunakan kata "mahjuran" yang akar katanya sama dengan kata hijrah. Maknanya, kita bukan cuma lupa dikit, atau lalai dikit, atau ninggalin dikit. Tapi bener-bener mengabaikan quran, ninggalin jauuuh dari hidup kita TT


Itulah mengapa ayat ini tidak menggunakan kata taraka-matrukan, tapi hajara-mahjuran. The meaning is we left it way behind. Meninggalkan quran dengan tidak mengamalkannya, tidak memahami ayat-ayatnya, tidak menghafalnya, tidak membacanya, tidak mendengarkannya, bahkan kalau ada pengingat ayat quran yang qadarullah muncul di timeline sosmed kita, atau video kajian yang muncul di dashboard, kita mengabaikan dan meninggalkannya TT


Dan kalau nonton video versi full-nya --bisa akses di sini, disebuytkan ayat sebelumnya membahas tentang penyesalan seseorang karena berteman dengan orang yang salah, merasa nyaman berada di lingkungan yang terus menerus mengajak fokus ke distraksi dunia, dan mengabaikan Al Quran.


Dan ustadz Nouman berpesan agar kita serius cari temen dan lingkungan yang bisa membantu kita jadi lebih baik.


You and I have to make a solid effort to find people find the company of people that make us more respectable, they make our manners better, they make our speech better. They make us more courteous, they make us more patient. They make us (becoming a) better people. - Nouman Ali Khan


Yuk cari dan perbanyak teman/komunitas yang membantu kita untuk terus inget sama quran, yang akan menyemangati kita kalau kita lagi jauh dari quran. Yang, meski kita cuma silent reader, kita seolah sering diingetin untuk "Yuk, buka quran, baca meski cuma satu dua ayat". Yang mungkin mereka ga nyuruh terang-terangan, tapi berada diantara mereka membuat kita keinget untuk mentadabburi ayat quran dan mengamalkannya.


Trus ada lagi nih catetan tentang temen. Mungkin ada yang ngerasa, aku kan di rumah aja, jadi deh ga ada ceritanya berteman sama orang yang salah. Eits, tunggu dulu. Ternyata temen di sini bentuknya ga cuma manusia? Tapi bisa jadi setan.


لَّقَدْ أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَآءَنِى ۗ وَكَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ لِلْإِنسَـٰنِ خَذُولًۭا

Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. [Surat Al-Furqan (25) ayat 29]


Arti khodzula adalah temen yang pas kita lagi butuh dia, tapi dia malah gatau dimana. Kebalikan dari friends in need.


Di sini jleb banget sih, jadi notes buat diri sendiri. Ayo cek lagi, jangan-jangan dalam sepi dan sendiri, kamu berteman dengan setan. Jangan-jangan kita selalu ngikutin was-was setan, untuk lebih memilih melakukan hal-hal lain yang gak penting, padahal waktu tersebut bisa kita gunakan untuk berinteraksi dengan quran. Hiks TT Allahummaghfirlana dzunubana wa israfana fi amrina...


Terakhir, quotes video versi full. Untukku, untukku, untukku.


"If bad words are going into your ears, bad words are gonna come out of your tongue.

If you're seeing evil all the time, going in, then evil actions will come out. They will come out, they don't just stay in.

You can't just pretend that the things you watch, and the things you hear, and the places you go will not have an impact on your character. They will.

And we don't want to be of those people who regret having the wrong kinds of friends on Judgment Day."

-Nouman Ali Khan


Semoga Allah tidak menjadikan kita orang yang mengabaikan dan meninggalkan Quran. Semoga Allah menjadikan hati kita cinta kepada Quran, sehingga kita tidak pernah bosan membersamainya. Semoga Allah memudahkan dan menguatkan kita untuk mengamalkan ayat-ayatNya. Rabbi habli hukman wa alhiqni bisholihin. Aamiin.


Allahua'lam bishowab.


***


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Saturday, November 28, 2020

SS Week 3 (Part 3/End) - Cara Terbaik Mencintainya

November 28, 2020 0 Comments

Bismillah.


#guidelight #lightseeker


Judul di atas aku pakai terinspirasi dari tulisan seorang teman di tumblr yang membagikan tadabbur pendek QS Ali Imran ayat 31, bahwa cara untuk menunjukkan kita mencintai Allah, adalah dengan cara mengikuti Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam.


Pemantik ketiga sharing session guidelight pekan kemarin adalah tentang bagaimana sikap kita terhadap kasus kartun yang mengolok-olok Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam. Saat sesi sharing session, sebenarnya aku cuma menyampaikan ulang isi dari video ini


Tapi untuk tulisan SS ini, aku ingin berbagi sedikit dari khutbah Ustadz Nouman Ali Khan yang berjudul Our Honor is Islam.




Ada beberapa poin. Yang pertama tentang rasa marah yang muncul saat orang yang kita cintai disakiti/diolok-olok. Seperti halnya tidak ada anak yang rela orangtuanya dihina, atau ayah yang tidak akan tinggal diam melihat anak perempuannya direndahkan. Rasa marah tersebut adalah hal yang manusiawi, wajar, dan justru harus muncul saat kita melihat orang lain menghina Rasulullah atau menghina islam. Kita tidak boleh kehilangan kepekaan kita, dan justru cuek, atau merasa cukup dengan mengklik emoticon angry di sosial media. Rasa marah tersebut harus dijaga agar tidak reactional, tidak meledak. Rasa marah tersebut harus disalurkan dengan cara yang benar.


Poin kedua. Apapun yang orang katakan tentang islam, quran dan Rasulullah, penghinaan dan tuduhan-tuduhan yang mereka katakan, tidak berpengaruh apapun. Allah menyebutkannya dalam Quran. Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut atau tipu daya mereka, tetapi Allah justru menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.


يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ [Surat As-Saff (61) ayat 8]


Poin ketiga. Kejadian penghinaan terhadap Rasulullah/islam bukan baru terjadi hari ini. Kejadiaannya berulang. Protes, boikot, berbagai opsi tindakan diambil, pertanyaannya, apa cukup hanya dengan begitu? Ustadz Nouman memberikan penekanan, bahwa kejadiaan penghinaan pada Rasulullah seharusnnya membuat kita makin semangat mengamalkan sunnahnya. Kita tidak butuh propaganda media, atau terus menerus menuntut pemerintah. Kita perlu masing-masing bergerak dan mengejawantahkan sunnahnya dalam hidup kita. Sehingga orang lain, yang melihat penghinaan tersebut tahu, bahwa itu salah. Karena mereka melihat muslim tidak begitu.


Amarah yang muncul karena kita tidak rela Rasulullah diperolok-olok, seharusnya membuat kita justru makin menanamkan islam di kehidupan kita. Seperti hal-nya Hamzah, radhiyallahu anhu, yang justru karena mereka berlaku semena-mena kepada Rasulullah (keponakan beliau), beliau akhirnya masuk islam. Begitu pula seharusnya kita, karena propaganda buruk yang mereka lakukan pada islam, kita jadi terpacu untuk semakin serius berislam, makin semangat mengerjakan sunnahnya. Itulah cara terbaik mencintainya.


Terakhir, quotes dari video Our Honor is Islam,


We should do the thing that Allah love the most and the thing that kuffar hate the most.

....This is the time for you and me to show how much Islam is an inseparable part of our identity, and indentity for generations to come. 

If you're somebody who was barely praying, you should say, "You know what? Because you hate my Islam so much, now I'm going to pray 5 times."

You're thinking about hijab, you're not sure about, "You know what? Because you hate my Islam so much, and because you wanted me to let it go, now I'm gonna wear it even more. Now I'll put it on."

I was thinking about my beard, now it's coming. Because I will offend you with what makes Allah happy, (I will offend you with) what brings me closer to my Prophet. I will offend you with it.

"You like offending him?"

"Oh, I like offending you when you hate him"

I'll offending you by deepening my roots in this book (Al Quran)." - Nouman Ali Khan


Allahua'lam bishowab.


SelfD #1 : What Am I Most Proud Of?

November 28, 2020 0 Comments

Bismillah.


Hal apa yang paling membuatmu bangga?


Aku pernah merasa bangga karena banyak hal, mulai dari penampilan fisik, kemampuan otak, juga akan pencapaian-pencapaian yang pernah terjadi dalam hidup, bersekolah di A, mengikuti kegiatan B, mendapatkan C, mengenal D, dll. Tapi suatu hari, aku disadarkan bahwa ada hal yang tepat untuk dibanggakan. Ada hal lain yang lebih mendasar. Sesuatu yang tidak boleh aku lupa. Sesuatu yang ingin aku jadikan identitas sampai kelak aku meninggalkan dunia ini, untuk kemudian dihidupkan lagi.


I am muslimah. Begitu yang ingin aku tulis di setiap profil picture-ku. Kenapa? Karena menjadi seorang muslim, muslimah, adalah hal yang membuatku bangga. I'm proud to be muslimah.


***


Baru kemarin rasanya aku membaca penjelasan di VOB (Voice of Bayyinah), tentang bagaimana Allah memilih kita sebagai seorang muslim. bahwa Allah memilih kita karena Allah melihat kebaikan dan potensi dalam diri kita. Sesuatu yang saat ini mungkin kita sendiri tidak menyadarinya. Dan penjelasan itu membuatku makin bersyukur atas nikmat iman dan islam.


Terakhir, it's easy to say I'm proud to be muslimah. I am muslimah. Tapi iman bukan cuma apa yang diucap lisan kan? Ada konsekuensinya. I'm not perfect, I made, and maybe I'll make a lot of mistakes. But I'll try to be a better muslimah.



***


Wednesday, November 25, 2020

I Can't Stand Compliments

November 25, 2020 0 Comments

Bismillah.


Ada rasa terima kasih memang, saat sebuah pujian ditujukan pada diri. Tapi sejujurnya, lebih banyak perasaan tidak nyaman.


***


Judulnya mungkin kurang tepat ya. Ga bisa disebut ga suka juga, karena reaksi pertamanya tetep aja manusiawi, siapa yang ga suka dipuji? Apa lagi perempuan ya. Telinganya suka dimanja kata-kata indah. Tapi reaksi spontan itu biasanya tidak bertahan lama. I don't know how to react, pengennya sih diem aja, tapi ada momen saat aku harus merespon.


Rasa tak nyaman akan kehadiran pujian itu adalah karena aku tahu betul aku tidak pantas menerima kata-kata tersebut. Allah tahu, aku tahu, dan mereka tidak tahu. PRku: harus ngafalin doa sahabat tentang prasangka baik dan pujian orang lain pada kita.


Ada satu lagi alasan lain. Pujian-pujian itu, entah tulus atau tidak, menjadi pupuk bagi penyakit hati. Penyakit hari yang sering kali begitu pandai bersembunyi. Semut hitam, di atas batu hitam, di gelap malam, dalam hutan. Menulis tentang ini mengingatkanku pada quotes-nya ustadz Salim A. Fillah. Ada yang hafal? Aku cuma ingat beberapa kata saja, asap terbakar, putih nanah. Let's just googled cause I don't remember the complete sentence.


Jika kau merasa besar, periksa hatimu. Mungkin ia sedang bengkak.

Jika kau merasa suci, periksa jiwamu. Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani.

Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu. Mungkin ia sedang melayang kehilangan pajakan.

Jika kau merasa wangi, priksa ikhlasmu, mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya'. 

- Salim A. Fillah


***


Penutup. Semoga Allah menjaga hati kita dari berbagai penyakit hati. Semoga Allah menyembuhkan hati kita, jika ia sedang sakit dan merintih dalam diam. Semoga Allah menghidupkan hati kita, jika ia mengeras setelah lama tidak merasakan sejuknya hujan ayat-ayatNya. Aamiin.

Sunday, November 22, 2020

SS Week 3 (Part 2) - Dari Hati dan dengan Cinta

November 22, 2020 0 Comments

Bismillah.

#guidelight #batch3 #lightseeker



Pekan ini Sharing Session sedikit berbeda, selain pemantik yang jumlahnya tiga, pengumpulannya pun berbeda. Bukan lagi file dokumen PDF maksimal 3 halaman, tapi sebuah insight yang dibagikan ke instagram/blog/podcast, dikumpulkan dalam bentuk link. Sebuah catatan tertulis di keterangan SS pekan ini: Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan.


Tulisan terkait pematik pertama bisa dibaca di sini. Sekarang kita lanjut ke pemantik kedua.


Pemantik kedua, masih dari kisah seorang lelaki dari pinggiran kota, yang mencintai kaumnya. Rasa cinta tersebut, tidak terhenti saat ia hidup. Bahkan setelah ia meninggal, karena disiksa kaumnya, dan Allah menghadiahkan surge, ampunan dan kemuliaan kepadanya, ia masih mengingat kaumnya. Ucapan tersebut Allah abadikan dalam Al Quran, “Ya laita qaumi ya’lamun”, if only my people know.


Ini ketukan lembut kedua. Jika yang pertama mengajak kita untuk menyadari pentingnya berdakwah, kali ini ketukannya mengingatkan kita untuk berdakwah dari hati, dan dengan cinta. Karena ada yang niatnya berdakwah, namun salah memilih cara dan kata. Bukan mengundang, namun justru membuat orang jadi pergi.


Pemantik kedua mengingatkanku pada penjelasan sebuah ayat di surat An Nahl.


ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَـٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl (16) ayat 125]


Ustadz Nouman saat itu menjelaskan beberapa hal. Pertama tentang kata ud’u, yang berarti undangan, dan bahwa undangan itu hanya dibagikan pada orang yang kita sayangi. Dan yang kedua, bahwa undangannya bukan ke suatu tempat, tapi ke sebuah jalan. Di sebuah jalan, kecepatan kendaraan yang melintas berbeda-beda. Ada yang berjalan pelan, ada yang bersepeda, ada pula yang menggunakan mobil balap. Kita tidak diminta untuk menuntut semua orang berada pada kecepatan yang sama. Selama kita ada di jalan tersebut, maka kita akan selamat.


Mengundang dari hati dan dengan cinta itu butuh ilmu, maka kita harus belajar dengan fiqh dakwah. Memberi kabar gembira sebelum peringatan. Mempermudah dan tidak mempersulit. Lembut dan tidak kasar. Jikapun harus berdebat, maka berdebat dengan cara yang baik. Semuanya tidak mudah, tapi bisa dipelajari. Harus banyak berdoa, semoga Allah menguatkan kita. Karena kalau istilahnya ustadz Salim, ini adalah Jalan Cinta Para Pejuang. ^^


Allahua'lam.

SS Week 3 (Part 1) - Dua Kaki, Lisan dan Iman di Hati

November 22, 2020 0 Comments
Bismillah.

#guidelight #batch3 #lightseeker




Pekan ini Sharing Session sedikit berbeda, selain pemantik yang jumlahnya tiga, pengumpulannya pun berbeda. Bukan lagi file dokumen PDF maksimal 3 halaman, tapi sebuah insight yang dibagikan ke instagram/blog/podcast, dikumpulakan dalam bentuk link. Sebuah catatan tertulis di keterangan SS pekan ini: Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan


Pemantik pertama adalah tentang kisah seorang lelaki. Ada yang pernah baca atau dengar? Lelaki yang tidak disebut namanya, tapi hujjahnya Allah catat dalam kalamNya? Allah abadikan bagaimana iman di hatinya, menggerakkan kakinya untuk bergegas menemui kaumnya, mengajaknya untuk mengikuti para rasul yang tidak meminta upah dan berada dalam petunjuk. 


Kisah laki-laki tersebut seolah mengetuk pintu hati kita pelan, bahwa untuk berdakwah, hanya dibutuhkan iman dalam hati, yang menggerakkan kaki dan lisannya. Hanya dibutuhkan kecintaan dalam hati, karena ingin agar kaumnya merasakan manisnya iman. 

Bagaimana dengan diri? Sudahkah kita mengambil peran untuk berdakwah, meski hanya sekedar membagikan info kajian, atau share tadabbur ayat quran dari akun dakwah lain? Dan tahukah? Bahkan kita bisa berdakwah tanpa kata-kata, jika kita berusaha mengamalkan ajaran islam dalam keseharian kita. Karena perbuatan, akhlak, contoh dalam laku suaranya lebih lantang ketimbang caption di bawah foto yang kita bagikan. 

Mendengar dan membaca kisah seorang lelaki dari pinggiran kota tersebut, aku jadi teringat pembahasan di buku 7 Habits. Bahwa perlu ada pergeseran paradigma, agar kita sikap dan perilaku kita berubah. Sungguh kata ‘dakwah’ begitu berat, sampai sekarang pun begitu. Tapi kalau kita geser persepsi kita. Kalau fokusnya kita alihkan ke pahala yang Allah janjikan, tentu kita akan bersegera dan berlomba untuk melaksanakannya. Sekecil apapun langkah kita. Kenapa? Karena siapa yang tidak ingin memasuki jannah-Nya? Karena siapa yang tidak ingin mendapatkan ampunan dan kemuliaan dari-Nya? 

Sampai detik tulisan ini kuketik, dakwah masih bukan hal yang mudah bagiku. Karena aku tahu betapa diri ini berbalut dosa dan jauh dari berilmu. Tapi ingatan akan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam membuatku memberanikan diri melangkah, “Sampaikan walau hanya satu ayat”. Dan ayat yang ingin kucantumkan, adalah ayat ini… ayat pengakuan iman dari seorang lelaki. 

إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ 

Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku. [Surat Yasin (36) ayat 25] 

Allahua’lam bishowab.

Saturday, November 21, 2020

Doa Agar Teguh dan Kokoh

November 21, 2020 0 Comments

Bismillah.


Selamat hari Sabtu semuanya~ Akhir pekan ini ada agenda apa?


Aku pekan ini ada agenda sharing serius tapi santai di NAK Indonesia. ^^



Materi yang dibahas pekan ini tentang Emotional Excess atau Emosi yang Berlebihan. Silahkan nonton videonya ya, kurang dari 10 menit, dan visually pleasing terutama buat penggemar Attack On Titan (AOT). **meski ga pernah nonton qadarullah aku tahu dikit dari tulisan Mba Sinta Yudisia di blognya.


Video tersebut bagiku menarik banget karena membuatku lebih memaknai doa dalam Quran. Pembahasan ayat doa dalam Quran bagiku tuh penting banget, karena after effectnya. Doa yang tadinya mungkin kita bacanya lempeng, jadi kerasa dalem dan deep-nya kalau udah denger penjelasannya. Maknanya jadi lebih membekas di hati setiap kita membaca ayat doa tersebut.


Nah doanya ada di QS Ali Imran ayat 147.


وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِىٓ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ


Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". [Surat Ali-Imran (3) ayat 147]


Kata "israaf" sering diterjemahkan berlebih-lebihan. Dan salah satu bentuk "israaf" adalah israaf dalam emosi.


Manusia diciptakan memiliki emosi, maka ketika ada sesuatu yang salah, kemudian ia marah, itu merupakan hal normal. Tapi... yang bermasalah itu, kalau kemarahannya berlebihan. Amarah yang sampai merasuk dan membuat diri kita, setiap waktu, pada siapapun dan dimanapun merasa marah. Kemarahan yang terus menerus meneror otak kita. Israaf dalam amarah.


Rasa marah tersebut mungkin awalnya muncul karena suatu kejadian, atau satu kalimat. Namun setelah momen tersebut, kita jadi berubah. Amarahnya begitu merasuk dan memuncak sampai pandangan kita berubah. Seolah gak ada lagi hal baik di dunia ini. Gak ada lagi hal uang membuat kita bahagia. Bahkan hal-hal yang dulu ga pernah membuat kita marah, gatau kenapa menjadi sesuatu yang mengesalkan dan menjengkelkan.


Kalau udah kejadian seperti itu, orang-orang di sekitar kita otomatis akan kena batunya. Karena hampir tiap waktu, ga kenal tempat, dan seringkali tanpa alasan yang jelas kita merasa kesal dan marah. Ustadz menjelaskan bahwa setelah itu akan ada chain reaction. Dan ujung-ujungnya excess emotion tersebut akan mendatangkan banyak kesulitan, masalah atau penderitaan (dhur).


Dan ini ga cuma tentang israaf dalam emosi amarah ya. Disebutkan segala sesuatu yang berlebihan/israaf akan mendatangkan kesulitan/dhur. Entah itu amarah yang berlebihan, bercanda yang berlebihan maupun cinta yang berlebihan atau sering disebut bucin.


Ada juga nih "pasive emotion" yang erlu diperhatikan juga, agar jangan sampai israaf. Karena kalau israaf bakal membuat kondisi mental kita ga baik.


Passive emotion ini, misal ada ketidakadilan/keburukan, tapi kita diem aja. Ga membela diri/menegakkan kebenaran. Misal orang lain dzalim/jahat ke kita atau ke keluarga kita, tapi kita milih diem aja, karena mikir "ini ujian kesabaran". Kita diem terus, sampai orang itu terus menerus mengulang kesalahan/kedzaliman tersebut. Ini termasuk kategori israaf.


Ya memang, kita diminta untuk sabar, untuk ga melampiaskan amarah dengan teriak-teriak atau melempar tinju. Tapi bukan berarti kita diam saja. Kebenaran/keadilan harus tetap disampaikan. Though it hurts, we still must tell the truth. Katakan dengan bahasa dan komunikasi yang baik, bahwa yang salah itu salah, dan yang benar itu benar.


Karena, kalau kita mendiamkan, ga bersuara, kita sebenernya sedang melakukan israaf pada diri kita sendiri atau bahkan pada orang lain. (You create an israaf against yourself or the other).


Nah, karena israaf itu ada banyak bentuknya. Ustadz mengingatkan kita untuk sering muhasabah diri, bertanya pada diri. Apa yang berlebihan dalam hidup kita? Atau apa yang masih kurang banget dalam hidup kita?


Where am I doing too much?

What am I doing not enough at all?

What am I focus away from?


Karena saat kita berlebihan di satu sisi, maka otomatis ada sisi lain yang kita abaikan.


Ustadz Nouman ngasih contoh, seorang ibu yang terlalu cinta ke anaknya (obsesif). Saking cintanya ke anaknya, ia sampai lupa perannya sebagai istri dadi suaminya. Sampai shalat/ibadahnya ga fokus. Sampai bahkan ga merhatiin kesehatan dirinya sendiri.


Dan kalau udah israaf, berat sebelah, untuk menyeimbangkannya lagi tuh gak mudah. Makanya Allah ajarkan kita doa ini dalam Quran. Supaya kita membacanya. Kenapa? Karena Allah tahu banget, kita membutuhkan doa ini.


***


Balik ke doa ya. Yuk baca dan cek. Apa hal yang kita minta dalam doa ini?


1. Rabbanaghfirlana dzunubana

Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami


3. ....wa israfana fi amrina

(dan ampunilah kami) atas israaf dalam urusan-urusan kami.


Kalau penjelasan dari ustadz Nouman,

"Then we ask Allah, whenever we went in excess, cover that. In other words, every time we went in excess, something else must have been destabilize."


Kita meminta agar dibantu menyeimbangkan lagi, setelah kita melakukan israaf dalam urusan-urusan kita.


Ustadz menambahkan, itulah mengapa pemohonan selanjutnya,


3. wa tsabbit aqdamana.

Firm our feet. Plant our feet.

Teguhkan kaki kami. Kokohkan tempat kami berdiri.


Kenapa? Karena israaf dapat membuat hidup kita kacau balau, ga stabil (unstable).


"Israaf brings problem in your life."


"Now we're learning, your feet can't be firm if you have israaf in your life."


Israaf merupakan salah satu penyebab anxiety, turbulance, problems. Ada aja yang ga bener kalau misal dalam hidup kita ada israaf.


Karena harmoni itu hadir dalam keseimbangan. Sedangkan israaf berarti ada hal yang ga sesuai tempatnya, ga sesuai porsinya. Dan saat ada israaf, kita akan merasa terganggu. Kita bakal ngerasain, entah itu ga bisa tidur (insomnia), jadi mudah cemas (anxiety), ga tenang, dll.


Jadi, kalau kita merasa ada yang salah di diri/hidup kita. Kalau kita ngerasain efek dari israaf yang disebutkan di atas. Yuk amalkan doa ini. Doa ini juga untuk siapapun yang ingin dikokohkan kakinya, agar tidak goyah.


Mari angkat tangan dan tunduk sejenak, memohon dengan hati berharap padaNya,


رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِىٓ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ


Aamiin.


Allahua'lam bishowab.


***


PS: Jujur bingung milih judulnya. Semoga judulnya ga salah ><

Ada yang punya saran judul lain?





Wednesday, November 18, 2020

Komunikasi Efektif

November 18, 2020 0 Comments

Bismillah.


Nemu catatan kuliah tentang ini di sebuah buku bersampul hijau pupus, sayang kalau ga disalin. Oh ya, karena ini catatan, jadi lebih ke bullet poin. Ga akan aku ubah jadi paragraf.


***


Komunikasi Efektif


  • Menempatkan diri sebagai pendengar. Karena bisa jadi ia terlihat baik-baik saja, padahal tidak.
  • Volume suara - memastikan cukup terdengar
  • Harus jelas, supaya pesannya sampai, tidak banyak noise
  • Diverifikasi informasinya sampai atau tidak
  • Tidak boleh berlebihan. Kalau diulang-ulang mulu, yang tadinya jelas bisa jadi tidak jelas.
  • Kalau sudah sampai informasinya, bisa jadi tidak perlu diulang lagi. Belajarnya ga perlu diulang.
  • Respect ke semua orang (PR). Ga boleh merendahkan orang lain.
  • Memberi terlebih dulu, maka orang lain akan balik memberi
  • Pada dasarnya manusia itu baik, kalau kita baik ke orang lain maka ia akan baik.Kalau orang sering dijahatin, dia balik jahatin.
  • Bedakan rendah diri, humble, percaya diri, dan arogam. 4 spektrum berbeda yang berdekatan.


(tambahan: sepertinya bukan terkait materi komunikasi efektif, tapi dicatat untuk diri)
  • Minta maaf tapi ga ada perubahan sikap. -.- >.<
  • Perubahan itu  dari kamu sendiri bukan dari orang lain
  • Kamu sudah dewasa, bukan anak kecil. Harusnya sudah tahu mana yang baik maupun yang buruk.
  • (PR) Praktekkan komunikasi yang efektif

***


Jika Allah menakdirkanmu menemukan catatan itu, artinya Allah ingin mengajarkanmu sesuatu.


Hai diri, yang kemarin nulis fiksi pendek tentang tokoh yang lupa cara berdialog karena terlalu sering bermonolog. Tuuuh, Allah kasih kisi-kisi caranya. Tinggal melangkah dan ikhtiar mempraktekkan. Semangaat~


Terakhir, semoga bermanfaat^^


Allahua'lam.


***


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

***

PS: Tertanggal di catatan itu 8 Juni 2017. I think I know who the lecturer is. The beautiful lady with a soft smile and voice.

My Personal Instagram is Public Now

November 18, 2020 1 Comments

Bismillah.


#gakpenting


Tulisan ga penting sih. Cuma pengen nulis aja, bahwa hari ini, 18 November 2020. Instagram @kirei999193 resmi jadi akun publik, yang bisa difollow dan dilihat siapapun.


Akhirnya, setelah sekian lama perdebatan dengan diri. Karena sebenernya isinya ga privat, ngapain pula di privat. Berkali-kali ngerasa bersalah ngapusin permintaan follow dari orang. Maaf untuk siapapun yang merasa terluka karena ga di accept permintaan follownya. Cuma karena aku pengan jaga angka bagus hahaha.


Sebenernya kepikiran buat ngapusin semua follow. Jadi cuma follow betterword_kirei aja. Tapi gatau lah. Sementara sih aku biarkan saja. Toh sebenernya aku lebih banyak pakai akun @betterword_kirei.


Btw, dengan berubahnya akun instagram jadi publik,aku mikir, apakah aku sekarang udah baikan sama sosial media? *emang dulu pernah berantem? wkwkwk.


Aku juga bertanya-tanya, do I turn back to my-old-self with addition some precious lesson when I lost myself? Apa aku bakal aktif lagi di sosial media, condong ke ekstrovert lagi, setelah lama duduk diam jadi silent reader? Entahlah. Yang jelas, aku masih perlu tiap hari berdoa agar Allah berikan taufik dan hidayah.


Allahumma inna nas-alukal huda wattuqa wal ghina wal 'afaf. Aamiin.


Allahua'lam.


30 Pertanyaan untuk Mengenal Diri

November 18, 2020 0 Comments
Bismillah.

Kemarin qadarullah liat iklan di instagram @filltheblankspace. Trus ada semacam 30 list tema menulis self discovery. Aslinya sih tantangannya bulan November gitu.



Gatau kenapa tergerak untuk ingin ikutan. Bukan ikutan di ig ya. Mau mengisi blog ini dengan banyak tulisan tentang diri. Bukan untuk dibaca orang lain, tapi untuk diri sendiri.

Gatau sih. Bakal bisa selesai kapan. Dan mungkin tulisannya bisa jadi ga tiap hari. Bisa jadi juga akan pendek-pendek. Tapi intinya aku mau coba nulis dengan 30 tema itu.

Ini list 30 pertanyaan self discovery-nya:

1. What am I most proud of? Apa yang paling membuatku bangga?

2. I am grateful for... Aku bersyukur atas....

3. What would I tell my future self? Apa yang ingin aku ceritakan pada diriku di masa depan?

4. If I could do anything, what would it be? Jika aku bisa melakukan apapun, apa yang akan aku lakukan?

5. What are 7 things that made me happy? Apa 7 hal yang membuatku bahagia?

6. What would my perfect day look like? Seperti apa hari yang sempurna bagiku?

7. What is my favorite color? Apa warna favoritku?

8. What is my favorite music? What is my favorite ayat nowadays? Apa ayat favoriku saat ini?

9. What are my strength? Apa kekuatanku?

10. What are my weakness? Apa kelemahanku?

11. What am I afraid of? Apa yang aku takutkan?

12. What I want to be in the next 5 year? Ingin jadi seperti apa aku 5 tahun yang akan datang?

13. What do I need more in my life? Aku butuh lebih banyak apa dalam hidupku?

14. How am I feeling right now? Bagaimana perasaanku saat ini?

15. What do I love about myself? Apa yang kucintai dalam diriku?

16. What drains my energy? Apa yang membuatku cepat lelah?

17. Who inspires me the most? Siapa yang paling menginspirasiku?

18. What am I thankful for? Aku berterimakasih atas hal-hal ini.

19. What do I feel strongly about? Apa hal yang menarik bagiku? *bener gak, artinya??

20. How do I take care of myself? Bagaimana aku merawat/menjaga diriku?

21. What are my priorities? Apa priorirasku?

22. My top 5 favorites quotes? Lima kutipan favorit?

23. What motivates me? Apa yang memotivasiku?

24. My top 3 favorites places to go? 3 tempat favorit untuk dikunjungi?

25. What is something I'll never forget? Apa hal yang tidak akan pernah aku lupakan?

26. What is my saddest memory? Apa ingatan paling menyedihkan bagiku?

27. What are my daily habit? Apa kebiasaan harianku?

28. What is holding me back from changing? Apa yang menahanku untuk berubah?

29. Describe yourself in 10 words. Deskripsikan dirimu dalam 10 kata.

30. I deserve love because... Aku berhak dicintai karena...

***

Terakhir, ada yang coba nulis juga? Ga harus di blog, boleh di jurnal pribadi, ga harus tulisan panjang, boleh cuma desain simple yang menjawab pertanyaan itu. (:

Anyway, have fun discovering yourself! Selamat mengenali dirimu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas~

***

PS: write this in blogger app, will edit it later *for better view* in pc, in syaa Allah.

Sunday, November 15, 2020

SS Week 2 - Masih Belajar Tentang Dakwah

November 15, 2020 0 Comments
Bismillah.

#guidelight #batch3 #lightseeker




Menulis dan berbagi tentang dakwah bagiku rasanya berat. Meski sudah mengenal dunia dakwah sejak lama, tetap saja, aku merasa hanya memiliki sedikit hal yang bisa dibagikan. 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam diberi amanah nubuwah, menjadi salah satu utusan untuk menyampaikan kebenaran dan mengajak kaumnya menyembah Allah semata. Rasulullah dipilih untuk berdakwah kepada kaum yang ghafilun (lalai), yang belum pernah ada nabi lain yang diturunkan kepada mereka (QS Yasin ayat 6). Tidak sekedar lalai, bahkan ketika kebenaran sudah disampaikan pada mereka, mayoritas mereka tidak akan beriman (QS Yasin ayat 7). Tidak cukup di situ, di ayat berikutnya disebutkan pula bahwa keadaan mereka ibarat seseorang yang terbelenggu tangannya di leher, depan dan belakang mereka tertutup dinding, dan mata hati mereka tidak dapat melihat, sehingga ada atau tidaknya peringatan sama saja bagi mereka. Tapi yang menarik, meski Allah menggambarkan fakta-fakta yang berat tersebut, Rasulullah tetap diperintahkan untuk memberi peringatan, untuk melaksanakan tugas dakwah. Mengapa demikian? 

Pertama Allah menjelaskan bahwa tugas Rasulullah adalah untuk menyampaikan peringatan saja. Sedangkan mereka beriman atau tidak, hal itu ada dalam kekuasaan Allah. Kedua, Allah juga mengingatkan bahwa meski mayoritas dari kaumnya tidak beriman, aka ada sebagian kecil yang mau mengikuti dakwah Rasulullah (membenarkan, dan mengikuti kebenaran tersebut). 

Hal ini dikuatkan lagi pada perumpamaan yang Allah berikan di ayat-ayat selanjutnya. Bahwa ada Rasul lain yang diutus ke suatu negeri, bukan cuma satu Rasul, tapi tiga. Namun meski dakwah sudah dilakukan, penduduk negeri tersebut masih tidak beriman. Seolah kita yang membaca ayat-ayat tersebut ditekankan untuk tidak lupa, jika kita hendak atau sedang terjun dalam dakwah, bahwa tugas kita hanya menyampaikan sebaik-baiknya. Sedangkan hasilnya ada di tangan Allah. Karena Allah-lah yang berkuasa menghidupkan iman di dalam hati seseorang. 

Aku pribadi sebagai seseorang yang ingin berdakwah lewat tulisan harus sering-sering mengingatkan diri. Bahwa jumlah pembaca, jumlah like dan komen tidak boleh menjadi fokus kita dalam berdakwah. Jangan sampai kita menjadi loyo hanya karena kita merasa ‘dakwah kita sia-sia’. Aku juga harus mengingatkan diri, bahwa meskipun kewajiban kita hanya menyampaikan, bukan berarti kita lupa untuk mengevaluasi kinerja dakwah kita. 

Karena aku ingin fokus dakwah melalui tulisan, artinya aku harus banyak membaca buku, agar tulisan yang dihasilkan berkualitas. Selain itu aku juga harus belajar teknik menulis yang baik, bagaimana merangkai kata menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca. Belajar bagaimana menyampaikan amar ma’ruf dan nahi mungkar dalam story telling, agar pembaca tidak merasa digurui, dll. 

Satu lagi, dan yang terpenting, aku pribadi juga harus terlebih dahulu terus menerus menjaga imanku. Jangan sampai aku menjadi seorang yang bermuka dua, yang menulis tentang A, namun di balik layar justru mengamalkan negasi dari A. Bagian ini sebenarnya yang paling berat dari dakwah. Itulah mengapa kita harus membarengi usaha kita dengan doa, karena sungguh tidak ada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan berasal dari-Nya. Begitu pula meninggalkan kemaksiatan, sesungguhnya kita selalu membutuhkan bantuan dari Allah. La haula wala quwwata illaa billah. 

Terakhir, dakwah memang bukan hal yang mudah, tapi kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya seharusnya menggerakkan lisan kita untuk berkata, seperti hal-nya seorang laki-laki yang disebutkan dalam ayat 20, “Wahai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”. Semoga Allah menguatkan kita di jalan cinta para pejuang, semoga sedikit dakwah yang kita lakukan bisa menjadi pahala jariyah yang terus mengalir. Aamiin.

Allahua’lam bishowab.

Pertanyaanku, Jawabanku

November 15, 2020 0 Comments

Bismillah.


-Muhasabah Diri-


Aku terkadang bertanya, hanya untuk menjawab sendiri. Kebiasaan bermonolog mungkin. Atau ketidakpedulian pada sekitar. Entahlah.


***


Q: Apa nikmat yang kau butuhkan, tapi tidak pernah secara sadar kau minta? Dan Allah memberikannya, karena Allah tahu kamu membutuhkannya.


A: My parents. My family. Mamah, Papah, Mba Ita, Aan. Tinggal di rumah, Purwokerto. When I look at myself, keadaanku sekarang, dan kemungkinan terburuk jika saat itu dan sampai saat ini aku tidak terlahir dari keluargaku. When I look back, why Allah still saves me, and wakes me up from that deep and dark ravine. I think it's because the du'a of my mother. Doa panjang di malam-malam saat orang-orang tertidur.

Sekarang pun. Aku bisa menjadi jauh begitu lebih baik daripada kondisi saat itu, karena besarnya support system dari keluarga. I should be very grateful, but I'm afraid that I can't even appropriately show it in my attitude and behavior.


***


Up until now, I still think too much about myself. TT I wish I learn how to not a an egoist.

Saturday, November 14, 2020

Baca Ini Jadi.... TT

November 14, 2020 0 Comments
Bismillah.

Bukan, ini bukan blogwalking. Tapi sosmed-walking haha.

***

Jadi singkat cerita, lewat satu akun yang share dua cover buku, aku jadi follow akun ig penerbit buku tersebut, trus jadi follow akun salah satu penulis yang bukunya banyak diterbitin di sana.


Dari situ, mulai deh, baca-baca postingan beliau. Aku terutama tertarik sama cerita tentang anak beliau DeLiang yang akan segera nerbitin 4 novel sekaligus.


Dan kemarin malem, qadarullah aku baca postingan yang ini. Pas baca itu rasanya... TT *terharu gitu




***


Terharu karena ngebayangin pergolakan bathin anak sekecil itu. Trus jleb juga karena dibandingkan anak yang masih belia itu, effort-ku untuk menulis buku bisa dibilang masih 0.


Udah sih, cuma mau nulis ini aja, buat pengingat, agar ga berhenti melangkah. I know it's hard. It's a little bit heavy too, every time you see yourself still far away from the things you've been written here. Kalau di sini, yang sepi saja berat. Bagaimana dengan buku? Aku ragu, dan takur.


Anyway, keep writing!



Allah Selalu Memenuhi Kebutuhanmu

November 14, 2020 0 Comments

Bismillah.

#SSS #NAKIndonesia

Pagi semuanya~


Mau kasih kabar baik nih, in syaa Allah tiap pekan aku pengen aktif ikutan SSS di NAK Indonesia. Tiap sabtu, nonton video ustadz Nouman dan share hasil catetan atau insight dari video tersebut. Oh ya, mohon doanya ya, semoga bisa istiqomah.


Oh ya, karena ini hari sabtu, tiba-tiba jadi inget sabtulis. Apa kabar ya temen-temen sabtulis? Mungkin ini pengingat dari Allah supaya menjalin komunikasi dan silaturahim. 


***



Jadi Ustadz Nouman menjelaskan makna dari QS Ar Rahman ayat 29.


يَسْـَٔلُهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍۢ


Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. [Surat Ar-Rahman (55) ayat 29]


Dijelaskan bahwa dalam bahasa Arab ada dua makna dari sual (سُؤَال) -- akar kata dari yas-alu (يَسْـَٔلُ). Yang pertama meminta secara sadar, yang kedua adalah membutuhkan.


Itulah mengapa disebutkan dalam ayat tersebut semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada Allah. Karena setiap makhluk, bergantung dan membutuhkan Allah. Baik itu yang beriman maupun yang tidak beriman. Tidak ada yang tidak membutuhkannya.


Mata kita yang masih diizinkan untuk bangun pagi ini, oksigen yang masuk ke paru-paru kita, darah yang mengalir di dalam tubuh kita. Matahari yang terbit, atau hujan yang turun, semua itu terjadi atas izinNya.


Kita seringkali lupa, bahwa ada begitu banyak nikmat yang Allah beri. Allah Ar Rahman-lah yang terus menghujani kita dengan nikmatNya. Bahkan meski kita berkali-kali menjauh dariNya, bermaksiat kepadaNya, Allah tetap memberikan begitu banyak hal-hal yang kita butuhkan. Things we take for granted. Kita biasanya baru menyadarinya jika sedikit saja nikmat tersebut diambil. Kita baru menyadari betapa besar nikmat sehat, saat sakit menjangkit. Rasanya, hari-hari bersama covid yang sudah cukup lama ini, seharusnya mengajarkan kita, sedikit, tentang betapa kita membutuhkanNya. Betapa kita begitu lemah, ketika diuji dengan makluk yang begitu kecil. 


Ustadz Nouman juga menjelaskan, bahwa ayat ini sebenarnya bukan ayat peringatan. Tapi ayat yang menjelaskan Kebesaran-Nya, ayat yang menunjukkan sifat Ar-Rahman-Nya. Di akhir ayat, disebutkan ( كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍ), maknanya, begitu banyak makhluk yang membutuhkan dan meminta padaNya, dan Allah dapat mendengar dan memberikan kebutuhan mereka semua.


Berbeda dengan manusia yang memiliki dimensi waktu dan tempat yang terbatas. Meski telinga kita dua dan kita bisa multitasking, tetap saja kita tidak bisa menjawab permintaan banyak orang dalam satu waktu. Sehebat apapun dokter, ia hanya bisa menangani jumlah pasien yang terbatas. Jika seorang pengajar memiliki 50 murid, dan memberi mereka waktu 5 menit setiap orang untuk menjawab pertanyaan mereka. Ia perlu menghabiskan waktu 250 menit (4 jam lebih).


Ustadz Nouman menjelaskan, kata sya'an merupakan amr. Yang artinya hal itu tidak bisa diwakilkan. Hanya bisa dilakukan oleh Allah. Hanya Allah. Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali Allah.


Terakhir, izinkan aku mengutip paragraf penutup dari video tersebut.


This called (شَأْن). There are things that Allah does, that only Allah can do, nobody else can do it. Nobody else can do it.


And when you realized that is what Allah is doing for you all the time, you will forget one silly question, that shaitan brings into your heart, and brings into mine.


"Where was Allah when I needed Him?"

"Where was Allah when I was having this problem?"

"Why didn't He helped me at this?"


People ask this question, don't they? This question even comes in your head sometimes.


"Where was Allah?"


And Allah's answer is, "I've always been there."


"And I'm taking care of your tongue, as you get to say that."


How do you think the voice comes out of your voice box?

How's the air come out of your mouth so you question Allah?

He give you the strength to do that. This is (كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْنٍۢ).


- Nouman Ali Khan


***


Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya bersyukur.


Semoga saat kita bertanya-tanya dimana Allah, kita teringat ayat ini, kemudian hati kita bergetar dan merasa tenang. Karena kita tahu, Allah selalu ada bersama kita. Karena kita tahu, Allah itu dekat. Kita saja yang terkadang menjauh. Maka saat mengingat itu, semoga Allah memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk melangkah mendekat padaNya, mengambil wudhu dan shalat, atau membuka Quran dan membaca ayat-ayat cinta dariNya.


Allahua'lam bishowab.


***


PS: Menulis ini, dan berbicara tentang semua hal terjadi atas izin Allah. Ustadz Nouman menyebutkan ayat tentang tidak ada daun yang jatuh kecuali atas izinnya. Aku teringat ayat dan hadits lain yang juga tentang izin-Nya. Surat At taghabun, tentang semua musibah yang terjadi atas izinNya. Surat Al Kahfi, disunnahkan untuk mengucapkan in syaa Allah jika berencana melakukan sesuatu di waktu mendatang, serta bagaimana kalau misal lupa ga ngucapin. Doa yang diajarkanNya. Satu lagi hadits yang menjelaskan RahmatNya pada manusia, saat laut meminta izin menenggelamkan manusia, bumi meminta izin untuk menelan manusia, karena kerusakan dan maksiat yang manusia lakukan TT dan jawaban Allah TT

Friday, November 13, 2020

Mengapa Aku Membaca Buku?

November 13, 2020 0 Comments

Bismillah.



Meski blog ini tanpa niche, bener-bener personal blog yang isinya macem-macem. Tapi sebenernya, ada beberapa hal yang akan saya usahakan untuk selalu dibahas di sini. Menulis, Membaca, dan Quran. Kenapa? Karena tiga hal itu bisa disambung-sambungin sama nama blog ini? Itu mungkin bisa jadi jawaban. Tapi alasan sebenarnya, karena tiga hal tersebut jadi aktivitas atau hal yang support system-ku waktu aku merasa kehilangan diriku. Ketiganya membuatku terhubung dengan kenyataan dan mengingatkan untuk berhenti 'tersesat', berhenti 'lari' dan juga untuk terus memperbaiki diri.


***


Pernah ada masa saat aku menghilang dari peredaran. Enggan kemana-mana, enggan berkomunikasi. Nah, selama masa itu aku males banget buka sosmed. Intinya selama masa itu, aku menghindari menyelesaikan masalah.


Singkat cerita, aku mulai sadar kalau aku ga bisa terus-terusan lari dari masalah. Nah, menulis, membaca dan Quran adalah tiga hal yang menjadi pengingat untuk itu.


Balik lagi ke pertanyaan di judul. Mengapa aku membaca buku?


Dulu aku membaca karena suka saja. Aku ingat sering duduk di sebelah kakak, ikut menyimak saat kakak diajarkan Ayah dan Ibu untuk membaca. Kakakku dan aku cuma beda 1 tahun. Aku juga ingat bagaimana Ayah memfasilitasi anak-anaknya untuk suka membaca. Membelikan majalah Bobo bekas yang kemudian dibundel jadi buku besar setebal harry potter. Aku juga bertemu teman SD yang punya buku-buku menarik, dan aku dibolehkan meminjamnya. Fase membaca karena suka ini cuma berlangsung sampai SMA atau tahun pertama kuliah.


(semacam ini, bedanya punyaku jilid sendiri, di fotocopian dekat rumah [pic: from here])


Setelah itu aku ingat betapa jarangnya aku membaca. Beli buku masih sih, tapi bacanya jarang. Ikut unit/ukm literasi masih sih, tapi cuma banyak menyimak dan termasuk anggota pasif.


Sampai masa 'gelap' datang. Trus aku berusaha keluar dari gelap. Banyak menyendiri di kamar (karena ga kemana-mana), dan tidak berkomunikasi dengan siapapun membuatku banyak overthinking. Karena satu-satunya input adalah pikiranku. Jika aku salah, ibaratnya nih, ga ada yang negur dan menyela pikiranku, "nope, that's wrong, actually....."


Yang pernah bergelut dengan overthinking pasti paham ya, gimana perjuangannya. Ada was-was dari setan untuk terus mikir negatif, rasa khawatir yang berlebihan, dll. Aku masih belum bisa membuka pintu komunikasi lebar-lebar, belum nyaman untuk ngobrol dan ketemu orang lain. Maka salah satu hal yang bisa membantuku, saat itu aku pikir, adalah membaca. Saat membaca, otomatis ada pengetahuan baru yang masuk. Ada sudut pandang dari penulis lain yang jadi input otakku. Kalau sebelumnya overthinkingku itu cuma dariku, kemudian berputar-putar menjadi bola salju. Dengan membaca, aku seolah dapat senjata untuk mengecilkan bola salju tersebut. Oh ya, sampai di masa tersebut aku belum membaca buku.


Aku membaca tulisan orang-orang di blog. Aku mulai memaksakan diriku untuk membaca dan menulis. Hasilnya? Lihatlah jumlah kuantitas tulisan di akhir 2016. September (48), Oktober (47), November (48), dan puncaknya Desember (65). Mayoritas tulisan blogwalking. Ada tulisan bagus di blog orang lain, aku kutip sebagiannya, aku tambahin sedikit komentar. Pokoknya waktu itu, aku merasa butuh banget sama membaca, menulis, dan tentunya Al-Quran


Setelah membaca tulisan di berbagai blog, aku mulai PDKT lagi sama buku. Aku mulai memaksakan diri sering jalan-jalan. Kadang mampir ke perpustakaan, baca buku satu dua halaman. Trus aku kenal istilah Nukil Buku dari Teh Tristi (Co Founder dan CEO @te.mali). Jadi Teh Tristi itu senior aku di Aksara (ukm literasi nomer satu di hatiku^^ hehe). Beliau setiap sabtu pagi ngadain meeting buat bahas buku yang sedang dibaca. Beda sama program lain yang biasanya harus udah beres baca baru bisa buat review/resensi, nukil buku ngasih konsep, gapapa baru baca dikit, share aja dari yang sedikit itu. Nah dari Nukil Buku ini aku akhirnya buat akun medium.


Perjalanan membaca buku-ku masih naik turun. Aku belum bisa balik suka baca buku kaya dulu pas masih kecil. Kalau mau kasih excuse, alasannya karena ada begitu banyak distraksi, banyak konten dan ilmu yang bisa diambil dari video, audio, konten-konten visual di ig misal. Membaca buku secara rutin dan serius bagiku masih susah. Tapi aku masih ngerasa butuh baca buku. Jadi deh, aku ngajakin temen-temen buat gabung grup laporan baca versiku.


Oh ya, sebelumnya aku pernah gabung 2 grup laporan baca, GMIB dan Generasi Al Fihri. GMIB itu programnya P3R-nya UGM, *namanya bukan P3R sih. GMIB targetnya baca 25 halaman tiap hari. Kalau Generasi Al Fihri cuma 3 lembar (6 halaman per hari). Sistem laporannya agak ribet sih menurutku, karena harus nulis halaman berapa-berapa aja yang dibaca. Oh ya, kedua grupnya udah ga jalan. Untuk GMIB waktu itu memang hanya untuk Ramadhan. Kalau Gen Al Fihri, karena yang konsisten laporan makin dikit, wajar jadi bener-bener sepi. Gak enak lah ngerasain grup isi belasan orang, tapi yang laporan baca cuma 2-3 orang. Mending ga usah laporan aja. Bacanya tetep jalan.


Nah, grup laporan baca versiku ini sistem laporannya dibuat agak beda. Kalau dulu nulis jumlah halaman, aku sengaja nyembunyiin jumlah halaman. Laporannya cukup, sudah baca, dibuktikan dengan kirim quotes dalam bentuk tulisan/foto. Keuntungannya, kamu bisa tetep menjaga hatimu. Toh ga akan ada yang tahu kamu baca satu bab, atau 25 halaman. Dan meringankan buat yang baru banget latihan baca, boleh banget baca cuma satu halaman soalnya. Trus kenapa laporannya quotes, biar yang lain juga bisa dapet 'nukilan' buku yang kamu baca. Aku ga tiap hari baca kutipan buku-buku yang temen-temen baca sih. Tapi kadang kalau luang dan minat, biasanya aku baca, dan kasih tanggepan atau pertanyaan.


Sebenarnya, sekarang aku dan membaca itu lagi ga bener-bener baik secara kualitas dan kuantitas. Udah lama ga baca sambil nyatet. Nulis ini juga... sebenarnya bentuk pengingat untuk diri, supaya makin kuat strong why-nya, kenapa aku membaca buku, saat ada pilihan nonton materi 'serupa' di platform lain. Aku ingin mengingatkanku, bahwa aku membaca bukan cuma karena begitu banyak manfaat dari membaca. Aku membaca, karena aku membutuhkannya. Ibarat tanaman yang butuh air, tanah yang subur dan sinar matahari. Begitu juga aku. Aku juga butuh membaca, menulis dan Al Quran, supaya aku bisa bertumbuh. Pelan mungkin, tapi tak mengapa.


Terima kasih kalau ada yang membaca sampai akhir. ^^ Ada satu pertanyaan, kalau bagiku "membaca, menulis dan Al Quran", apa satu, dua atau tiga hal yang jadi support system-mu? Aktivitas/hal yang ingin kamu jaga agar tetap ada di hidupmu. Sesuatu yang mungkin tidak selalu mudah, tapi kamu usahakan untuk tetap melakukannya?


Udah nemu jawabannya? Kalau udah, coba ceritain di blogmu ya, kirim linknya di kolom komentar. Aku pengen baca juga ^^


Terakhir, Semangat baca semuanya~


***


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.


Wednesday, November 11, 2020

Satu Pekan Pertama Bareng Guidelight ID

November 11, 2020 0 Comments

Bismillah.


Akhir Oktober yang lalu, alhamdulillah ada rezeki buat daftar program dari Guidelight Indonesia (@guidelight.id). Kalau cuma lihat dari namanya, memang tidak banyak mendeksripsikan hehe. Jadi Guidelight Indonesia itu semacam organisasi yang fokus di dakwah quran. Programnya yang rutin ada Seri Tafsir Quran dan Guidelight Project.

Seri Tafsir Quran biasanya tiap hari Ahad pagi jam 6-8 WIB. Pekan ini bahas surat Al Kautsar.



Adapun Guidelight Project adalah program menghafal sekaligus belajar tafsir surat yang dihafal tersebut, ada sistem halaqahnya juga yang menjadi tempat buat sharing hasil tadabbur ayat juga. Ada 2 batch yang sudah terlaksana, dan sekarang sedang jalan batch ke 3. Surat yang di batch 1 Al Kahfi, batch 2 Yusuf, dan batch 3 Yasin. Durasi waktu projeknya beda-beda. Kalau untuk batch 3 ini, programnya 2 bulan.

Oh ya, salah satu yang membuat aku memutuskan daftar Guidelight Project batch 3 ini adalah karena aku ga bakal bisa ikutan batch selanjutnya. Ada batasan usia gitu untuk peseta guidelight project. Kalau ga salah inget yang boleh daftar itu rentang usia 17-27 tahun. Kuota pesertanya juga terbatas, di batch 1 dan 2, cuma 20 orang. Batch 3 ini 40 orang.

***

Sebenernya aku sempat mengira ga bakal keterima. Soalnya setelah wawancara 10 menit via google meet, ga ada kabar meski udah hampir ganti bulan. Tanggal 31 Oktober aku dimasukkan ke grup wa Guidelight Project batch 3, bersama peserta lain dipersilahkan memperkenalkan diri dan mengisi konfirmasi kehadiran acara pembukaan keesokan harinya.

Setelah pembukaan, malamnya langsung disuguhi Reading Material dan quiz Pre Test. Senin paginya ada kelas study series pertama, membahas QS Yasin ayat 1-5. Hari-hari awal bareng guidelight terasa padat. Dalam waktu singkat, dibagi kelompok mentoring, nentuin jadwal mentoring (2x per pekan @2jam). Dapet pasangan taakhir, *jadi inget Mata'. Ngerjain quiz lagi untuk menguji hasil belajar di study series, sharing tadabbur ayat hari Jumat, ngumpulin versi tertulisnya, trus sabtunya monitoring dan evaluasi.

Berasa kuliah lagi, itu yang aku rasain. Apalagi waktu diberi link google class. Keinget jaman dulu sering buka ol.akademik. Meski lumayan padat, alhamdulillah masih bisa ngikutin ritmenya, dan enjoy. Sebenernya yang bikin enjoy itu karena merasa mendapatkan lingkaran cahaya baru. Ketemu temen-temen yang sama-sama ingin belajar quran. Jujur agak rindu mentoring, apalagi sejak covid udah ga pernah lagi "ngobrol dan diskusi tatap muka" bareng temen-temen Az Zahra, karena diganti via grup wa, yang feel-nya beda banget.

Di guidelight, mentoringnya pakai googlemeet, berenam sama mentor. Tiap pekan ketemu 3 kali sepekan. 2 kali mentoring dan 1 kali sharing session. Trus seneng juga ada sistem taakhi, sama yang bukan satu kelompok mentoring. Tiap hari saling ngingetin untuk ngerjain quiz atau ngumpulin tugas, atau sharing catetan studi series.

Di pekan pertama, ada yang belum aku kerjain, bukan wajib sih, sunnah. Tapi masih ngendap di kepala, kepikiran terus meski gatahu bakal ngerjain kapan hehe. Jadi disaranin ngeshare ilmu atau hikmah, atau quotes dalam bentuk igs. Aku yang bukan anak ig, jujur berat. Buat igs itu ga semudah itu hehe. Ga susah juga sih sebenernya. Asal aku mau luangin waktu. Hmm. Let's just see. Semoga pekan ini terlaksana. Doakan juga ya~


***


Terlepas dari Guidelight ID, sebenernya ada banyak banget tempat buat cari support system biar interaksi kita dengan quran kejaga, yang gratis ada, yang berbayar ada. Programnya pun beragam. Aku pribadi ngerasa banget kebantu dengan ngikutin program-program seperti ini. Terutama karena aku punya 'banyak' waktu luang yang bisa dicuri oleh hal-hal lain yang ga bermanfaat.


Oh ya, selain quran, program belajar hal lain pun banyak. Bisa tinggal dipilih. Entah itu nulis, baca, belajar bahasa, dll. Kaya kemarin aku nemu grup telegram buat latihan speaking bahasa inggris. Sistemnya kirim vn gitu. Ada 'influencer' yang bakal ngajak kamu ngobrol. Topik ngobrolnya juga random dan santai, bahkan sekedar tanya 'how are you', atau menyapa 'good morning'.


Anyway, sebelum tulisan ini keluar dari bahasan utama, mari tutup saja. Pekan pertama bareng guidelight bagiku ibarat langkah pertama. Semoga langkah pertama ini dikukuhkan, semoga bisa istiqomah, semoga bisa menyelesaikan guidelight project dengan optimal. Aamiin.

Sunday, November 8, 2020

SS Week 1 - Tadabbur Al Quran Al Hakim

November 08, 2020 0 Comments

Bismillah.

#guidelight #batch3 #lightseeker


Jumat pagi sebelum sharing session dengan teman dan mentor halaqah Maryam, aku menyempatkan menonton penjelasan surat Yasin oleh Ustadz Nouman Ali Khan di channel YouTube Quran Weekly [1]. Dalam video tersebut disebutkan bahwa salah satu fungsi qosam (sumpah) dalam Al-Quran adalah untuk menarik perhatian dan objek sumpah digunakan untuk membuktikan kalimat atau ayat selanjutnya.

Allah menjadikan Al Quran sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam adalah salah seorang dari utusan-Nya. Al Quran yang hakim, yang di dalamnya terdapat kebijaksanaan, terdapat hukum, dan tersusun dengan sempurna adalah bukti bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah. Karena sifat “hakim” yang dimiliki quran, menunjukkan bahwa ayat-ayat tersebut tidak mungkin buatan manusia. 

Saat itu kondisinya, semua orang mendustakan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam. Beliau (shalallahu’alaihi wasalam) dicap orang gila, pendusta, penyihir, dan berbagai julukan yang tidak pantas. Ustadz Nouman menjelaskan bahwa terkadang propaganda atau apa yang orang lain katakan berulang-ulang pada diri kita bisa membuat kita percaya. Kita bisa terpengaruh. Bayangkan jika satu kampung mengatakan bahwa kita seorang pembohong. Bagaimana perasaan kita? Kita mungkin jadi ikut bertanya-tanya, apakah aku seorang pembohong? 

Kemudian ayat ini turun, Allah dengan Al Quran memberikan penegasan sekaligus comfort pada Rasulullah. Bahwa engkau (Muhammad) adalah diantara orang yang diutus. Bahwa Rasulullah adalah among the one who are sent. Ada tiga taukid yang begitu kuat, mulai dari qosam, kemudian kata inna dan juga huruf lam. Allah menjadikan Al Quran sebagai penguat di kala Rasulullah diserang oleh propaganda kafir quraisy yang tidak ingin dakwah islam menyebar. 

Penjelasan tersebut mengingatkanku pada suatu masa, aku pernah di posisi tersebut. Saat langkahku limbung dan aku begitu takut akan opini orang-orang sekitar. Saat itu aku sedang jatuh dalam kubangan dosa, tersesat dan tidak tahu jalan pulang. Overthinking di otak, was-was setan, juga pandangan orang lain membuatku ingin menyerah. Saat itu, alhamdulillah ‘ala kulli hal, Allah memberikanku hidayah untuk membuka kembali Al Quran, membaca ayat-ayatNya meski terbata. Dari ayat-ayatNya aku mendapatkan obat, ketenangan dan kekuatan. 

Bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hambaNya. Bahwa ampunanNya begitu luas, aku cuma melangkah dan berlari ke arahNya. Bahwa opini semua orang tidak berarti apapun dalam hidupku. Bahwa aku masih hambaNya, hamba yang terus Allah hujani begitu banyak nikmat meski berulang kali aku mendustakan nikmat tersebut. Bahwa Allah tidak melihat hasil, Allah melihat proses. Garis finish memang masih jauh, aku masih tertatih untuk berlari ke arahNya, tapi Allah menghitung tiap langkahku, tiap kali aku berusaha bangkit meski berkali-kali jatuh. Bahwa meski semua orang tidak tahu, Allah Maha Tahu apa yang aku rasakan. 

Sejak saat itu, aku berusaha untuk lebih banyak berinteraksi dengan Al Quran. Bukan cuma secara horizontal tapi juga secara vertikal. Bukan cuma membaca dan menghafal, tapi juga mempelajari maknanya dan mentadabburi ayat-ayatNya. 

Pekan ini yang dibahas sampai ayat 12. Aku membaca dalam ibnukatsir online [2], bahwa ayat tersebut mengandung isyarat bahwa Allah dapat menghidupkan kembali hati orang yang dikendakiNya dari golongan orang-orang yang kafir. Senada dengan salah satu ayat favoritku surat Al Hadid ayat 17. Semoga Allah memberikan kehidupan pada hati kita, meski mungkin pernah hati kita kering, mengeras dan bahkan mati. Semoga Al Quran menjadi hujan yang menghidupkan hati. Aamiin.

Allahua'lam.

***

Keterangan:

[1] https://www.youtube.com/watch?v=W-vDB94Axwg

[2] http://www.ibnukatsironline.com/2015/09/tafsir-surat-yasin-ayat-8-12.html

PS: Baru banget nyadar kalau seri Yasin dari ustadz Nouman udah ada transkrip dan video bersubtitlenya. Ini link playlistnya