Follow Me

Thursday, September 15, 2016

Seperti Buku Terbuka

#blogwalking

Bismillah.

Well I don't want to be an opened book

"Dengan mengagihkan pos ini ke media sosial, semakin banyak orang di lingkaran saya yang bisa membaca, membuat saya layaknya sebuah buku yang terbuka, sangat terprediksi. Namun, ternyata saya suka lupa dengan hal itu. Ada saja tiba-tiba teman yang tahu isi pikiran saya, padahal saya merasa tidak pernah bercerita apa-apa atau berinteraksi secara intens dengannya."
- JurnALIsme dalam tulisannya "Mengapa Menulis?"
***

Baru tahu mengapa menulis jadi salah satu kebutuhan kita, termasuk di dalamnya berbagi di sosmed.
"Pada akhirnya, kita memang makhluk sosial. Perlu tempat untuk berbagi, bercerita. Ada yang punya teman banyak, ada juga yang temannya sedikit tapi sangat intens. Namun, di luar teman, ada hal-hal yang terkadang cuma ingin disampaikan saja, entah siapa yang mempedulikannya."
- Pembuka tulisan yang sama
Di paragraf berikutnya aku jadi tahu nama Jack Dorsey, yang ternyata CEO twitter. Hehe, jadi malu anak informatika tapi ga banyak tahu nama-nama "semacam itu".
Konon kabarnya, Jack Dorsey dulu hanya ingin punya media yang dapat dipakai tempat bercerita sehingga semua teman-temannya bisa tahu dia sedang di mana dan sedang melakukan apa. Media-media tersebut, mungkin pada akhirnya merupakan seorang teman imajinasi. Tidak pernah tahu — atau tidak pernah peduli — siapa yang sebenarnya berada di baliknya.


Selanjutnya, si penulis bercurhat ria, "Saya pernah menemukan perasaan yang aneh seperti itu.". Tentang perasaan aneh ketika orang yang tidak 'dekat' dengannya, tidak pernah berinteraksi intens dengannya somehow tahu jalan pikirannya. Bingung?

Contoh 1, ada orang yang aku kenal tapi ga deket ga pernah ngobrol banyak tentang hal-hal diluar konteks organisasi X. Tiba-tiba suatu hari nge-pm sosmedku. Isinya meminta maaf karena hal A. Ia berkata membaca tulisanku di link B, tulisan yang linknya ga pernah aku share di sosmed macem facebook. FYI, tulisan di link B isinya curhat ketidaknyamananku di organisasi X, dan aku menulis bukan untuk ybs. Wew. Dan aku merasakan perasaan aneh seperti itu.


Contoh 2, aku ganti domain blog ini dari sweetvioletta ke betterwordforlife. Orang pertama yang sadar dan mengira blog ini kuhapus adalah seorang teteh yang aku dekat. Orang kedua yang bertanya tentang blogku adalah orang yang ga aku kenal. Memang berada di lingkungan yang sama, sekedar tahu nama. Pernah seorganisasi atau sekepanitiaan tapi ga pernah sama sekali komunikasi langsung karena memang beda divisi. Hiks. Dan aku merasakan perasaan aneh seperti itu.

Udah lebih jelas dengan contoh? atau mendingan tanpa contoh? Yasudahlah.

***

Intinya aku membaca tulisan JurnALIsme, kemudian jadi sadar mengapa aku suka sensi masalah seperti itu. Jujur aku tidak ingin menjadi layaknya 'buku yang terbuka' yang sangat terprediksi. Jadi misterius itu lebih menyenangkan, meski aku tahu setiap buku harus memiliki judul di cover depan dan sedikit sinopsis/komentar orang terkenal di cover belakangnya. Tapi aku ga mau jadi layaknya buku yang terbuka. Dan itulah yang membuatku ragu share tulisan di blog ini.

Atau anggap saja, ya sudahlah. Itu kan salah kamu, blog kan memang bisa dibaca siapapun. Terserah pembaca juga mau rutin berkunjung atau cuma berkunjung di link-link tulisan yang kamu bagi. Oke fine. Sampai di situ aku tahu berarti itu refleksi untukku agar lebih memilih mana tulisan yang patut dipublish dan mana yang lebih patut sekedar berkandang di draft.

Tapi... jujur aku tidak suka pada prasangka mereka. Aku dari dulu, buat temen-temen yang deket mungkin pernah dengar aku mengatakan ini, "Aku paling benci orang yang soktahu tentang diriku". Kamu boleh soktahu tentang apapun, tapi jangan sekali-kali sok tahu tentangku. You know nothing about me. You might think you know me, but you don't. You might simply think I am an extrovert, cause I like to talk a lot about myself. But someday you'll realize that you're not right about that. I am not that extrovert, I have that introvert side that will make you say, "Oh.. we were conversing a lot, but that doesn't mean I know what's on Bella's mind".

Ga percaya? Ini salah satu buktinya..

komentar seorang ukhti di note fbku yang berjudul The Reason

Note The Reason ga bisa dibaca kecuali orang-orang yang aku tag, coba klik linknya kalau bisa kasih tahu ya, barangkali pengaturan privasinya perlu disetting ulang. Isinya tentang alasanku atas pilihanku.

Sebenarnya teteh yang komentar itu termasuk yang dekat denganku (satu organisasi, satu atap, satu kamar, sama-sama tipe B *kalau ngobrol sama-sama heboh hehe^^). Kami banyak mengobrol tentang banyak hal, tapi jarang bertukar pikiran tentang tema yang kutulis di note fb itu.

Aku tidak sedang menjauhkan mereka yang menganggap kami sudah dekat. Sungguh mereka tahu banyak tentangku. Tapi aku memang begini, sebagian diriku tetap misterius, dan wajar jika mereka tidak tahu, karena aku memilih topik tertentu sebagai konsumsi diri, bukan konsumsi publik.

Kok jadi jauh banget ya? Hehe. maaf. tulisan panjang ini ga memberi manfaat apapun untuk pembaca. Intinya cuma ego dariku yang ingin menegaskan. You might think I am like an opened book, but you didn't know, there's something hidden inside that opened book. A locked book in an opened book. Semacam itulah hahaha.

Oh ya, kalau aku bicara tentang hal yang lebih closed pasti seringnya jadi nyerocos bahasa inggris. Seolah menyeleksi pembaca, berharap yang bisa bahasa inggris lebih sedikit daripada yang bisa bahasa indonesia. Padahal bahasa inggris bahasa internasional wkwkwk. Mungkin kalau aku belajar bahasa lain, akan kupakai di blog ini untuk hal-hal yang bukan konsumsi umum. Meski lagi, ada google translate yang siap menjadi penolong untuk pembaca yang penasaran.

Aku sih berharap, yang membaca blog ini orang-orang yang tidak sengaja lewat saja. Bukan orang-orang yang sengaja rutin berkunjung, apalagi yang ga kenal langsung, apalagi yang non mahram. Hehe. Absurd memang. Tapi aku ingin mengusir laki-laki yang rajin berkunjung, meski mungkin ga ada. Hanya crawler google. Wkwk.

Makin panjang dan ga jelas. Kita akhiri saja. Maaf dan Terima Kasih.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya