Follow Me

Tuesday, November 22, 2016

Don't Fight

-muhasabah diri-

Beberapa kalimat di sini, hasil copas dari Do Not Fight, namun sebagian besar, tulisan baru.

***

Tentang perbedaan dan segala hal yang membuat mereka bersitegang, bertengkar, beradu argumen, bersikukuh pada padangan masing-masing, bahwa 'aku benar' dan 'kamu salah'.

Aku memang sudah memilih untuk memegang teguh sebuah pendapat, untuk setuju. Tapi, rasa perih ini tetap saja membuat mataku enggan lebih lama memandang lekat. Pada mereka, yang beradu mulut, ah... lebih tepatnya beradu barisan kata. Yes they fight. Though it just in words. Just in a written word.
***
Aku tahu, masing-masing dari kalian ingin menebar kebenaran. Menyampaikan kebenaran yang kalian yakini kepada mereka yang 'masih keliru'. Tapi pertengkaran ini? Perlukah?
Jujur aku takut... ketika kita sedang sibuk berdebat tentang pilihan sikap yang lebih baik, aku takut... waktu kita terbuang sia-sia. Padahal.. waktu ini bisa digunakan untuk mengirim doa, berdoa.. agar apapun yang terjadi, segala ramai dan ricuhnya, semoga Allah berikan pada muslimin Indonesia hasil yang terbaik. Berdoa.... agar kelak Indonesia menjadi semakin dewasa sebagai bangsa. Menjadi bangsa yang semakin diridhoi Allah. Berdoa... agar ulama-ulama kita diberikan perlindungan oleh Allah, diberikan kekuatan dan kesehatan untuk melawan pemerintah yang zhalim kepada rakyatnya.
***

Dalam sebuah kajian NAK yang berjudul Do Not Insult People, aku dibuat merenung. Dijelaskan surat Al Hujurat terbagi menjadi tiga bagian:
1. Tentang cinta kepada Rasulullah
2. Tentang worst case jika sesama muslim saling berperang dan membunuh sesama, bagaimana mendamaikannya
3. Jangan mengolok-olok sesama.

Mengapa poin ketiga dibahas? Karena itu yang bisa jadi pemicu. Lewat saling mengolok-olok, lalu kebencian akan timbul dan jika sudah keterlaluan maka kita akan saling membunuh. Na'udzubillahi min dzalik.

Masih dari ceramah ustadz Nouman, aku diingatkan lagi. Untuk menjaga ekspresi, gerakan tubuh, juga kata-kata agar tidak pernah merendahkan orang lain. Kecintaan kita kepada Rasulullah harusnya tercermin dari sikap kita, dari lidah dan tangan kita, yang tidak melukai sesama muslim. Karena Rasulullah mencintai kita semua dengan besar cinta yang sama.

Meski ada perbedaan, pendapat, atau hal-hal lain. Kita boleh memilih pendapat yang menurut kita benar, dan mengikuti ulama yang kita yakini. Begitupun mereka. Jangan jadikan perbedaan jadi ajang debat dan saling olok-mengolok.

Izinkan kututup tulisan ini dengan doa yang yang diucapkan Ustadz NAK di video yang sama:
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala membuat kita pemaaf dalam berkata, serta dalam perilaku serta sikap kita kepada sesama. Semoga Allah memberi kita keberanian dan iman untuk meminta maaf pada orang yang kita rendahkan. Semoga Allah azza wa jalla membuat kita lembut kepada sesama hanya dipengaruhi oleh iman yang kita miliki pada Allah, dan cinta kepada Nabi shallahu 'alaihi wassalam.
- Nouman Ali Khan, diterjemahkan dan ditranskrip oleh NAKID
Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya