Follow Me

Thursday, November 3, 2016

Yang Paling Romantis

#fiksi

Bismillah.

romantis itu? rain meets a cup of tea meets a flower?
Seperti biasa, seperti beberapa pekan sebelumnya, sore hari, hujan membasahi bumi tempat Raina berpijak. Seperti sore-sore kemarin juga, Raina berada di kafe kopi yang sama, di pojok kanan paling belakang. Berteman secangkir teh jasmine panas, sebuah buku kosong, sebuah pena, dan sebuah headset yang terpasang di balik kerudungnya.

Tapi sore ini berbeda dengan sore kemarin, hari ini Raina tidak sendiri. Di hadapannya, seorang sahabat yang lama, yang hampir 4 tahun tak berjumpa, tersenyum dalam balutan khimar warna peach. Sakura namanya, seperti namanya, sahabat Rania ini uniknya hanya mengoleksi khimar berwarna peach. Tidak pernah memakai warna lain, hampir tidak pernah, kecuali suatu saat Sakura kehujanan, dan harus meminjam khimar Raina, karena tidak ingin sakit, memakai khimar basah kuyup selama  lebh dari 12 jam.

Hujan, itu juga yang membuat Raina dan Sakura bersahabat. Dan hari ini, mereka bertemu lagi dalam suasana hujan.

"Rain, maaf ya.." ucap Sakura untuk yang kesekian kalinya.
"You've been repeat that word like a hundred time", jawab Raina dengan ekspresi sok kesal.
"Beneran?" tanya ulang Sakura

Raina menghela nafas pelan. Dan mengangguk. 

"Even just seeing you doing your homework is making me happy. That's enough, cukup untuk menghapus kerinduan 4 tahun tidak berjumpa," ucap Raina meyakinkan Sakura. Sakura membalas dengan senyum, kemudian mengalihkan perhatiannya ke tugas kuliah yang menanti untuk diselesaikan.

Raina melepas headset di telinga kirinya, ingin menikmati suara hujan lebih dekat di gendang telinganya. Ia membuka buku kosong di hadapannya, meraih pena, kemudian mulai asik membuat sketsa lalu lalang mobil, dan pejalan kaki berpayung di balik jendela bening yang berembun setelah mengusap sebagian kecilnya dengan ibu jarinya.

***

Satu jam berlalu, dua tiga sketsa tanpa sadar terisi oleh coretan tinta Raina, tugas Sakura pun sudah hampir selesai.

"Rain,"

"Hm.."

"Kamu tahu ga hal paling romantis dari hujan?"

"Satu payung berdua dengan suami?"

Sakura tertawa. Mereka memang sudah bukan remaja lagi, sudah gadis yang cukup umur untuk menikah, tapi Sakura sejujurnya dibuat heran dengan jawaban Raina. Sahabatnya itu jarang sekali membahas tentang hal-hal semacam itu. Raina tersenyum mendengar tawa Sakura, lama sekali rasanya ia tidak mendengar tawa sahabatnya. Tawa yang selalu membuat Raina ikut tertawa. Tawa, yang somehow, seolah mewarnai harinya yang terasa begitu gelap daa mendung.

"Bukan itu! Coba tebak, yang lain.. "

"Seorang sahabat, yang meminjamkan kaus kaki bersih dan kering?" jawab Raina, sembari mengingat memori lama. Sakura adalah sahabat yang membuat Raina tergerak untuk memakai kaus kaki, mengistiqomahkan pakai kaus kaki. Dulu saat bertemu Sakura, Raina meski sudah berkerudung, ia masih ogah-ogahan pakai  kaus kaki, kalau kaus kaki basah? Mending di lepas aja, daripada kedinginan, lagian kalau ga diganti kaki kita bisa berjamur dan bau.

"Seorang sahabat, yang meminjamkan khimar bersih dan kering?" Sakura ikut menjawab, memori mereka seolah terhubung. Sakura dan Raina sama-sama pecinta hujan, dan mereka terhubung lewat hujan. Sakura ingat, saat ia minta izin memanggil dengan sapaan Rain, bukan Rai, atau Na.

"Itu romantis sih, tapi romantisnya cuma bagi kita berdua. Jawabannya apa? Penasaran nih", ucap Raina membuyarkan memori yang berlintasan di otak Sakura.

"Hal paling romantis dari hujan itu... dia selalu mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali kali,"

Mata Raina tiba-tiba panas mendengar jawaban Sakura. Raina segera meraih cangkir teh di hadapannya, meneguknya, membiarkan panasnya teh manis menjalah ke mulut dan tenggorokannya, berusaha agar lapisan kaca di matanya tidak terbaca Sakura.

***

Percakapan Raina dan Sakura sudah terputus, namun Raina masih berada di tempat yang sama. Berusaha memaknai hal paling romantis dari hujan.

Nasihat dan penyemangat dari Sakura terngiang di telinganya, somehow, terasa bersimfoni dengan denting jatuhnya hujan di luar sana.

"Sama seperti hujan. Sakura berharap Raina sama romantisnya, sama kuatnya dengan hujan. Pasti sakit rasanya, pasti perih rasanya, pasti lelah dan ingin menyerah, jatuh bertubi-tubi, lagi dan lagi. Tapi seperti hujan yang selalu kembali, Raina juga harus selalu kembali. Mendekat lagi pada Yang Maha Kuasa, menangis lagi di hadapan Yang Maha Mendengar. Aku.. juga gitu kok Rain, mungkin hal-hal yang berjatuhan di sekitar Rain beda sama yang berjatuhan disekitar aku. Tapi aku juga mengalami masa-masa jatuh, dan takut kembali, merasa ingin menyerah.

Tapi kita sama-sama pecinta hujan kan Rain. Hujan selalu istimewa kan bagi kita? Semoga kita belajar dari hujan, belajar seromantis hujan, yang selalu kembali, meski tahu rasanya jatuh berkali-kali. Ya kan, Rain?"

Saat itu air sudah mengalir deras dari mata Sakura. Ingin rasanya Raina memeluk Sakura, karena sungguh, empat tahun ini tidak ada yang memeluk Raina, menasihatinya dalam kebenaran dan kesabaran, seperti yang selalu dilakukan Sakura empat tahun yang lalu. Ingin rasanya Raina mengusap tangis Sakura, tapi mengusap layar laptop dihadapannya, tidak menghapus jejak air di wajah Sakura.

Ya. Sakura dan Raina masih terpisah jarak, sama seperti empat tahun yang lalu. Namun apa gunanya tenologi? Betapa mudah mereka terhubung lagi. Betapa lemah dan renggangnya ukhuwah mereka empat tahun kemarin, begitu lemah, sehingga sekedar sapa seringkali justru menyakiti.

Pertemuan sore itu mengajarkan Sakura dan Raina kembali, tentang bagaimana menjadi romantis, seromantis hujan. Yang meski sering dicaci, dan dibenci, ia tetap kembali. Yang meski tahu rasanya jatuh berkali-kali, ia selalu kembali. Menghidupkan bumi dari matinya.

The End.

***

PS: Terinspirasi dari salah satu postingan di tumblr infobdg, dan quote tentang romantisme hujan, juga diambil dari sana. Pengen share cuma quotes, tapi sayang. Pengen buat artikel tentang itu, tapi kok ga mood, hehe. Akhirnya aku tulis dalam bentuk fiksi/cerpen. Semoga bermanfaat. Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya