#blogwalking
Rasanya baru kemarin saya berbicara tentang tulisan yang hanya menjadi draft, lalu hari ini, seolah mendapat jawaban dari blog diva press. Izinkan saya menulis ringkasannya di sini, dan mengutip beberapa quotes.
***
Lima alasan umum mengapa naskah tidak selesai ditulis:
1. Sekedar Menulis, Tanpa Tujuan
Agar tulisanmu terarah dan bisa selesai, kamu harus punya tujuan jelas tentang: apa yang akan kamu tulis, gimana isinya, dan akhir kisahnya. Memiliki tujuan saat menulis akan membantu dan memandumu saat menulis, mencegah tulisanmu meluber ke mana-mana. Memiliki tujuan saat menulis juga akan menghindarkanmu dari menulis hal-hal yang kurang atau tidak relevan dengan tulisan yg sedang ditulis.
- dari blogdivapress
Bener sih, harus punya tujuan. Misal buat cerpen nih, harus punya tujuan lesson learned yang ingin disampaikan, buat plot, setting, karakter dll. Kalau menulis non fiksi juga sama, harus punya tujuan, misal straight news, tujuannya memberitakan suatu info, jadi kita bisa fokus di 5W1H atau ADiK SiMBa (Apa Dimana Kapan Siapa Mengapa Bagaimana).
2. Menulis Tanpa Outline
Outline adalah kerangka dari tulisan kita. Jika diibaratkan naskah adalah tubuh manusia, maka outline adalah kerangka tulangnya. Kerangka ini menjelaskan secara singkat bagian apa berisi tentang apa saja, juga urutan penempatannya sehingga seluruh bagian urut dan padu.
- masih dari tulisan yg sama
Ini termasuk yang jarang aku gunakan hehe. Salah sih. Untuk tulisan pendek, mungkin kita bisa buat outline di kepala kita, tapi untuk tulisan panjang apalagi buku, butuh ada-nya outline agar lebih teratur menulisnya. Contoh outline, bisa dibaca di link di atas ya^^
3. Menulis tanpa Deadline
Ada juga yang bilang bahwa DL adalah inspirasi yang paling ampuh. Banyak penulis besar yang jadi terpacu menulis karena ada tenggat waktu.
Jadi, buatlah batas waktu kapan kamu akan selesai menulis naskahmu. DL akan membuatmu bergerak, memaksamu memulai, dan mendorongmu beraksi.
- tentang deadline, masih sumber yang sama
Aku pribadi, melihat fungsi deadline, ga cuma berlaku untuk menulis, tapi juga target-target lain. Kalau buat target, harus spesifik dan detail tanggal dan waktu ingin mencapainya. Misal buat naskah buku bisa dikasih deadline tahun, tapi lebih bagus lagi ada bulan dan tanggalnya. Kalau untuk menulis blog, kamu bisa menulis deadline sesuai keinginan, misal target satu post per pekan. Kamu tentuin deh, hari apa mau nulis, dan maksimal jam berapa. Gitu...^^
4. Takut? Semacam Rantai Gajah
Naskah pertama tidak dimaksudkan untuk harus sempurna. Naskah pertama dimaksudkan untuk “ditulis saja”.
- kutipan Karen Miller, tertulis di postingan yg sama
Kalau diriku sih, mengakali masalah ini dengan posting di blog ini dan ga usah di share hehe. Tapi akan beda ceritanya, kalau naskah di sini, harusnya diterbitkan. Jangan mau kalah mental dulu. Selesaiin aja dulu. Masalah keberanian aku memang masih harus belajar, berani nulis saja aku udah sih, tapi berani untuk share atau membukukan tulisan? hihi. I'm still a coward on this case.
5. Menulis sambilan, kkk *jleb
Satu lagi sebab mengapa banyak calon penulis gagal menyelesaikan naskahnya, yakni karena kita jadi “penulis sambilan.” Maksudnya, kita menulis tapi sambil mengedit, sambil marathon nonton film seri, sambil buka sosial media, sambil main hape. Karena menulisnya sambil-sambil, maka naskahnya pun juga ikut sambil lalu. Akhirnya bisa ditebak, tulisannya lama banget selesainya.
- sindiran dari link yang samaIni bener banget! Aku mengalaminya, bahkan aku termasuk yang ga bisa nulis sambil dengerin hal lain. Ga bisa aja. Apalagi kalau di sambi medsosan, lupa deh, jadinya save as draft aja terus kkk. Awalnya niatnya nyambi sebagai selingan, biar misal stuck di paragraf ke dua, lima menit jeda, trus diterusin lagi. Tapi kejadiannya? Lima menit, sepuluh menit, eh? Mood nulisnya udah hilang, jadi deh save as draft lagi... draft lagi. Kapan nyelesaiinnya Bell? ckckck.
***
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya