Follow Me

Thursday, November 3, 2016

I Don't Know....

#blogwalking #SensiMe

to stop watering? and let it die out? TT
Bismillah.
It just means that the relationship has run its course. It means that you’ve evolved into different people or moved apart or just lost each other in the clutter and preoccupation of life’s everyday demands.But it isn’t a reflection on your value as a person and friend.
It’s okay to mourn the loss of a relationship that used to have a special place in your heart. But if keeping yourself tethered to this person is causing more damage than healthy detachment and ongoing growth, it’s also okay to stop watering the friendship and let it die out.
- The Realtionship that You Deserve
Aku membaca keseluruhan tulisan di link di atas dengan perasaan campur aduk. Sebagian hatiku berontak, rasanya ingin mendebat isi tulisan tersebut, namun sebagiannya lagi menahan emosiku, berbisik, "kamu ga berhak protes tentang isi tulisan di atas!"

***
Aku ingin bertanya pada sang penulis, apa maksudnya to stop watering the friendship and let it die out? Apa maksudnya?

Aku membaca tulisan di atas dari bukan dari sudut orang pertama, bukan dari sudut yang memilih berhenti menyirami persahabatan dan membiarkannya layu. Aku membaca tulisan di lengkap di link tersebut, sebagai kaca mata orang ketiga, orang yang ditinggalkan, dilupakan, yang persahabannya berhenti disirami dan dibuat layu.

Aku berpikir... aku gatau. Mungkin aku yang lagi terlalu sensi. Tapi jujur aku merasa ga adil. Aku mungkin tidak lagi pernah mengobrol dengan sahabat SDku, pun sahabat SMPku, pun sahabat SMAku, pun sahabat kuliahku, tapi apakah itu artinya, mereka boleh melupakanku, meninggalkanku? berhenti menyirami persahabatan yang dulu kami bangun dalam tawa dan tangis? Apakah aku pada akhirnya bukan sahabat mereka, bukan teman mereka? Apakah aku pada akhirnya hanya orang asing dengan memori, seperti yang tertulis di image yang dilampirkan di tulisan di atas?

Aku ingin bertanya pada sang penulis, apa maksudnya to stop watering the friendship and let it die out? Apa maksudnya?

Tapi aku takut.. karena sebenarnya pertanyaan ini mungkin cuma pertanyaan sensiku. Pertanyaan sensi, dari seseorang yang pernah menghapus istilah 'sahabat' 'teman' dan menggantinya dengan 'orang asing'. Ini mungkin cuma pertanyaan sensi, dari seseorang, yang kini sekedar mendapat doa dari sahabat saja, bisa membuatku menetesan airmata berkali-kali.

Aku tahu mengapa aku sensi... karena barangkali, aku termasuk mereka, yang pantas berhenti dianggap teman dan diganti statusnya menjadi orang asing dengan memori. Aku mungkin sensi... karena... entahlah, sebenarnya aku tidak tahu persisnya.

Tapi aku... meski aku juga masih belajar tentang pertemanan, tentang persahabatan, tentang relasi apapun lah kau menyebutnya. Tapi aku... aku berharap aku bukan salah satu dari mereka, who stop watering the friendship and let it die out. Aku tidak mau menjadi objek yang tidak disirami dan dibiarkan layu. Maka, aku juga tidak mau menjadi subjek yang melakukan itu.

Aku tahu aku begitu buruk menjaga komunikasi dan relasi, saat jarak memisahkan aku dengan teman-teman terbaik dan sahabat-sahabat terbaik. Tapi aku tahu, bagaimanapun jauh raga kami, betapapun sudah berbeda kehidupan kami, betapapun sudah berbeda warna sudut pandang kami, cara berpikir kami, obrolan yang menarik hati kami. Betapapun seperti itu... aku berharap aku tidak pernah berhenti menyirami persahabatan tersebut. Karena aku ga mau menjadi objek yang menjadi layu, karena tidak pernah lagi disirami.

Aku ingin bertanya pada sang penulis, apa maksudnya to stop watering the friendship and let it die out? Apa maksudnya?

Apa maksudnya? Aku tidak tahu.. aku mungkin terlalu sensi, dan banyak berburuk sangka.

Stop watering the friendship, and let it die out... apakah itu artinya dengan cara kita memutus komunikasi?

Bukan. Menurutku bukan. Itu mungkin terjadi, ketika kita berhenti mengirim doa, meski saat kita teringat tentangnya. Aku masih belajar. Semoga ketika mengingat masa-masa persabatan bersama mereka, masa-masa bermain kami, masa-masa tangis dan tawa kami.. aku berharap saat itu, bukan cuma memori yang bermain di otak, namun juga doa, yang terkirim dari hati untuk mereka. Yang meski sudah lama tak bertemu. Yang meski sudah lama tak bertukar sapa. Yang meski sudah berbeda 180 derajat pemikiranku dan ia.

Semoga Allah melindungi kalian, memberkahi hidup kalian. Semoga kelak, diizinkan reuni di tempat terbaik, di Jannah-Nya. Semoga jika salah satu dari kami tertinggal, tidak berada di Jannah-Nya, semoga mereka mengingatku, atau sebaliknya, kemudian bertanya...

***

Izinkan aku menulis beberapa nama di sini, sekedar mengingatkan, ada teman-teman dan sahabat-sahabat yang perlu aku ingat, dan kudoakan, meski mungkin sudah lama kami tidak berjumpa, meski sudah lama kami tidak bertukar komunikasi.

A'yun, Piping, Vera, Iyel, Uzi, Nisa, Imel, Ama, Ana, Gita, Dita, Aulia, Sinta, Nindya, Gisella, Melyana, Atieng, Ratna, Anggun, Sabil, ....

Sementara cukup itu dulu. Nanti kalau ada yang ingat lagi aku update In syaa Allah. Itu nama mereka dari SD sampe SMA, yang kuliah sudah kutulis di tempat lain, di diary digitalku. Hehe.^^

Terakhir, aku tidak tahu... mungkin ini cuma kesensianku. Aku tidak tahu... mungkin aku justru bagian dari yang berhenti menyirami persahabatan dan membuatnya mati kering. Na'udzubillah. Aku masih belajar, terbata.. dan banyak kekurangan tentang hal ini, relasi, teman, sahabat, ukhuwah.. Aku tidak tahu... Tapi aku tahu, siapa Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu..

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya