Follow Me

Wednesday, November 16, 2016

Dimajukan jam 21, Selesai??!!

#SensiMe

Bismillah..

jam malam 23.15

Apakah dengan membatasi jam berkegiatan paling malam jam 23.00 maka persoalan selesai? Dengan dimajukan menjadi paling malam jam 21.00 maka persoalan selesai? Jam 19.00, selesai? Jam 18.00? 17.00? Tidak! Begal tetap ada!
- Mentri SosPol Kabinet KM ITB 2016, dalam tulisannya di campuspedia
***

Pertama-tama saya salut terhadap penulis kutipan di atas, hebat sih menurutku. Dia bisa menggunakan teori kuliahnya pada kasus yang terjadi di lapangan. Isinya juga menggambarkan mahasiswa banget, yang nggak takut untuk mengkritik para pejabat, baik pejabat ITB yag menurunkan kebijakan jam malam-nya, juga mengkritik pemerintah Bandung, tentang korupsi, juga tentang kebijakan menggusur street vendor yang disebutkan penulis bisa mengatasi masalah tata ruang kota.

Saya berharap pihak yang berwenang mau membaca dan berlapang dada menerima fakta dan pengajuan solusi di tulisan tersebut. Benar sih, bisa jadi jika masalah begal diatasi di sekitar ITB, itu tidak menyelesaikan masalah, karena begal bisa saja pindah area, yang memiliki permasalahan yg sama.

***

Tapi lepas, dari bagusnya tulisan di web tersebut, saya sedikit akan menulis sensiMe terhadap beberapa bagian di tulisan tersebut.

Menurutnya jam malam bukan solusi, menurutku....

Menurutku itu solusi. Ketika mahasiswa pulang sebelum malam terlalu larut otomatis semua aspek kerentanan berkurang. Pertama, pulang lebih awal berarti jalanan masih ramai, banyak kendaraan/mahasiswa lain yang pulang rame-rame meski ga janjian.

Saya tahu, ada banyak kriminalitas di Bandung, dengan berbagai metode, dari yang penipuan, pencopet, sampai hipnotis. Namun begal adalah salah satu yang paling ngeri menurut saya, karena bukan hanya 'harta' yang diambil kriminal, tapi juga mereka menyerang korban dengan senjata tajam.

Tapi.... kebijakan jam malam menurut saya sudah bagus. Tinggal bagaimana tiap organisasi/angkatan yang terpaksa harus pulang di batas jam malam bisa mengakali dengan sistem pulang ramai-ramai yg sudah diajarkan di OSKM atau Osjur masing-masing himpunan.

Bicara mengenai pulang berombongan

Saya tahu, kebanyakan dari kita seharusnya sudah terbiasa apalagi sering diwajibkan di acara kaderisasi seperti OSKM atau Osjur, tapi kenyataannya? Banyak kasus dimana, akhirnya masing-masing pulang sendiri-sendiri, entah individualis, entah takut dikira 'sok jagoan' jadi ga berani menawarkan diri mengantar, entah takut dikira 'terlalu penakut' jadi ga berani minta bantuan yang laki-laki. Kenyataannya, sangat jarang terjadi.

Ditulisan tersebut disebutkan, orang jadi parno karena berita begal, dan akhirnya memilih berpisah dari kelompok. Di sini penting banget namanya solidaritas, yang cewe harus berani angkat bicara, kalau memang ingin pulang lebih awal, harus ada komunikasi. Ga bisa cuma ngerasa ga bakal diizinin sama kelompok trus milih pulang sendiri, tanpa minta diantar. Trus yang merasa laki-laki, gentle dong hehe. Maaf kalau agak gimana bahasanya, tapi perempuan itu pemalu, jadi sebelum ngerencanain ngerjain tugas sampai malem, buat rencana pulang jam berapa dan harus ada yang nganter yg perempuan. 

Aku pernah diceritakan langsung dari seorang mahasiswi, yang waktu itu pulang jam 12 malam, sudah berulangkali pamit, dalam artian menunggu barangkali ada yang menawarkan untuk mengantar. Tapi hasilnya nihil. Yang cowok ga ngeh, yang cewek juga salah ga komunikasi dgn jelas. Ada hal-hal yang perlu dikomunikasikan, pada angkatan, pada kelompok tubes, dll. Jangan cuma diam. Cari solusi, pulang bareng-bareng kalau memang terpaksa harus sampai larut malam.

***

Terakhir, aku lebih banyak setuju sih ke tulisan di atas daripada sensi. Meski jujur ada hal-hal yang saya tidak seide dengan penulis.

Kalau menurut saya, pulang tidak larut malam tetap menjadi solusi utama. Namun jika memang terpaksa, maka pulang beramai-ramai, jika masih tidak bisa, tidak mengapa menginap di masjid salman. Sekali-kali merasakan indahnya sholat shubuh berjamaah di salman.

Baca juga tulisan saya sebelumnya, tentang curahan hati seorang ibu yang sesak nafas khawatir karena anaknya pulang malam, apalagi banyak kejadian kriminalitas begal di area sekitar ITB.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya