Follow Me

Wednesday, November 2, 2016

Tentang Pilihan Sikap

#blogwalking #opini

Bismillah.

Pilihan Sikap
Akhir-akhir ini ada perbedaan pendapat tentang pilihan sikap yang harus diambil terhadap peristiwa heboh di DKI Jakarta. Alkisah, salah satu calon PILKADA, mencaci isi Alquran. Berawal dari sana, kemudian muncul banyak reaksi, tuntutan, dan harapan tindak lanjut.

Aku jujur bukan orang yang paham persis ilmu, aku beberapa waktu yang lalu cuma menjadi pemirsa, yang membaca dari banyak sumber, namun tidak berani bersuara. Tapi rasanya, memilih sikap dalam hati saja, tanpa menyuarakannya, atau menuliskannya, atau dalam perilaku, aku rasanya begitu pengecut. Padahal aku yang dulu, selalu buka suara, tentang pilihan, prinsip, atau sejenisnya. Minimal lewat tulisan, meski hanya bs dilihat orang-orang tertentu, atau meski ga di share, nulis di sini aja.

Jadi kali ini, izinkan aku menulis di sini juga, tentang pilihan sikap yang aku ambil. Meski aku belum bisa ikut pergi ke sana, di hari itu.

***

Ya.
Kaum muslimin selalu serba salah.
Mau bersuara, dibilang SARA.
Mau mengkritik agama lain atau etnis lain, dibilang perkara sensitif.
Mau berdemo, diancam provokator dan kerusuhan massa.
Akibatnya, kaum muslimin benar-benar takut dan galau ketika ingin mengkritik sesuatu yang bersinggungan dengan agama. Takut fundamentalis. Takut radikal. Takut fanatik. Kaum muslimin Indonesia menyerah dan mengalah begitu saja ketika kerat demi kerat kemerdekaan beragama diserahkan pada pihak lain. Pariwisata diisi dengan hal yang bertentangan dengan agama, yah, biarkanlah, toh ini bukan negara Islam. Panti pijat, bar, karaoke, minuman keras, narkoba, pornografi merayap dengan pasti; yah, gak bisa dong tegas-tegas. Ini kan bukan negara Islam. Pemimpin dan kebijakan tak berpihak pada Islam; yah, demikianlah, kan ini bukan negara Islam.
Sekali saja, kaum muslimin benar-benar ingin bersatu padu membela agama. Membela kalimatullah yang telah ditafsirkan beda. Bukan karena pelakunya etnis tertentu. Bukan karena pelakunya non muslim. Tapi karena benar-benar ingin bersuara; agar warga muslim Indonesia yang mayoritas ini menjadi tuan di tanah sendiri. Membela agama dan kitab suci, dengan cara terhormat dan ksatria. Semoga setiap pihak menyadari bahwa kaum muslimin selalu ingin menyelesaikan perselisihan dengan cara hikmah.
 - Sinta Yudisia, dalam tulisannya "Saya tidak SARA & Cinta Cina"
***

Aku memandang masalah/kasus ini sebagai rencana Allah, rencana terbaik Allah. Saat berita tentang penistaan Alquran beredar di jejaring sosial, aku sempat men-share status seorang guru yang berbicara tentang rencana Allah, dan hubungannya dengan kasus tsb.

Sahabat, tersinggung adalah hak kita... geram adalah adalah fitrah kita... marah adalah ekspresi kemanusiaan kita... Namun, sampai kapan kita harus mengusik ketenteraman hati kita dengan ucapan Ahok ?
Kenapa tak kita nyamankan diri kita dengan sebuah berita gembira, bahwa melalui ucapan seorang Ahok Allah telah mengingatkan kita semua akan AlQur'an Surah AlMaa-idah ayat 51, untuk atasi galau Pilkada ?
Sahabat, sungguh Allah telah berkampanye dengan cara yang paling cantik...
- Adriano Rusfi (Bang Aad)
Membaca status Bang Aad itu membuatku teringat salah satu hikmah kisah Nabi Musa dan Fir'aun. Hal yang mirip, tentang betapa Allah memiliki rencana yang sangat indah. Ini captionku, sembari share status di atas,

Bismillah.
Membaca postingan Bang Aad mengingatkanku isi sebuah video ceramah. Allah selalu punya rencana terbaik. Seperti kisah Nabi Musa dan Fir'aun, siapa yang bisa mengumpulkan semua rakyat Mesir saat itu kalau bukan Fir'aun yang memaksa mereka berkumpul? Fir'aun mengira "panggung" yang ia buat untuk menunjukkan kekuatannya. Tapi hasilnya? "Panggung" itu adalah panggung dakwah, untuk menunjukkan bahwa Tuhan Musa 'alaihisalam, adalah Tuhan yang benar, bukan Fir'aun yang mengaku-aku jadi Tuhan.
Allahua'lam.
- Isabella Kirei
Videonya, seingatku video ceramah ustadz NAK seri story night. Saat itu Fir'aun ingin menunjukkan pada rakyatnya, bahwa sihirnya (tiga penyihir pilihan Firaun) lebih hebat daripada mukjizat Nabi Musa 'laihisalam. Tapi hasilnya justru berkebalikan dari niat Firaun, dihadapan seluruh rakyatnya, perwakilan penyihir itu justru bersujud, dan menyatakan keimanannya kepada Tuhannya Musa.

Aku merasa hal yang mirip terjadi di Indonesia. Beliau -males sebut nama- berniat mencela ayat suci Allah, agar masyarakat DKI memilih dia di PILKADA. Hasilnya? Caci maki-nya, justru membuat masyarakat Islam Indonesia teringat, dan bangkit, bahkan bersatu untuk menuntuk tindak lanjut hukuman atas penistaan Alquran, Kalamullah.

Sungguh Allah mempunyai rencana terindah dan terbaik, yang tidak bisa dikalahkan oleh rencana manusia, sekalipun manusia mengumpulkan segala kekuatan bahkan jika manusia mengajak golongan jin pun.



***

Terakhir, untuk diri. See? You just write about how amazing Allah's plans are. Now, the rest is in your hand. How you implement that faith in your life, in your daily life.

Aku tahu, tentang ini ada perbedaan pilihan sikap. Aku pernah menyimak dua pihak dengan pilihan berbeda berdebat di sebuah grup. Aku di sini, bukan hendak menunjukkan bahwa pilihan ini yang terbaik, yang lain salah. Tapi sekedar ingin menyuarakan, bahwa pilihan ini yang aku ambil dan aku rasa terbaik.

Jadi.. jangan tanya lebih lanjut, kenapa aku ga mengambil pilihan sikap yang lain. Aku ga bisa menjelaskan. Hehe. Tanya ke yang lebih berilmu aja ya. Aku cuma orang awam dalam hal ini, yang memilih sikap yang sama dengan guru-guru yang lebih ahli dan berilmu.


Allahua'lam.

***

PS: Aku gatau link persis penjelasan kisah Musa, dan hikmah takdir Allah. Tapi aku nonton video dari tiga link, silahkan cari sendiri yang mana yang menyebutkan hal tersebut: Story Night 1, Story Night 2, Story Night. Oh ya, itu videonya dalam bahasa inggris ya.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya