Follow Me

Thursday, November 10, 2016

Sepuluh Judul, Sepuluh Kutipan

#blogwalking

Lanjutan dari sepuluh tulisan terbaru di website officialnya Salim A. Fillah. Padahal hitungannya cuma sepuluh judul, dan isi tulisannya juga ga terlalu panjang, tapi baru menyempatkan menghabiskannya hari ini.

Trus... biar ga cuma baca, izinkan aku mengutip 10 kalimat/paragraf yang menurutku paling mengena, atau paling menarik. Semoga... dengan membaca kutipan di sini, ada orang yang akhirnya termotivasi baca tulisan lengkapnya di salimafillah[dot]com.

Oh ya, kutipannya aku urutkan berdasarkan urutan alfabet judulnya.

Ayah

Inilah Rasulullah ﷺ yang mencontohkan pada kita bahwa ungkapan syukur itu bukan hanya dalam kata-kata, melainkan juga perbuatan mesra. “Ya Rasulallah, apakah kau mencium anak-anak kecil itu dan bercanda bersama mereka?”, tanya Al Aqra’ ibn Habis, pemuka Bani Tamim ketika menghadap beliau yang sedang direriung oleh cucu-cucu Baginda.
“Mereka adalah wewangian surga, yang Allah karuniakan pada kita di dunia”, jawab beliau ﷺ sembari tersenyum.
- Salim A. Fillah, Ayah
Bekerja
Bekerja adalah ibadah. Dan di antara makna itu, bekerja berarti menyempurnakan pengharapan kepada Allah.
Bekerja adalah ibadah. Dan diantara makna itu, bekerja adalah menata niat untuk menjadi jalan rizqi bagi diri dan sebanyak mungkin orang lain.
Bekerja itu ibadah. Maka diantara maknanya adalah bahwa dalam payahnya ada rasa nikmat, dalam lelahnya ada rasa lezat.
- Salim A. Fillah, Bekerja


Sedikit komentar tentang kutipan di atas. Aslinya kalimat tersebut terpisah paragraf, di bawah kalimat di atas, ada penjelasan lebih detail. Aku... jujur untuk gaya tulisan, aku banyak meniru ustadz Salim, kalau kamu sering baca blog ini, kamu pasti bisa mengenalinya. Betapa aku sering mengulang frase kunci, kemudian menjelaskannya.

Bersalah Karena Cinta

Guru junjungan saya, Allahuyarham KH Mu’tamid Cholil pernah berkata, “Ada tempat dan waktunya di mana kadang cinta mengalahkan hukum.” Ya, ini tidak selalu berlaku. Tapi dalam dakwah, kita diingatkan untuk tak tergesa marah pada mereka yang barangkali mengamalkan sesuatu yang salah, tapi salah itu timbul dari cinta pada Allah, agama ini, RasulNya ﷺ, dan para pewarisnya.
Ya Allah anugrahkanlah kami hikmah, karena siapa yang dikaruniai hikmah, dia telah diberi kebaikan yang banyak.
- Salim A. Fillah, Bersalah Karena Cinta
Kekasih
Karena cinta, insan melakukan tindakan-tindakan luar biasa. Ya, bukti utama cinta adalah ittiba’ padanya, mengikuti sunnahnya. Tapi lebih dari itu pula, hati takkan dapat dicegah untuk merindu, bersyahdu, berdekat-dekat, menghormat, dan berkorban baginya.
Seperti Mu’adz ibn Jabal yang tak dicegah ‘Umar untuk menangis di sisi kubur Rasulullah ﷺ, seperti Abu Sa’id Al Khudzri yang menempelkan kepalanya di sana semalaman, seperti Sultan ‘Abdul Hamid II dari Daulah ‘Utsmaniyah yang dicatat dalam sejarah melakukan hal yang mengesankan.
Beliau memerintahkan agar rel kereta api Hijaz dalam jarak 20 KM dari Madinah kesemuanya diberi bantalan kapas tebal. Agar apa? Supaya getaran dan suara derunya tak mengganggu Sang Kekasih ﷺ.
- Salim A. Fillah, Kekasih 
Pelebur Habis, Palembang Tak Alah

“Pelebur habis, Palembang tak alah”, arti harfiahnya adalah peluru dan peledak habis, tapi Palembang yang gigih tak berhasil ditaklukkan. Makna peribahasa ini; sudah menghabiskan segala daya dan upaya namun tetap gagal mencapau tujuan. Sejak saat itu peribahasa ini bergema untuk mengenang kegagahan para pejuang Palembang.
- Salim A. Fillah, Pelebur Habis, Palembang Tak Alah
Pesona Madinah
“Jadi apa tujuanmu meninggalkan Makkah dan datang ke mari?”
“Mengunjungi kekasih kita Rasulullah ﷺ…”, sebutir airmata menetes di pipi pemuda itu ketika dia menengok ke seberang Raudhah Asy Syarifah tempat Sang Nabi ﷺ berbaring. “Dan duduk di hadapanmu untuk menadah ilmu”, lanjutnya sambil menghadapkan wajah pada Imam Malik dengan senyum ta’zhim.
- Salim A. Fillah, Pesona Madinah
Saya rekomendasikan baca kisah lengkapnya ya. Tentang kebiasaan Imam Syafi'i 'menulis' di telapak tangannya.

Pulang, Cinta
Bersama itu gerimis cinta bernyanyi..
Mengecipak serasah, mengetuk-ngetuk tanah..
Memintanya memberi jalan..
Pada benih-benih yang tertanam..
Agar tunasnya menyeruak, berakar, tumbuh, dan mekar..
Mari pulang, Cinta..
Ke gubuk kita, tempat menenun kasih..
Tempat berbagi tawa dan memadu airmata..
Tempat saling pinjam pundak dan berebut mengangsurkan peluk..
Mari pulang, Cinta..
Ke rumah yang bagai kutub penyejuk damai hati..
Tempat senyummu menyambut segala penat: “Masuklah, berselimut, rehat..”
Ke rumah yang bagai mentari penyala jiwa berapi..
Tempat senyummu menyengat ruh dan menggugat: “Keluarlah, da’wah, jihad!”
- Salim A. Fillah, Pulang, Cinta
Santri
Akhirnya, mohon izin menutup anggitan ini dengan Ta’limul Muta’allim lagi; sebab menjadi santri adalah pembelajaran tak henti-henti:
Layani ilmu dengan khidmah penadah faidah sejati. Langgengkan pembelajarannya dengan perilaku terpuji.
- Salim A. Fillah, Santri
Sarapan
Dengan nampan besar yang dikepung bersama, Nasi Kebuli meneguhkan persaudaraan yang ditenun dari keakraban menikmati rizqi, memuji Allah atasnya, dan membicarakan hal-hal baik dalam suasana kekeluargaan. Berkahnya bertambah-tambah seperti sabda Nabi ﷺ:
طَعَامُ الْوَاحِدِ يَكْفِي الِاثْنَيْنِ وَطَعَامُ الِاثْنَيْنِ يَكْفِي الْأَرْبَعَةَ وَطَعَامُ الْأَرْبَعَةِ يَكْفِي الثَّمَانِيَةَ
Makanan jatah satu orang cukup untuk dua orang. Makanan jatah dua orang cukup untuk empat orang. Sedangkan makanan jatah empat orang cukup untuk delapan orang. [HR. Tirmidzi No.1743]
 - Salim A. Fillah, Sarapan
Zam-zam
“Air Zam-zam itu berkhasiat sesuai yang diniatkan ketika meminumnya.” (HR Ahmad)
Maka siapa meminumnya untuk melenyapkan dahaga, niscaya Allah hilangkan hausnya; siapa meminumnya untuk mengatasi laparnya, niscaya Allah karuniakan kenyang padanya; siapa meminumnya agar dihilangkan penyakitnya, niscaya Allah anugrahkan kesembuhan baginya.
- Salim A. Fillah, Zam-zam
***

Padahal cuma sepuluh postingan, ga terlalu panjang juga hehe. Tapi baru bisa selesai, setelah diniatkan menulis kutipan dari sana. Memang begitu.. terkadang dipaksa untuk membaca, karena untuk menulis, harus ada bacaan yang masuk untuk jadi bahan tulisan. Atau sebaliknya, terkadang tergerak untuk menulis, karena membaca sesuatu yang menarik.

Terakhir, semangat membaca dan menulis! Jumpa lagi, di waktu yang Allah tetapkan^^

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya