Follow Me

Tuesday, November 15, 2016

Need a Good Listener

Bismillah.
there will always be a way out
Berawal dari obrolan di grup suatu applikasi messaging, aku jadi mengenal web naseeha[dot]org yang menyediakan fasilitas konsultasi via pesan dan telpon. Kami kemudian mengobrolkan bahwa ide layanan tersebut sangat bagus. Apalagi banyak kasus dimana seseorang membutuhkan pendengar yang baik. Pendengar tempat ia berbagi cerita, pendengar yang tidak menghakimi, yang ga punya persepsi awal terhadap kita.

Aku tahu... teorinya, tempat mengeluh dan curhat terbaik adalah kepada Allah, Allah yang Maha Mengetahui apa yang dihati kita, sehingga bahkan apa yang tidak bisa kita ungkapkan lewat kata, bisa dicurahkan ketika kita 'berkomunikasi' dengan-Nya.

Tapi... ada kasus dimana, kita butuh seseorang pendengar yang baik. Semacam konsultan, atau bisa juga mentor, atau murabbi. Terkadang, teman terdekat, saudara, bahkan orangtua membuat kita membisu, somehow tidak bisa menceritakan satu dua hal kepada mereka, meskipun mereka adalah orang-orang terdekat dalam hidup kita.


Lalu... aku menemukan postingan sebuah blog baru di tumblr judulnya ruang kosong, dengan tagline berbagi telinga. Blog tersebut menyediakan layanan yang mirip dengan website naseeha[dot]org. Aku tahu blog tersebut dari blog pencetusnya, Urfa Qurottu Aini.

Ini adalah tulisan pertama di blog baru saya : Berbagi Telinga. Mencoba menghadirkan sedikit kesejukan di dunia yang gersangnya makin bertambah ini. Kau boleh memaknainya sebagai rintik hujan: kecil, tidak mengganggu tapi juga tidak signifikan, namun mudah-mudahan mampu membuat sebagian orang menengadah sejenak ke langit untuk tersenyum dan mengucap syukur.
Disclaimer : Saya bukan psikolog, konsultan, ustadzah, atau ahli. Jadi blog ini tidak sama dengan blog konsultasi. Saya hanya orang yang suka berkutat dengan dunia self-help.
Blog Berbagi Telinga dibuat murni untuk dua hal : Pertama, menyebarkan kampanye untuk menjadi pendengar yang baik. Kedua, menjadi tempat berbagi dengar untuk masalah-masalah yang kita hadapi. Syukur kalau kita bisa berbagi solusi. Jika tidak pun setidaknya kita sudah berbagi, dan semoga bisa menerbitkan semacam kelegaan emosi.
Saya punya beberapa gambaran di kepala soal blog ini, misalnya soal pengelolaan tema (tema pengembangan diri, pernikahan, rumah tangga, relasi sosial, dll), open submission soal pengalaman menghadapi masalah dengan tema yang ditentukan (bagaimana awal masalahnya, apa yang dilakukan untuk menyelesaikannya, apa pelajarannya), berkolaborasi dengan Psikolog, Ustadz, atau tokoh tertentu, juga soal apa saja kontennya (gambar, wawancara, dll). Akan saya ceritakan sambil jalan. Ide dan masukanmu saya harapkan :)
- Urfa Qurottu Aini, dalam caption reblog postingan pertama Berbagi Telinga
***

Sebenarnya ada banyak yang ingin aku tuliskan di sini. Tentang pendengar yang baik, tentang diri yang masih belajar menjadi salah satunya. Tentang terkadang, sekedar menulis saja tidak cukup menjadi proses healing, kita perlu terbuka, bertanya, dan berdiskusi pada orang yang kita percaya, orang tua, kakak, teman, adik tingkat bahkan. Dan jika dirimu masih begitu tertutup, cobalah sekali-kali bertanya dan berbagi cerita di sana, di web/blog yang menyediakan layanan konseling.

Kalau kamu butuh konsultasi kesehatan, atau agama, atau hal lain, tentu lebih tepat jika bertanya pada yang ahli. Tapi... jika kamu hanya perlu telinga untuk mendengarkan, kamu bisa bertanya di situs di atas, di naseeha[dot]org, atau di berbagitelinga.

Aku... aku juga mau belajar menjadi pendengar yang baik. Jadi kalau mau curhat ke saya.. Gimana ya caranya? Hehe. Kalau tahu salah satu sosmed saya, Facebook, WhatsApp, Line, atau Tumblr, bisa message ke sana. Email juga bisa sih.. kalau tahu.

Aneh! Katanya membuka, boleh curhat ke diri, tapi gatau kenapa ga ingin nge-share nomor hp, atau id sosmed tersebut di atas. Hehe.

Lewat sini bisa kok, di komentar. Iya gitu aja, Hehe. Maaf ga jelas. wkwkwk.

Sampai Jumpa lagi! Sayonara.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya