Bismillah.
Aku tersesat, tidak tahu jalan mana yang harus kutempuh untuk sampai ke tempat tujuan. Aku tersesat, bekal perjalananku hampir habis, rasa haus dan lelah membuatku memilih duduk. Dan selagi duduk aku mencari makna tersesat.
Tersesat dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya tidak melalui jalan yg benar atau salah jalan. Bagiku tersesat adalah salah satu fase dalam hidup yang pasti pernah kita rasakan. Baik dalam hal sepele, seperti tersesat saat mencari alamat, sampai hal besar seperti tersesat dalam hidup.
Pernah merasakan tersesat bagiku merupakan pelajaran besar bagi masing-masing kita. Tersesat saat mencari alamat membuat kita jadi mengetahui jalan. Tersesat dalam memahami agama misalnya akan membuat kita berhati-hati dan memilah buku yang kita baca. Namun di sisi lain, kita tidak harus tersesat terlebih dahulu, untuk belajar. Kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersesat orang lain.
Tersesat seringkali memang membuat perasaanku tak menentu, takut, marah, lelah, dan lain-lain. Namun kita harus mengendalikan perasaan itu, mendinginkan kepala, dan mulai mencari cara untuk kembali ke jalan yang benar. Maka seringkali, tersesat menjadi momen saat kita harus duduk dan diam. Mencoba memikirkan ulang semua yang sudah kita lakukan. Momen untuk sejenak beristirahat, namun tidak berhenti.
Akan begitu menyebalkan dan menakutkan jika kita tersesat di jalan yang sunyi sendiri. Kita tidak tahu kepada siapa harus bertanya, apakah harus bertanya pada rumput yang bergoyang? Untuk itu, meski memilih menjadi penulis artinya menyusuri jalan sunyi, aku tetap mencari teman untuk berjalan bersama. Supaya saat nanti tersesat, kita tidak sendiri. Akan ada kawan yang rela berbagi bekalnya. Akan ada kawan yang menenangkan dan mengingatkan kita. Akan dan kawan yang membantu kita menemukan jalan kembali yang benar.
Maka sebelum aku kembali tersesat, aku ingin mengajakmu menemaniku menyusuri jalan sunyi ini. Dan kita saling berjanji untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Maka nanti saat aku kembali tersesat, semoga itu menjadi momen untuk muhasabah diri. Pasti ada yang salah dari diri, sehingga kita melangkah ke jalan yang salah. Pasti ada yang terlewat oleh diri, sehingga kita terjatuh ke dalam jurang dan tersesat.
Maka nanti saat aku kembali tersesat, semoga itu menjadi momen untuk mengingat lagi niatan diri.
Aku tersesat, tidak tahu jalan mana yang harus kutempuh untuk sampai ke tempat tujuan. Aku tersesat, bekal perjalananku hampir habis, rasa haus dan lelah membuatku memilih duduk. Dan selagi duduk aku mencari makna tersesat.
Tersesat dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya tidak melalui jalan yg benar atau salah jalan. Bagiku tersesat adalah salah satu fase dalam hidup yang pasti pernah kita rasakan. Baik dalam hal sepele, seperti tersesat saat mencari alamat, sampai hal besar seperti tersesat dalam hidup.
Pernah merasakan tersesat bagiku merupakan pelajaran besar bagi masing-masing kita. Tersesat saat mencari alamat membuat kita jadi mengetahui jalan. Tersesat dalam memahami agama misalnya akan membuat kita berhati-hati dan memilah buku yang kita baca. Namun di sisi lain, kita tidak harus tersesat terlebih dahulu, untuk belajar. Kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersesat orang lain.
lost |
Tersesat seringkali memang membuat perasaanku tak menentu, takut, marah, lelah, dan lain-lain. Namun kita harus mengendalikan perasaan itu, mendinginkan kepala, dan mulai mencari cara untuk kembali ke jalan yang benar. Maka seringkali, tersesat menjadi momen saat kita harus duduk dan diam. Mencoba memikirkan ulang semua yang sudah kita lakukan. Momen untuk sejenak beristirahat, namun tidak berhenti.
Akan begitu menyebalkan dan menakutkan jika kita tersesat di jalan yang sunyi sendiri. Kita tidak tahu kepada siapa harus bertanya, apakah harus bertanya pada rumput yang bergoyang? Untuk itu, meski memilih menjadi penulis artinya menyusuri jalan sunyi, aku tetap mencari teman untuk berjalan bersama. Supaya saat nanti tersesat, kita tidak sendiri. Akan ada kawan yang rela berbagi bekalnya. Akan ada kawan yang menenangkan dan mengingatkan kita. Akan dan kawan yang membantu kita menemukan jalan kembali yang benar.
Maka sebelum aku kembali tersesat, aku ingin mengajakmu menemaniku menyusuri jalan sunyi ini. Dan kita saling berjanji untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Maka nanti saat aku kembali tersesat, semoga itu menjadi momen untuk muhasabah diri. Pasti ada yang salah dari diri, sehingga kita melangkah ke jalan yang salah. Pasti ada yang terlewat oleh diri, sehingga kita terjatuh ke dalam jurang dan tersesat.
Maka nanti saat aku kembali tersesat, semoga itu menjadi momen untuk mengingat lagi niatan diri.
“Jangan kalah oleh lelah. usir saja ia dengan janjiNya. Bukan kah niatanmu untukNya? Jangan kalah oleh bosan. usir saja ia dengan janjiNya. Bukan kah niatanmu untukNya?”Maka nanti saat aku kembali tersesat, semoga itu menjadi momen untuk meluruskan niat.
“Masih belum termotivasi? Niatkan karena Allah. Cobalah sejenak diam dan merenung. Luruskan niat, siapa tahu ada yang salah dari niat kita. Jika menulis hanya kau jadikan ajang mencari uang, atau ajang untuk tenar, atau apapun yang bersifat semu dan kedunia-duniaan, kali ini niatkan untuk Allah. Hamasatul jannah, begitu istilah yang pernah kudapat di unit Mata' Salman. Maka motivasi mana yang lebih baik ketimbang kerinduan akan Surga-Nya?” –betterwordAllahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya