Follow Me

Friday, March 17, 2017

#6 Mencari Makna Jatuh

Bismillah.

Apa yang kau pikirkan ketika membaca kata jatuh? Gravitasi? Sakit? Bangkit? Atau apa? Jatuh dalam KBBI berarti (terlepas dan) turun ke bawah dengan cepat (baik ketika masih dalam gerakan turun maupun sudah sampai ke tanah).

Bagiku, mendengar kata jatuh yang teringat adalah sebuah lubang, luka, dan jalan tertatih. Kita terjatuh di sebuah lubang, kemudian terluka, kemudian mencoba bangkit dan berdiri, berjalan. Jatuh bukanlah hal yang menyenangkan. Namun lewat peristiwa jatuh, kita belajar untuk berjalan. Ya, ingatkah saat kita berjalan pertama kali, limbung dan tidak seimbang. Terkadang merembet di dinding atau benda apa pun yang menjaga kita agar tidak terjatuh. Terkadang, dituntun ibu atau ayah. Dan yang pasti pernah terjadi, jatuh, menangis. Namun tidak langsung putus asa, tidak kapok. Sakit memang saat jatuh, namun kita masih ingin belajar bediri dan berjalan seperti kebanyakan orang dewasa di sekitar kita.

Begitu pula "jatuh" dalam hal lain. Misalnya dalam masalah akademik. Kita belajar, sesekali mudah mengerti, kemudian merasa sulit. Dan saat Ujian, kita berusaha mengerjakan sebisa kita, kemudian nilai keluar. Sekali A, kemudian A, kemudian A. Namun suatu hari tiba-tiba D. Menangislah kita saat itu, jatuh, ya, jatuh sangat jauh dari A ke D. Sakit? Ya, sakit. Tapi apakah setelah itu kita menyerah? Apakah setelah itu kita me-label-i diri tidak pandai? Melabeli bahwa ini bukan passion kita?

Ya, karena dalam hidup, kita belajar banyak hal, kita juga akan merasakan banyak peristiwa jatuh. Yang terpenting dari jatuh, adalah sikap kita setelahnya. Apakah kita mampu bangkit dan memperbaiki diri? Atau justru berputus asa dan menyalahkan takdir.

Dari kata kerja jatuh aku menemukan makna. Sebuah makna, bahwa setiap saat kita terjatuh (lagi), jangan berputus asa dari RahmatNya.
“Katakanlah. ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” -kalamullah
Bandung, 7 Maret 2015 - IK

***

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya