#buku
-Muhasabah Diri-
Excuse me, can I know your name?
Bukan.. bukan excuse itu yang akan kubahas hehe. Tapi tentang alasan-alasan yang dibuat-buat. Masih dari buku How to Master Your Habit-nya Ustad Felix Siaw yang kubaca sebelum Ramadhan.
Sebelum bahas tentang excuse, aku ingin sedikit cerita tentang buku ini dan gimana aku akhirnya baca buku ini. Yang mau skip, boleh. Langsung aja ke tulisan di bawah tiga bintang.
Sebenernya udah lama liat buku ini di rak lemari kaca, tapi baru tertarik baca pas mendekati Ramadhan. Dengan mindset, semoga bisa membantu proses memperbaiki habit di Ramadhan tahun ini. Buku ini milik adikku. Proses baca buku ini terbilang cepat, qadarullah ritme bacaku waktu itu lagi naik, dan buku ini isinya juga mengalir, banyak ilustasi dan gambar. Sempet mikir juga, mungkin bisa selesai baca sekali duduk.
Membaca buku ini mengingatkanku masa-masa awal perkuliahan, pernah liat langsung ustadz Felix di IRAMA (Inspirasi Ramadhan) Salman. Nonton beberapa video ceramah beliau, tentang perjalannya menemukan islam, tentang hijab, juga tentang sejarah al fatih. Penekanan beliau di basyirah, gaya penuturannya, nadanya, keinget pas baca buku ini. Trus mikir, kenapa ga dari dulu baca buku beliau? Padahal pernah ke kosan Ida, dan ngeliat tote bag Beyond the Inspiration. Pernah juga ngebolak-balik (just read some of the page) buku pinky putusin aja, sama yuk berhijab, tapi ga pernah beneran baca dari awal sampai akhir hehe.
***
Ada satu habits yang perlu diwaspadai, habits yang dibahas di dua bagian buku ini, diberi judul Just Kill the Excuse, dan Excuse are Extremely-Very Dangerous. Bagian pertama wajar, karena memang biasanya untuk memulai habit, akan ada banyak alasan yang menghambatnya. Yang kedua yang mau dibahas, tentang bahayanya kebiasaan ngeles, kebiasaan mencari excuse.
"Habits membuat alasan ini sangat berbahaya. Bahkan bisa menghancurkan kehidupan orang yang memilikiya. Karena hampir sebagian besar orang gagal karena alasan. Orang yang memiliki banyak alasan selaalu merasa bahwa kesaalahan bukan ada pada dirinya, dan sama sekali menutup kemungkinan akan itu. Sebaliknya, baginya kesalahan ada pada orang lain." - Felix Y. Siauw, dalam buku How to Master Your Habit
Padahal manusia itu pasti pernah ngelakuin kesalahan, dan hanya dengan belajar dari kesalahannya manusia bisa maju.
Selanjutnya Ustad Felix bercerita suatu waktu beliau bertemu seseorang yang sudah ahli membuat alasan-alasan. Bukan cuma kebiasaan, bahkan sudah menjadi keahlian. Seorang mualaf, supir angkutan kota. Sebelumnya pengajar. Dulu kuliah teologi, memiliki hafalan quran, bahasa arabnya bagus, sudah baca buku-buku tebal yang memusingkan Ustad Felix. Tapi semua yang ia miliki, kelebihannya ilmunya, menjadi "cuma-cuma" karena mindsetnya sebagai korban. Yang baca buku ini mungkin sudah tahu ya, percakapan di cerita tersebut. Solusi atau bantuan yang ditawarkan, dan alasan-alasan yang dilontarkan.
Di akhir kisah tersebut, ustadz Felix mengingatkan, bahwa jika kita terbiasa mencari excuse demi excuse. Maka kita akan selalu menemukannya. Dan itu, akan membuat hidup kita terus menerus dalam kegagalan.
Aku membaca penjelasan tentang excuse, menyimak kisah dan percakapan di dalamnnya, kemudian berkaca pada diri. Am I one of them? Yang terbiasa mencari-cari, dan mendapatkan alasan-alasan. Excuses yang menahan tangan untuk bekerja, excuses yang menghalangi kaki untuk melangkah. Apakah aku 'tanpa' sadar melakukannya?
Penjelasan tentang itu juga mengingatkanku, bahwa untuk sukses, kita harus menyibukkan diri dengan kerja dan doa. Terus bergerak dan berdoa, jangan biarkan diri mencari-cari alasan. Jangan biarkan keluhan dan excuses menghambat langkah kita.
Terakhir, semangat Bella! I know you're not in a 'good' condition. Jangan jadikan itu excuse. Kamu bisa mengubahnya, mulai detik ini. Remember, it's Ramadhan. Ini bukan bulan biasa. Jika terasa lemah, minta kekuatan padaNya. Jika merasa bersalah, minta ampunan dan maaf dariNya. Berdoalah, Allah mendengarkanmu.
Allahua'lam.
Selanjutnya Ustad Felix bercerita suatu waktu beliau bertemu seseorang yang sudah ahli membuat alasan-alasan. Bukan cuma kebiasaan, bahkan sudah menjadi keahlian. Seorang mualaf, supir angkutan kota. Sebelumnya pengajar. Dulu kuliah teologi, memiliki hafalan quran, bahasa arabnya bagus, sudah baca buku-buku tebal yang memusingkan Ustad Felix. Tapi semua yang ia miliki, kelebihannya ilmunya, menjadi "cuma-cuma" karena mindsetnya sebagai korban. Yang baca buku ini mungkin sudah tahu ya, percakapan di cerita tersebut. Solusi atau bantuan yang ditawarkan, dan alasan-alasan yang dilontarkan.
Di akhir kisah tersebut, ustadz Felix mengingatkan, bahwa jika kita terbiasa mencari excuse demi excuse. Maka kita akan selalu menemukannya. Dan itu, akan membuat hidup kita terus menerus dalam kegagalan.
"Begitulah Pesimus, dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mendaftar sejuta alasan 'kenapa mereka gagal'. Sementara Optimus menghabiskan waktunya mendaftar 'apa yang ingin saya capai dan caranya'. Ironisnya, keduanya mendapatkan apa yang sama-sama mereka cari. Betul-betul mendapatkannya.
Yang perlu saya sampaikan di sini adalah, penghargaan tidak akan pernah datang kepaada seseorang yang pandai membuat alasan. Jangan berharap. Karena tidak yang akan didapatkan oleh orang yang beralasan kecuali kegagalan yang jauh lebih besar." - Felix Y. Siauw***
Aku membaca penjelasan tentang excuse, menyimak kisah dan percakapan di dalamnnya, kemudian berkaca pada diri. Am I one of them? Yang terbiasa mencari-cari, dan mendapatkan alasan-alasan. Excuses yang menahan tangan untuk bekerja, excuses yang menghalangi kaki untuk melangkah. Apakah aku 'tanpa' sadar melakukannya?
Penjelasan tentang itu juga mengingatkanku, bahwa untuk sukses, kita harus menyibukkan diri dengan kerja dan doa. Terus bergerak dan berdoa, jangan biarkan diri mencari-cari alasan. Jangan biarkan keluhan dan excuses menghambat langkah kita.
Terakhir, semangat Bella! I know you're not in a 'good' condition. Jangan jadikan itu excuse. Kamu bisa mengubahnya, mulai detik ini. Remember, it's Ramadhan. Ini bukan bulan biasa. Jika terasa lemah, minta kekuatan padaNya. Jika merasa bersalah, minta ampunan dan maaf dariNya. Berdoalah, Allah mendengarkanmu.
"Don’t question Allah’s mercy. Just ask for it and you’ll find it." - Shaykh Omar Suleiman
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya