"Padahal sebelumnya ada kemajuan, tapi kemarin justru mundur lagi", ucapnya dengan nada kecewa. Ia berbicara tentang salah satu kliennya. Entah aku saja yang sedang sensitif, atau memang Allah menginginkanku mendengar kalimat itu agar aku bisa bercermin. Yang jelas, aku merasa jadi subjek kalimat itu. Tentang progres yang seharusnya maju, tapi justru mundur. Atau mungkin kurva yang seharusnya naik, tapi justru turun.
***
Pernahkah merasa begitu? Saat orang lain bicara tentang hal lain, namun kalimatnya pas seolah tertuju padamu? Aku lumayan sering merasakannya. Entah ini tentang diri yang seringkali mudah sensi, atau semoga ini kepekaan hati untuk refleksi diri.
Jika dilihat dari kacamata netral, namanya mobil *eh, hidup, berfluktuasi jalannya, terkadang maju. mundur bahkan pernah stuck. Saat maju kita bisa merasakan ada perbaikan di setiap harinya. Tidak selalu dari pada hal-hal yang bisa dihitung kuantitasnya, tapi juga pada kualitasnya. Saat mundur, kita merasa merugi, ada penurunan, ada yang berkurang. Dan saat stuck, dibutuhkan energi dorongan dan tarikan agar ia bisa bergerak lagi. Dorongan dan tarikannya adalah motivasi internal, dan eksternal yang menyadarkan diri bahwa hidup harus tetap berjalan maju. Karena behenti bisa jadi merupakan kemunduran yang berkamuflase. Layaknya mobil yang berada di jalan tanjakan, jika ia berhenti, grafitasi akan membuatnya mundur.
Jika dilihat dari kacamata netral, memang seharusnya kemajuan dan kemunduran begitu. Tapi terkadang kacamata yang kukenakan keruh. Tertutup debu-debu kenegatifan. Sehingga saat maju, perpindahannya seolah tidak dirasakan. Terutama pada hal-hal yang tidak bisa diukur dengan angka. Saat kacmata keruh, fase mundur dan stuck sering didramatisasi. Ketimbang fokus pada usaha untuk bergerak maju lagi, aku memilih meresapi perasaan sedih karena rasanya tidak ada kemajuan. Bahwa rasanya, aku tidak tahu, apakah aku pernah merasakan kemajuan? Atau sebenarnya, aku belum beranjak dari tempat yang sama. Masih stuck, atau bahkan mengalami kemunduran.
"Padahal sebelumnya ada kemajuan, tapi kemarin justru mundur lagi"
Saat kacamata keruh, ia bagai magnet bagi pikiran negatif. Tiba-tiba saja kepikiran, "bagaimana jika usaha yang ada, tidak memberikan perubahan?" atau pikiran, "bagaimana jika 'mesin'-nya mati, dan aku masih berada di titik terendah?" Ya, hal-hal semacam itu, yang membuat wajah semakin sendu, dan derai air mata sulit terbendung. **tuhkan dramatisasi wkwk J
Dan kau tahu? Jika dibiarkan, akan semakin sulit membersihkan kacamatanya. Padahal untuk terus maju, kita memerlukan penglihatan yang jernih, yang tajam. Bukan yang keruh apalagi yang buram.
Ada yang masih ingat, saat aku berceloteh tentang kegelapan? Bahwa saat gelap, kita bisa meminta cahaya dariNya? Dari Nurun 'ala nur?
Tahukah bahwa Allah tidak menciptakan manusia sendiri tanpa petunjuk? Bahwa IA mengirim rasul yang menyampaikan ayat-ayatNya?
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya, [Surat An-Najm (53) ayat 39]
Ayat ini mengingatkanku lagi, bahwa Allah menghargai usaha manusia, dan Allah akan memberikan hasilnya. Kemajuan, kemunduran bahkan stuck, sikap kita terhadapnya, bagaimana kita berusaha untuk maju lagi, Allah tahu, dan Allah akan memberikan hasil dari usaha kita. Bahkan...
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna,
[Surat An-Najm (53) ayat 40 dan 41]
Bahkan akan diberikan balasan yang paling sempurna. Allah Maha Adil.
Ayat 40, mengandung harap sekaligus takut. Bahwa kelak usaha kita, apa yang kita lakukan di dunia, akan diperlihatkan nanti di hari perhitungan. Semoga kita banyak mengisi hidup dengan ketaaatan kepadaNya, dan diberikan kesempatan untuk bertaubat atas kesalahan dan dosa kita. Sehingga diizinkan Allah menerima catatan dari kanan. Aamiin.
Allahua'lam.
***
PS: Bener ga sih tanda antonim itu ini >< ? *jadi inget orang yang sensi karena emot -.- wkwkwk
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya