Salah satu kebiasaan yang tertulis di buku 7 Habits of Highly Effective People, Stephen R. Covey adalah proaktif. Sifat proaktif maknanya, kita tidak membiarkan lingkungan luar untuk mengendalikan diri kita. Seperti cuaca buruk, yang tidak boleh membuat bibir kita melengkung kebawah.
Pertanyaannya, jika kita melakukan kesalahan, sikap proaktif apa yang bisa kita lakukan?
Covey menuliskan dalam bukunya,
"Pendekatan proaktif terhadap kesalahan adalah mengakui dengan cepat, memperbaiki dan belajar darinya."
Itu sikap yang seharusnya kita ambil saat kita melakukan kesalahan. Namun mengakui kesalahan, terkadang tidak sesederhana itu. Akan ada waktu ego kita meninggi, kemudian kita memilih untuk tidak mengakui bahwa apa yang kita lakukan salah. Lebih mudah melemparkan kesalahan kepada lingkungan, mencari kambing hitam. Puasaku rusak? Itu sih, kakak nyetel acara gosip di TV, aku kan jadi ikut nonton. Lebih mudah mengatakan itu, ketimbang mengakui, bahwa kita salah, karena memilih ikut menonton gosip, padahal kita bisa saja mematikan TV, atau mengganti channelnya.
Apa yang terjadi saat kita tidak segera mengakui kesalahan kita? Covey menuliskan dalam bukunya, bahwa menutup-nutupi kesalahan, melakukan kebohongan rasional pada diri sendiri, justru akan memberikan cedera yang jauh lebih parah pada diri. Ibarat seekor ular berbisa menggigit kita, namun kita justru memilih mengejarnya, yang menyebabkan bisanya menyebar lebih cepat. Ketika kita tidak segera mengakui kesalahan kita, kita mendustai subconscious kita. Semakin lama kita tidak mengakuinya, semakin sakit juga kondisi hati kita.
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Pintu surga dibuka lebar-lebar. Mari perbanyak memohon ampun, jujur pada Allah dan mengakui kesalahan kita. Disunnahkan memperbanyak istighfar dan memohon ampun di waktu sahur. Semoga kita mendapatkan ampunan di Bulan Suci ini. Aamiin.
©BetterWord | Refleksi Ramadhan
***
Keterangan : Tulisan Ramadhan tahun lalu, dari facebook pribadi khusus Ramadhan.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya