I feel like giving up. Rasanya aneh dan tidak mengerti pada diri. Bagaimana bisa iman naik dan turun begitu cepat. Sebentar semangat sebentar berteman malas. Tapi qadarullah hari ini hari Jumat. Maka seketika aku teringat keistimewaan hari jumat. Membaca al kahfi yang bisa menyinari dari jumat ke jumat. Jumat, bulan Ramadhan, mengingatkanku, bahwa aku tidak boleh cepat menyerah. Seperti pengingat yang kemarin aku salin. Setiap kesalahan, segera bertaubat dan minta ampun. Jangan terlalu lama bersedih dan down akan kesalahan yang kita lakukan.
Aku duduk di salah satu rumahNya pagi ini. Qadarullah, di masjid itu ada kajian ibu-ibu. Sang ustadz mengisi materi, mengingatkan tentang syukur, karena kita sudah melalui hampir sepertiga Ramadhan. Juga tentang esensi puasa, agar tidak terhenti hanya menahan lapar dan haus. Tentang kebiasaan buruk, yang harus diberhentikan di bulan ini. Barangkali, pahala menghentikan kebiasaan buruk lebih besar, ketimbang melaksanakan amal yang biasa kita lakukan.
Hari ini juga, qadarullah seseorang yang menyuruhku datang, mengingatkanku hal yang aku lupa beberapa hari ini. Hidayah itu tidak datang cuma-cuma, harus dicari, harus diusahakan. Kata-kata pengingatnya membuatku sadar, barangkali aku.. belum berusaha lebih keras untuk berusaha mencari hidayah. Agar hati yang sakit, bisa sembuh.
Seringkali aku takjub pada apa yang Allah takdirkan di hariku. Seolah doa-doa kecilku Allah kabulkan. Hari ini, takdirNya, mengingatkan aku lagi, bahwa Allah Arrahman, Arrahim.
Allahua'lam.
9 Ramadhan 1439H | 25 Mei 2018
©BetterWord | Refleksi Ramadhan
***
Keterangan : Tulisan Ramadhan tahun lalu, dari facebook pribadi khusus Ramadhan.
Keterangan : Tulisan Ramadhan tahun lalu, dari facebook pribadi khusus Ramadhan.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya