Follow Me

Saturday, October 29, 2016

Bersama Kamu

Bismillah.
"Momen yang indah lahir dari kebersamaan, ketika kita melihat matahari menunjukkan indahnya senja, dan terbitnya ia dari ufuk bersama-sama"
-sebuah fanpage di facebook
Sebelumnya, maaf, karena ga pengen memberikan link asal quotes di atas, karena ternyata setelah dibuka itu fanpage kampanye. Kan tahun lalu Bell? Tetep aja ga mau hehe. Wkwkwk. Kalau kamu penasaran, buka fb aja trus searching dengan keyword BersamaKamu, in syaa Allah ketemu kok hihi.

Jadi ceritanya, awal mulanya, aku buka fb, trus menemukan fanpage yang direkomendasikan. Gambar covernya bagus gitu, namanya juga bagus bersamaKamu, berasa gimana gitu. Aku kira.. aku kira itu semacam organisasi atau komunitas yang fokus di kemanusiaan. Hihi. Ternyata eh ternyata. Jejeng. Itu direkomendasikan fb karena memang banyak mutual friend ku yang juga menge-like page tersebut.


Kalau ada yang bertanya kampanye apa, itu kampanye PEMIRA ITB sepertinya. Kok sepertinya? Soalnya aku ga nelusurin satu-satu postingannya. Cuma liat postingan teratas di page tersebut, dengan judul HEARING terakahir. Hearing itu semacam forum komunikasi antara calon politikus KM ITB dan massa kampus alias calon pemilih.

Menemukan fanpage itu, membuatku teringat, kalau pagi ini, aku lihat postingan blogku yang dikunjungi orang lain, dan menemukan ada orang yang berkunjung ke postingan bertopik PEMIRA di blog ini. Kalau mau baca tentang PEMIRA ITB 2013 dan sedikit sudut pandang dariku, bisa berkunjung di sini dan di sini.

***

Berbicara tentang PEMIRA ITB mengingatkanku tentang posisi dan keputusanku tentang sesuatu.

Aku ingat PEMIRA ITB pertamaku, 2011 kalau ga salah. Aku jadi panitia pemira, awalnya ikut gara-gara ikut-ikutan temen aja. Hehe. Ditempatkan di divisi tata cara, ga terlalu kontributif sih aku, sering bolos rapat, ga beli kaos panitia juga gara-gara gambarnya, hiihi. Tapi aku ga terlalu gabut (gaji buta) juga kok. Pernah ikut rapat beberapa kali, meski cuma ikut pengesahan? eh pengecekan dukungan sekali karena sering malam hari. Aku lupa namanya, tapi itu proses ketika seseorang mau nyalon jadi KM, dia harus melampirkan form berisi nama nim dan tanda tangan sekian banyak mahasiswa ITB beserta foto KTM mereka. Aku ingat, waktu itu kadivku berkata kalau "Pemira itu kondusif kok", meski waktu itu aku masih polos, hehe, masih belum tahu maksud kata kondusif.

Aku ingat PEMIRA ITB pertamaku, 2011, masih tahun yang sama. Saat itu aku masih netral, ga tahu tentang dua kubu di kampus ITB. Saat itu yang aku tahu aku panitia, yang punya kewajiban mengajak teman TPBku untuk aktif memilih calon presiden KM. Waktu itu kebetulan TPB pertama kalinya *kalau ga salah, diberi hak suara. Banyak pro kontra, ada yang kontra karena kemungkinan besar massa TPB bisa mudah digiring salah satu, atau dua kutub. Ada yang pro, soalnya, TPB kan juga mahasiswa ITB, yang punya hak memilih siapa pemimpinnya di KM dalam hal ini. Oh ya KM itu semacam organisasi kemahasiswaan, duh kok lupa ya istilah umumnya. Biasanya bukan KM, cuma di ITB aja, semua-semua serba pake istilah 'keluarga' hihi. Jangan dibaca negatif ya, maksudnya baik kok. Keluarga, bukan cuma organisasi atau relasi bisnis.

Aku ingat PEMIRA ITB keduaku, 2013. Di sini pendapatku sudah mulai bergeser, dari yang netral ke yang pasif. Pasif, gamau ikutan urusan begituan. Bahkan sekedar isi form dan merelakan KTM-ku difoto aja aku ga mau. Keras kepala. Dasar Bella! Hehe. Aku tapi pasif bukan berarti ga peduli juga, sebenernya aku ikut baca-baca sosmed dan video kampanya para calon juga, pernah membaca semacam notula hearing pula, meski banyak yang di skip. Hehe. Bagiku Pemira ITB itu indah di pandang, dari sana muncul berbagai gagasan dan kreatifitas, tapi untuk dirasakan, rasanya pahit.

Aku ingat PEMIRA ITB pertama dan keduaku. 2011 dan 2013. Aku ingat masa-masa transisinya, bagaimana aku yang netral, aku yang pernah jadi panitia, dan memotivasi teman TPBku untuk memilih berubah menjadi aku yang pasif, yang keras kepala. Aku ingat, hari itu.. aku pulang dari mata kuliah olahraga, masih memakai seragam olah raga biru dongker, kombinasi hijau muda. Lalu sebuah insiden terjadi, dan dari sana aku mulai anti. Lalu berlanjut, membaca fakta dan insiden lain di pemira selanjutnya, aku cuma bisa tersenyum kecut mendengarnya, membaca bumbu-bumbu di milis HMIF saat itu.

Aku.. aku tidak dalam posisi membujukmu untuk aktif, atau pasif. Aku tidak dalam posisi untuk membujukmu ikut kubu A atau kubu B. Aku di sini, hanya tersentil untuk nostalgia, dan sekedar cerita tentangku dan pemira ITB.

Tapi kalau aku boleh kasih saran. Apapun pilihanmu, aktif maupun pasif. Kubu A atau kubu B. Semoga pilihanmu dibuat masak-masak, bukanka sekedar ikut-ikutan mayoritas orang disekitarmu. Karena dengan itu, kamu ga akan menyesal. Kamu yang aktif ga menyesal. Kamu yang pasif ga menyesal. Kamu yang netral ga menyesal, dan kamu yang memihak salah satu kubu pun ga menyesal. Dan habislah perkara. (: Selesai.

Btw, apakah sekarang sedang masa PEMIRA ITB? Kemungkinan besar iya. Aku memang pasif, tapi aku masih peduli. Jadi aku tahu masa PEMIRA ITB adalah akhir tahun sampai awal tahun. Bener ga? Tapi namanya juga pasif, aku sebenernya lupa, pemira ITB tuh berapa tahun sekali ya? Tiap tahun kah? Dua tahun sekali kah? Aneh ya, kalau 2 tahun sekali bukannya harusnya tahun 2017?

Hihi. Aku baru sadar, kan di akhir dan awal tahun hehe. Bener ga? Sok tahu ya diriku.. katanya kamu sebel Bel sama orang sok tahu? Hehehe.

Anyong! Maaf ya, akhir-akhir ini banyak postingan panjang yang isinya cuma nostalgia. Di sini, kataku, terukir kata, terekam jejak. Kadang aku menulis sekedar untuk merekam jejak. Semoga saja bisa berbagi makna, yang bermanfaat bukan hanya untuk diri.

Maaf panjang... hehe. Seperti biasa, aku akhiri dengan sebuah frasa.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya