Follow Me

Wednesday, October 19, 2016

Luka Lama (3)

#curcol

Bismillah.

please; masih belajar desain, layout free from canva


Untuk siapapun yang sengaja/tidak lewat atau mampir di tulisan ini, bolehkan aku meminta tolong satu hal? Tolong berhenti membaca. Terutama tulisan ini, kau boleh membaca tulisan yang lain, tapi jangan ini. Please...


***

I still fighting with myself. I still lose to myself, that old scar keep winning and hold my feet to take a step forward.

Aku tahu, luka lama yang aku punyai ini tidak separah luka lama korban tsunami, mungkin juga tidak pantas untuk disebut trauma. Tapi bagiku... luka lama ini, mungkin akan menahanku di sini terlalu lama, kemudian membiarkanku tenggelam dan terluka lagi dan lagi.

Seseorang berkata padaku, "apakah perlu diantar? kamu kan bukan anak kecil lagi bell?" Aku saat itu mendengar pertanyaannya dan hanya bisa membiarkan yang basah semakin kuyup lalu aku bercakap cakap dengan diriku sendiri.

A, A': me, another me 

A: Benar, kamu bukan lagi anak kecil. Kamu bisa, kamu cuma perlu ke sana. Gedung itu, dan orang-orang di dalamnya tidak semenakutkan yang ada di pikiranmu. Gedung itu, dan orang-orang di dalamnya tidak pernah bermaksud melukaimu atau menelanmu hidup-hidup.

A': Tapi kau tahu bagaimana aku berakhir basah kuyup di sana, berada bahkan mendekat ke gedung itu, apalagi bertemu orang-orang di dalamnya, hanya menjadikanku seorang loser, seorang cry baby. Aku butuh seseorang untuk memaksaku menapaki tanah yang dipikiranku penuh ranjau itu.

A: Kamu ga boleh bergantung pada manusia. Ingatkan kata seseorang, kalau yang bisa memenangkan perang ini adalah dirimu sendiri, sedangkan bantuan dari orang lain adalah bonus.

A': Aku tahu. Aku mungkin terperangkap di tubuh dewasa, tapi aku masih anak kecil. Aku ga mau minum obat karena pahit. Aku ga mau lukaku diberi obat merah karena perih. Aku butuh seseorang yang memaksaku meminum obat pahit itu, aku butuh seseorang yang membubuhi obat merah ke luka berdarah ini. Aku butuh seorang 'dokter', bukankah meminta tolong dokter, tidak menjadikanku syirik?

A: Benar. Meminta pertolongan pada makluk Allah diperbolehkan dengan tiga syarat, (1) orang tersebut bisa melakukannya, (2) dia ada disana / bukan ghaib, (3) apa ya? Lupa. Intinya minta tolong dokter untuk menyembuhkan penyakitmu boleh. Tapi masalahnya siapa yang mau kau mintai bantuan?

A': Ga ada. TT Setiap orang sibuk dengan urusan masing-masing, dan aku... aku tidak tahu harus mulai dari mana aku menjelaskan tentang diriku jika aku butuh bantuan. Bolehkah aku minta bantuan Mamah, Papah? Seperti anak kecil yang minta diantar orangtuanya ke sekolah?

A: Mamah sama Papah sedang sibuk mengkhawatirkanmu. Mereka juga sedang sibuk menemani kakakmu menanti hari kelahiran cucu pertama mereka. Kamu bisa sendiri Bell, kamu ingat? Kamu bahkan saat TK berangkat sendiri, pulang sendiri, belajar menyebrang jalan sendiri. Kamu bisa, kamu lebih kuat daripada apa yang kamu pikirkan.

A': Aku lemah. Kamu gatau apa-apa. Aku lemah, bahkan begitu lemah sampai kalah oleh diriku sendiri.

A: Benar. Kamu, ah tepatnya aku lemah. Kita lemah, kita makhluk Allah yang lemah. Tapi kita tidak boleh lupa, kalau Allah Al Aziz, Allah Maha Penguasa, Maha Lembut, Maha Pengurus hamba-hambanya. Kau ingat? Bahkan Allah mengetahui setiap daun yang gugur dari rantingnya. Apa kau lupa? Siapa yang selama ini mengatur sel-sel lambungmu untuk bekerja? Siapa yang menjaga naik turun detak jantungmu. Apa kau lupa?

***

Semoga tulisan ini bisa membuatku mengingat kembali. Saat aku merasa ingin berhenti saja, saat aku merasa ingin putus asa saja. Pada pertarungan melawan diri sendiri, melawan memori dan luka yang tertanam begitu dalam di pikiranku. Ah, jadi ingin mengutip dari tulisan luka lama (2):

I know it's kinda weird to fight with yourself, then losing. Fight again and lose again. Feel like... I don't even know how to describe it. You're fighting with your mind, I know it's not easy. But you can do it! I know you just want to forget the scar completely, like it was never there, but that's not how Allah teach you. Let that scar there, it might be there, but prove to yourself, that it can't stop you from moving forward. You have to live your life, not hiding like a coward. You know? Even if this life is not eternal, this short life will decide how your eternal life. What do you want to bring from here? It's not a playground, it's a ladang amal.
- kirei, belajar menulis bahasa inggris, meski akhirnya menyerah di frase ladang amal, hehe

Semangat Bella!

Mari ketemu menulis lagi, saat kondisi hatimu, pikiranmu, dan dirimu secara keseluruhan lebih baik daripada kondisi hari ini.


Just keep swimming, kalau kata Nemo. hehe.

Sayonara!

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya