Follow Me

Monday, October 17, 2016

Back to Draft

Bismillah.

draft
 Pernah kah kamu menulis sesuatu, mempublishnya, kemudian mengembalikannya kembali ke draft?

***

Salah satu alasanku suka menulis ketimbang bekata-kata adalah tentang kemungkinan bisa diedit, atau dimasukkan kembali ke kotak rahasia (baca: draft). Tentu ini berbeda, jika tulisan yang kamu maksud adalah tulisan yang dikirim ke seseorang, itu ga bisa di edit dan ga bisa dijadiin draft lagi. Eh ada yang bisa ding, tulisan komentar.

Ada banyak pilihan kalau kita merasa tulisan kita ternyata tidak nyaman dibaca, entah mungkin terlalu "kasar", atau isinya berantakan.

Edit

Yang ini dipilih jika isinya benar, namun pilihan katanya salah, atau urutan paragrafnya berantakan. Editing adalah pilihan pertama.

Aku termasuk yang suka menulis tanpa memperhatikan editing/proof reading sebelum di publish. Aku lebih suka dipublish aja dulu, lalu di waktu mendatang, aku baca lagi, kalau ada typo, atau kalimat ambigu karena penempatan tanda baca, dll, baru saat itu aku edit. Aku juga pernah berkali-kali mengedit satu tulisan, karena tulisan itu kupublish saat diriku meledak-ledak emosinya, tulisan bertema sensiMe.

Draft

Yang ini dipilih jika isinya masih kurang banyak hal, namun kita ga bisa edit sekarang. Atau bisa jadi ada hal-hal yang tiba-tiba ingin kau simpan di draft saja karena kerahasiaan dll.

Ada banyak tulisan sok tahu yang aku buat, lalu kukembalikan ke draft. Jujur rasanya tertampar saat mendengar ceramah tentang hadits dan bagaimana kebanyakan dari kita (maksudku saya), mudah sekali mencomot dari hasil googling, dan menerka maknanya sesuka hati, tanpa meluangkan waktu bertanya pada yang ahli atau membaca tafsir/penjelasannya.

Ada juga tulisan yang tadinya ingin kubagikan ke public, namun tiba-tiba ingin kusetting privacynya jadi only me. Kalau di blog, sebenarnya bisa pakai proteksi password, di wordpress, kalau di sini, aku balikin lagi ke draft. Ah, satu tulisan yang terlintas saat menulis ini adalah tulisanku berjudul "Divisi Rahasia". Sudah aku tulis, isinya bagus, tapi setelah dibaca lagi, kok aneh ya, katanya rahasia, kok di publish di blog yang notabene bisa diakses siapa aja? Hehe. Akhirnya balik ke draft deh.

Delete

Yang ini dipakai kalau ada tulisan yang ingin kau hilangkan keberadaannya, hilang tanpa jejak. Pilihan tepatnya adalah delete.

Pilihan ini jarang kupakai sih, aku entahlah, lebih suka memilih draft ketimbang delete. Mungkin kalau misal di komentar sosmed, mungkin pernah. Tapi kalau di blog ini jarang, pernah sih. Untuk tulisan yang aku rasa lebih baik ga ada sama sekali, baik di archieve maupun di draft.

Ah, aku sering pakai ini untuk history percakapan di sosmed, biar jaga hati. Maksudnya? Meski penting aku lebih suka hapus aja, termasuk grup. Membantu menjaga jumlah memori di gadget juga.

***

Sekian artikel, beserta opini dan curcol hehe. Mungkin suatu saat tulisan ini setelah kupublish akan kuedit lagi, atau kukembalikan ke draft, atau mungkin ku delete, who knows? Allah knows. 

Bye 5~

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya