#SensiMe
karena pagi dan malam tidak ditentukan dari angka jam, tapi dari saat matahari terbit dan tenggelam |
Bismillah.
Mohon maaf sebelumnya, karena postingan ini akan fokus pada kesensianku terhadap satu kalimat, tentang definisi pagi dan malam.
Jadi ceritanya, sebuah grup yang biasanya sepi dibuat ramai oleh sebuah tulisan tentang kejadian kriminal yang menimpa salah seorang mahasiswa ITB. Sebenarnya isinya tulisannya ngeri sih, ditulis orang tua korban untuk mengingatkan mahasiswa ITB khususnya, dan masyarakat Bandung pada umumnya, untuk hati-hati melintasi jalan dago di malam hari.
***
Jadi di sana, diberitakan bahwa mahasiswa tersebut baru pulang dari kampus pukul 00.30, hari ini. Ya hari ini.
Setelah berita itu, mulai muncul balasan dan tanggapan dari penghuni grup.
A: "00.30..."
B: "Semoga di sini udah ga ada lagi yang suka pulang malam ya"
C: "Ini kasus tadi malem banget... Anaknya dekan ftmd kalau gak salah. Sekarang lagi diupp buat segera dibuatkan beritanya di pikiran rakyat. Dapat darimana infonya?"
D: "00.30 mah pagi, B"
D: "00.30 mah pagi, B"
Kalimat terakhir tadilah yang membuatku sensi.
Pertama, 00.30 itu malam menurutku, saat itu langit gelap, matahari sudah terbenam. Kedua, aku tahu itu cuma bercanda, mencoba meringankan obrolan yang serius. Tapi apakah ini saat yang tepat untuk komen tentang itu? -.-
Aku tahu aku salah menulis ini. Tapi kesensianku membuat jemariku geram untuk menulis tentang ini. Tentang batas pagi dan malam. Menurutmu apa batas pagi dan malam? Apakah lewat jam 00.00 dianggap pagi? Jujur aku pernah mendengar ceramah tentang penggunaan frase dini hari, ga ada waktu dini hari, yang mereka sebut dini hari itu termasuk bagian dari malam.
Bagaimana malam itu definisinya adalah ketika langit gelap, jadi tahajud itu sholat malam, bukan sholat dini hari. Got it?
Aku tahu ini ga penting, tapi menurutku penting. Kamu boleh berpendapat kalau 00.30 itu pagi, tapi menurutku itu malam hari.
Kau tahu apa yang Allah firmankan tentang malam hari? Bukankah mayoritas dari kita hafal surat Al Falaq? Tahu artinya?
another me: Ya!!! Sadar diri Bell!?
me: Ini ditulis untuk diriku kok. Aku sedang mengingatkan diri, Bell, kamu inget ga firman Allah tentang malam hari? Al Falaq yang kamu hafal itu, tahu artinya ga bell??
another me: tapi kan yang baca bisa sensi
me: nggih.. nyuwun pangapunten. Maaf kalau yang baca tersinggung, tulisan bertag sensi-Me, cuma luapan emosi penulis, jadi jangan merasa jadi targetnya, baik tulisan ini, maupun tulisan yang lalu.
***
- Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
- dari kejahatan makhluk-Nya,
- dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
- dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
- dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
- Terjemah surat Al Falaq
Aku tahu, ada banyak perdebatan pendapat tentang pulang malam. Aku pernah memutuskan memegang prinsip, kemudian terseok-seok dalam pelaksanaannya. Tapi untukku, untukmu, mari pikirkan lagi, satu, dua, tiga kali jika hendak pulang malam. Ada hal-hal mendesak yang tidak bisa ditinggal, saat itu, kita hanya bisa berdoa agar Allah Yang Maha Kuasa melindungi kita. Tapi ada juga hal-hal kurang mendesak, yang sebenarnya, tidak hadir pun tidak menjadi masalah besar. Aku tahu, banyak kegiatan kampus yang menuntut untuk pulang malam. Tapi percayalah, tidak hadir di kegiatan tersebut tidak menjadikan kontribusinya kecil, selama kau melakukan kontribusi di siang hari, jikapun malam hari, cukup kontribusi yang bisa dilakukan dari dalam rumah.
Allah membagi waktu menjadi pagi dan malam hari karena alasan dan hikmah yang begitu banyak. Allah sudah memperingatkan kita, tentang kejahatan yang sering terjadi di malam apabila telah gelap gulita. Allah sudah menyediakan malam, sebagai selimut, waktu dimana kita istirahat, berada di rumah. Waktu untuk kita sejenak menjauh dari riuh ramai kesibukan dunia yang melalaikan. Bukankah begitu?
Aku malu sebenarnya menulis ini, tulisan ini diawal penuh dengan kesensian, kemudian di akhir berisi nasihat, tapi sebenarnya nasihat ini lebih tepat untuk diri.
Terakhir, maaf panjang, izinkan aku mengutip kisah tentang 'mendengarkan kata hati' berkaitan dengan pulang malam. Kisah ini kudapat dari materi pagi DP2Q-1. Semoga bisa menggetarkan hatimu, yang sering hilang kepekaan karena terlalu sering pulang malam. terutama perempuan, akhawat.
Baca di postingan setelah ini aja ya, hehe, panjang ternyata.
Allahua'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya