Follow Me

Friday, October 21, 2016

Bahagia?

#SensiMe

Bismillah.

Aku tahu isinya bagus, salah satu bentuk dakwah yang baik, dikemas dengan baik, membuat komentar dan kebanyakan pembaca tertawa. Tapi aku bukan dari kebanyakan mereka. Jujur, aku sensi, begitu sensi sampai kutulis tulisan ini.

katanya orang yg jatuh di sini bahagia, bahagia? Sok tahu!
***


Alkisah sebuah sosmed mengepost gambar di atas namun dengan tulisan berbahasa indonesia, dengan clipart manusia jatuh yang sama seperti diatas. Kemudian akun tersebut menampilkan pesan begini: 

Gambar "wet floor" ini terlihat sangat bahagia ._.
Padahal aslinya bahaya, Na'udzubillah.

Itulah kita hadirin, kadang merasa bahagia kan dosa, padahal Allah Mahahidup Maha Mengetahui. Mustahil Allah tidak membalas setiap kebaikan dan apalagi yang kebaikannya itu sulit dilakukan.

Yang Maha Pemurah (Ar Rahman):60 - Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
- suatu akun sosmed

Izinkan kuulang paragraf prolog tulisan ini. Aku tahu isinya bagus, salah satu bentuk dakwah yang baik, dikemas dengan baik, membuat komentar dan kebanyakan pembaca tertawa. Tapi aku bukan dari kebanyakan mereka. Jujur, aku sensi, begitu sensi sampai kutulis tulisan ini.

Bahagia? Darimana kau tahu bahwa yang terjatuh itu bahagia? Dari kedua tangannya kah yang terangkat seolah berkata 'hore'? Hanya dengan itu lantas kau pikir ia bahagia? Bayangkan seseorang jatuh karena lantai yang basah, kedua tangannya terangkat karena kaget tiba-tiba tubuhnya kehilangan keseimbangan, kau tidak berhak menganggap orang tersebut bahagia! Sekalipun kemudian orang yang jatuh tersebut bangun dengan sebuah cengiran di wajahnya, kau pikir ia bahagia!! Ia hanya malu, begitu malu, maka ia tertawa. Atau mungkin ia meringis kesakitan! Dan kau bilang ia bahagia?? Cih...

Aku tahu.. sang pemilik akun tidak bermaksud begitu. Tapi izinkan aku menulis ini, dari mata seorang yang begitu sensitif, dari pandangan bom yang siap meledak tiap terinjak. Aku tidak akan mengabaikan pesan mulia dalam tulisannya, aku tahu akun tsb hanya ingin mengingatkan barangkali aku atau siapapun berbahagia meski dalam melakukan dosa.

Tapi izinkan aku menulis ini. Sesungguhnya seorang pendosa tidak akan bahagia, karena sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada ketaatan pada Allah.

Tapi izinkan aku menulis ini. Mereka yang berbuat dosa atau bermaksiat pada-Nya, mungkin terlihat, atau tampak tersenyum, tapi sebenarnya mereka sedang sakit. Begitu sakit dan sedih karena mereka mendustai hati mereka, hati mereka sakit, sekarat, mungkin hampir mati.

Tapi izinkan aku menulis ini. Aku, daripada menuduh ikon tak bersalah di gambar wet floor karena terlihat bahagia, aku lebih suka memandangnya sebagai mereka yang sedang hampir tenggelam dan memerlukan tangan kita untuk menolongnya. Atau sebaliknya, aku mungkin butuh bantuan orglain untuk menolongku.

Aku jadi teringat betapa mulia dakwah Rasulullah. Bahkan ketika ia berdarah-darah karena dilempari segala jenis hal, bahkan saat Allah mengirimkan malaikatNya yang siap membalikkan gunung di kampung kaum musyrik saat itu. Aku teringat bagaimana Rasulullah tidak marah, dan bagaimana justru doa yang melantun dari bibirnya, shalallahu 'alaihi wassallam. Semoga anak-anak mereka kelak menjadi kaum yang beriman.

Aku jadi teringat, bagaimana Rasulullah memberi maaf kepada musyrikin Mekkah saat Fathu Mekkah. Rasulullah telah memaafkan mereka sebagaimana Yusuf 'alaihissallam memaafkan saudara-saudaranya.

Ah...

***

Jujur aku malu, menulis ini. Karena aku begitu sensi, pada akun yang berniat baik. Tapi jujur terkadang menulis ini, membuatku teringat banyak hal, mengingatkan lagi pada diriku untuk tidak sensi. Atau justru bisa mengingatkanku sisi lain dari hal yang kusensikan.

Terakhir, untuk siapapun, yang masih merasa bersalah atas salah satu dosanya, sesungguhnya itu adalah salah satu bentuk hukuman untukmu. Guilty is a form of punishment. Guilty, itu juga salah satu tanda kalau hati kita masih peka, atas hal-hal yang tidak seharusnya kita lakukan.

Ya Allah.. sesungguhnya Engkau-lah yang membolak balik hati. Tetapkanlah hati kami kepada Din-Mu. Jagalah kepekaan hati kami, agar jika kami melakukan kesalahan, kami merasa tidak nyaman dan gelisah. Jangan biarkan hati kami mati, sehingga kami tanpa rasa bersalah melakukan maksiat kepada-Mu. Aamiin.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya