#hikmah
Bismillah.
Suatu hari, aku dibuat ragu dan merasa ribet, karena sebuah ide baru. Ide penggabungan ucapan dan doa untuk seorang ukhti yan akan menikah tanggal 27 Desember 2016.
Pemikiran ribet itu somehow, otomatis muncul aja. Padahal awalnya aku mikir, itu ide bagus, biar bukunya keisi banyak ucapan dan doa. Tapi kemudian satu demi satu pertanyaan perumit dan peribet muncul di otakku.
- Medianya beda, gimana ngegabunginnya (satu buku, satu kertas lipat)
- Kalau disalin ulang, banyak, pegel kalii...
- Siapa yang mau ke sana, ambil ucapan di sana, aku gamau
- Trus ribet kalau bukunya diputer2, bisa pusing, takut ketekuk, dll
- Kalau sendiri kan, yaudah, ga ribet, ga perlu komunikasi atau kerjasama wkwkwk *ansosnya hehe
Semacam pikiran itu lah. Aku jabarin satu satu, tiap kemungkinan, dll, dst, dsb. Sampai seorang adik tingkat, ukhti shalihah menegurku, mengingatkanku dengan kalimat sederhana.
"Wkwk ga usah mikir ribet2 teh"
Satu kalimat itu, yang membuatku ngalah. Oke.. aku memang salah, mikir ribet-ribet. Overthinking.
***
Maaf prolog-nya panjang banget hehe. Belum nulis hikmahnya padahal.
Singkatnya, Jumat kemarin (23/12) urusan penggabungan ucapan dan doa selesai, ga pakai ribet. Semua pemikiran ribet itu, ga ada, ga terjadi. Cuma butuh satu langkah aja untuk memulai, ketika mengambil ucapan dari toples, pulang ke kos, diselingi sholat dan makan, lalu duduk bersama. Selesai urusannya.
Singkatnya, Jumat kemarin (23/12) urusan penggabungan ucapan dan doa selesai, ga pakai ribet. Bersenjata gunting dan double tip, satu demi satu ucapan di kertas lipat disesuaikan ukurannya agar bisa masuk ke buku, lalu diberi double tip agar bisa ditempel ke buku. As simply as that. Ga sampai satu jam sudah selesai, karena kami (aku dan adik tingkatku) ternyata sama-sama tipe yang kalau jari bergerak, mulut diam, fokus ke pekerjaan di tangan. Kadang sih, untuk menghilangkan kesunyian, adik tingkatku bacain isi ucapan, trus bertanya-tanya ini dari siapa ya, soalnya banyak yang pakai inisial unik.
***
Singkatnya, semuanya selesai. Ga pakai ribet. Dan aku dibuat merenung hari ini, sembari menulis hikmah. Memikirkan kecemasan itu, boleh, worry itu wajar ada, bisa buat waspada, antisipasi, rencana A, dan B. Tapii... jangan kelamaan rembugan dengan otakmu. Jatuhnya kamu overthinking dan ga maju-maju ngelangkah. Padahal.. di tulisan web Mata', melaksanakan niat baik itu harus disegerakan. Ya kan?
Singkatnya, semuanya selesai. Ga pakai ribet. Aku dibuat menulis di sini, berusaha memetik hikmah lain dari satu hal itu. Mengerjakan sesuatu sendiri itu memang cepat, tapi kalau mau lebih jauh berjalan *kalau kata pepatah afrika, harus berjalan bersama. Kalau di case ini, iya lebih cepat kalau cuma ngumpulin sendiri, tapi hasilnya sedikit, karena semakin banyak yg bantu, semakin tersebar informasi buku ucapan dan doa tersebut. Bekerjasama dengan pihak lain selain diri, memang membuat masalah lebih rumit 2 kali lipat, tapi kan ada 2 orang, 2 otak, 4 tangan, yang bisa mengurai keribetan/kerumitan tersebut. Hingga ga ada lagi ribet, ga ada lagi rumit.
Singkatnya, semuanya selesai. Ga pakai ribet. Pelajaran, untuk hal-hal lain yang mungkin akan kau temui dekat-dekat ini. Sulit memang, menghilangkan kebiasaan kebanyakan mikir, yang kau pupuk lumayan lama, saat itu. Tapi sulit bukan berarti semua tidak mungkin. Mudah.. mudah jika kamu berusaha membiasakan lagi agar tidak overthinking. Biasakan lagi, menyegerakan melangkah, meski ratusan bahkan ribuan kekhawatiran dan keribetan memaksa otakmu memerintahkan otot motorik untuk tidak bekerja. Jangan dibuat ribet, kalau bisa ga pakai ribet, ngapain diperumit. Sederhanakan, sederhanakan. Udah pernah nulis tentang ini kan? Di sini, juga di sini.
***
Terakhir, untuk diri, sudah malam. Aku tidak akan menyuruhmu tidur hehe. Ikan memang sudah bobo, meski dengan mata terbuka karena ia tidak memiliki kelopak mata #ngelantur. Aku tidak akan menyuruhmu tidur, selesaikan dulu urusanmu, agar segera sederhana, dan tidak ribet lagi. Selesaikan dulu urusanmu, agar esok, hal-hal yang hari ini gelap sedikit mendapat pencerahan. Agar keputusan yang menggantung segera divonis *lebay, kaya ngomongin apa hahaha. Agar jelas, yang mana rezekimu, dan yang mana rezeki orang lain. Aku tidak akan menyuruhmu tidur, untuk saat ini. Tapi tidak juga menyuruhmu menulis lagi di sini. Nulisnya di tempat lain saja, oke?
Anyong^^ Bye5~
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya