Qadarullah, dan Rizki-Nya

#hikmah

Bismillah.

Ada banyak yang ingin kuceritakan tentang hari ini. Banyak curhat sih, tapi semoga bisa diambil hikmahnya.

Jadi.. akhirnya hari ini aku tidak jadi pergi ke suatu kota. Seberapapun kita berusaha, ikhtiar apapun, rencana sesempurna apapun, hasilnya bukan di tangan kita. Semuanya, hasilnya ada di tangan Allah.

Aku ga menyesal, alhamdulillah lagi sadar. Kalau kursi itu, kursi di mobil itu.. bukan rezekiku, bukan rezeki istrinya bapak supir. Qadarullah, rezekinya orang lain..

Aku ga menyesal, alhamdulillah lagi sadar. Kalau kursi itu, kursi di kereta itu.. bukan rezekiku. Qadarullah, rezekinya orang lain.. Besok aku urus pembatalannya, agar mereka yang belum dapat tiket, bisa dapat tiket kereta tersebut.

Ajaib, kita ga pernah tahu, yang mana yang rezeki kita, yang mana yang rezeki orang lain. Kursi.. yang aku kira, rezeki orang lain, justru yang kemungkinan besar memang rezekiku. Mungkin memang rencana-Nya, aku merasakan hampir penghujung tahun di Bandung. Jadi ingat beberapa tahun lalu, saat aku tgl 29 justru hadir acara di Pindad. Lalu siangnya, izin, karena malamnya pulang.

Semoga benar, kursi kereta yang berangkat dari jakarta, melalui kircon, dan berakhir di stasiun Purwokerto beneran rezeki dari-Nya untukku. Karena jujur, aku sudah rindu... ingin pulang. Meski sebentar, ingin rasanya pulang. Menyambut janin yang in syaa Allah akan segera lahir.. semoga Allah mudahkan dan lancarkan prosesnya, sehat Ibu dan bayinya. Aamiin.

***

Qadarullah... ketentuan dari-Nya, ketetapan dari-Nya, yang tidak bisa kita tolak apalagi kita tawar. Semoga ini membawa keberkahan.

Barakallah.. begitu ucap seorang saudari, saat kukabarkan aku tidak jadi ikut. Ku aminkan doanya.

Ganbatye.. lanjut saudari yang sama. Aku dibuat tersenyum.^^

Ganbatte juga^^ untuk siapapun yang sedang berjuang. Berjuang apapun... salah satunya, yang berjuang, agar setiap detik hidup kita... dilewati sebagai bentuk penghambaan kita.

Sayonara~

Allahua'lam.