Bismillah.
al muttaqin, people of taqwa |
Implikasi pertama adalah bahwa kita tidak boleh putus asa, dan bersedih hati bahwa kita tidak bisa jadi orang yang bertaqwa. Sebagian dari kita, mungkin sudah putus asa dan berkata, “lu mau jadi orang yang alim di jaman edan begini? Ngaca dong, liat sekeliling lu. Di jaman edan, kalo lu gak edan juga, lu bakal kegilas.” Inilah maksudnya putus asa. Karena melihat lingkungan yang begitu rusak, dan rasa-rasanya sudah gak bisa di selamatkan lagi. Dan seolah satu-satunya pilihan bagi kita adalah ikut dalam kerusakan itu. Karena memang sudah gak bisa di apa-apain lagi.
Dan apa yang Allah lakukan? Hanya lewat kata “muttaqiin” ini, Allah ingin mengingatkan kita bahwa harapan itu masih ada. Gak peduli serumit dan separah apapun kondisi, di dalamnya pasti masih ada orang yang bertaqwa. Di dalamnya pasti masih ada orang yang menjaga integritasnya, masih mau jujur, masih mau berkorban, masih mau menolong, masih mau mendengarkan, masih mau berempati, inilah kualitas orang-orang yang bertaqwa. Mereka sangat hati-hati dalam bersikap, berkata, dan berbuat. Dan sikap yang dilakukan orang-orang inilah yang bisa kita jadikan contoh untuk kita ikuti, agar kita bisa memperoleh petunjuk dari AlQuran ini.
Jadi kita gak boleh putus asa. Harapan itu tetap ada, dan itu sudah dijamin Allah. Bagi kita Muslim Indonesia, kita harus bersyukur kita masih punya cukup banyak contoh baik yang bisa diikuti, dan mereka muslim.
- A Side Notes: about the Word "Muttaqin"Pertama, baca tulisan lengkapnya di link tersebut ya. Ini cuma sebagian kutipan aja. Baca di link aslinya, ok?
***
Sejujurnya aku minder. Baca tulisan berisi dan bergizi semacam itu. Aku.. aku mungin ga bisa nulis tulisan berat seperti itu. Lebih banyak takutnya... takut salah menyampaikan, trus aku bukan tipe yang suka baca yang berat-berat juga, kecuali kalau lagi mood.
Sejujurnya aku minder. Baca tulisan berisi dan bergizi semacam itu. Blog ini.. memang dibuat, agar kata tidak sekedar kata, tapi kata-kata baik, yang bisa mengubah hidup kita, di sini, dan efeknya semoga sampai di akhirat kelak, ke kehidupan yang lebih baik. Tapi...
Tapi... meski aku belum bisa janji, bisa menulis tentang materi bergizi semacam itu. Meski aku belum bisa janji, dan mungkin memang tidak akan pernah, wallahua'lam. Tapi... tapi izinkan aku semacam jadi penyalur, perantara, yang mendeliver, jadi delivery girl. Kalau ada tulisan baik, bagus, yang bergizi untuk dibaca, dan aku merasa tergerak hatinya. Aku akan menuliskan kutipannya di sini, memenuhi hashtag #blogwalking.
Lalu... saat pembaca blog ini melihat postingan dengan tag itu. Prosedurnya gimana? Hehe. Jangan baca sampai akhir, baca judul, prolog (kalau ada), kutipan, lalu klik link di bawah kutipan. Lanjutkan membacanya di sana. Oke?
Karena jikapun ada tulisan lain di bawahnya. Itu cuma rempah-rempah komen ga penting, ga jelas, random dariku. Aku gamau... kalau menu utama, terlupakan karena biskuit dessert. Jadi? Hehe. Iya.. baca sampai sana aja, sampai sebelum page break, sebelum tulisan read more atau baca selengkapnya. Ya? Ya? Hehe.
Untukku, kalau kamu bell.. kamu, yang suka baca blog sendiri #narsis wkwkwk. Kamu mah harus baca semuanya. Baca semua di link di bawah kutipan, dan baca komentar dibawahnya juga. Biar kamu ingat, saat itu bagaimana kondisimu saat menulis. Biar kamu inget, kalau kamu menulis ini sudah mepet jam 9, which means... *batuk*
Zai jian^^
Allahua'lam.
***
PS: Googling foto untuk menghias di sini, malah nemunya logo masjid hehe. Akhirnya ganti keyword, hihi. #gakpenting
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya