Follow Me

Monday, December 12, 2016

Teteh Mualaf?

#random

Bismillah.
tanya-jawab

Alkisah, suatu hari, di sebuah thread percakapan sosial media, ada sebuah obrolan tentang topik A, antara diriku dan seseorang, sebut saja X. Tiba-tiba, out of nowhere, kapjagi, ujug-ujug,
X: "Teteh mualaf?"
Aku membaca pertanyaan itu berkali-kali. Hah? Tiba-tiba? Lalu aku mencoba mengetik jawabannya. Awalnya simple, cuma jawaban. "Bukan." Udah tanpa embel-embel. Tapi karena mendadak nanya, jadi penasaran, lalu aku lanjut tanya. Trus awalnya pengen jelasin juga tentang namaku, sama nama belakangku. Isabella Kirei, isabella nama dari orang tua, kirei, nama dari diri sendiri, nama pena. Tapi aku urung. Ga penting hehe. Akhirnya aku jawab seperti ini,
IK: "Bukan mualaf. Alhamdulillah islam dari lahir. Kenapa jadi nanya ini?"
***

Aneh. Random. Hehe. Unik. Sampe sekarang aku masih senyum-senyum. Ada ya... orang yang kaya gitu. Somehow, tiba-tiba aja nanya to the point. Lucu. Mau tahu percakapan selanjutnya? Selanjutnya berbicara tentang nama, Isabella, benar tebakanku, ia mengira aku mualaf karena namaku tidak ada jejak islaminya. Lalu aku menegur sembari bercanda, agar tidak menjudge orang dari nama. Lalu dia menjawab, dia teringat temannya, ada beberapa yang mualaf.

Lalu... memoriku berputar. Tentang nama-nama, tentang mualaf.

Aku teringat, setiap reaksi guru/dosen ketika mengabsenku. Aku alhamdulillah sudah pakai kerudung sejak kelas 4 SD, karena ikut-ikutan Ibu hehe. Reaksinya ada dua. Pertama kaget, membaca namaku, mereka pasti punya prediksi. Ketika aku yang angkat tangan, dan aku orang jawa yang berkerudung, wajah mereka pasti terlihat kaget. Reaksi kedua, menyanyikan lagu itu.. lagu 'Isabella adalah'. Hihihi.

Aku teringat hampir setiap teman yang memiliki kasus nama sama denganku. Namanya tidak islami, bahkan terkesan non-islam. Tapi lahir islam, dan masih islam, semoga sampai wafat kelak. Ingat, terutama kawan satu fakultas, Samantha, sekilas seperti non-islam ya? Tapi dia justru islami banget, terutama.... ilmunya, ilmunya lebih banyak daripada diriku.

Aku teringat hampir setiap teman yang mualaf. Karena sedikit sih hehe. Namanya, yang senada dengan namaku. Selalu merasa kagum pada sosok mualaf. Karena pencariannya dari awal, melawan tradisi nenek moyang ibu bapak. Beda dengan kita, yang terlahir dari keluarga islam. Aku teringat ustadz/ustadzah mualaf, beberapa. Selalu takjub, pada semangat dakwah mereka. Yang islam dari lahir juga kagum kok, pada semangat mereka. Semuaa... kagum.. pada setiap pejuang di jalan cinta, jalan dakwah.

***

Terakhir, jika dirimu penasaran, bertanyalah. Kalau pertanyaan/pernyataannya jujur dan jarang ditanyakan, kemungkinan besar akan kutulis kisahnya di sini hehe. Seperti tulisan ini. Atau tulisan mengapa kirei, mengapa tidak kawaii? In syaa Allah.

Aku suka, selalu suka, pada orang yang pertanyaannya unik. Tapi jangan terlalu sering juga, karena aku tidak suka, pada orang yang KEPO. Hehe. Boleh sih, tapi jangan ketahuan aja.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya