Bismillah.
small, but I hope, it's a meaningful gift |
Padahal aku sudah tahu, kamu banyak mengungkapkan pikiranmu di sana. Tapi anehnya, kenapa baru sekarang aku sempatkan berkunjung? Hehe. Aku telusuri satu-satu, banyak bahasan yang berat hehe, jadi banyak yang aku skip. Sampai aku berhenti di sebuah postingan 6w artinya di publish 6 pekan yang lalu. sebulan setengah. Katamu kamu meleleh, aku... membaca itu, aku ikut meleleh hehe.
Salam rindu, meski tadi pagi bertemu. Mari berjuang, lagi, dan tidak menyerah. Sampai masing-masing kita menjemput takdir terindah yang Allah tulis di Lauhul Mahfuzh-Nya. Semoga kelak kita menjadi sahabat, yang reuni lagi, di tempat terindah, di jannah-Nya.
Kita berada di kota yang sama, kampus yang sama, bahkan berada di kampung yang sama. Kita bertahun-tahun berjuang bersama. Tapi akhirnya saling mendiamkan. Aku malu untuk menyapamu, takut jika aku melukaimu. Aku tak ingin kamu terpuruk dan sedih. Aku ingin membantumu jika aku mampu, tapi terkadang aku sendiri yang mungkin perlu untuk dibantu. Aku sedang berusaha untuk berdiri di atas kakiku sendiri, setelah itu baru aku ingin menggandeng tanganmu. Saat aku menyendiri dan mendiamkanmu, sejatinya aku sedang ingin memperbaiki hati dan diriku dulu, aku tak ingin jika pertemuan kita membuatku menyakitimu.
Surat dan hadiahmu betul-betul membuatku meleleh, malu, sedih, haru, tapi sekaligus senang kamu kembali.. sahabatku. Aku sungguh menyayangimu. sangat. :')
- kicau seorang ukhti dalam g+nya
***
Allah yang menuliskan takdir terindah itu... hadiah itu, adalah tanda Allah menyembuhkan hatiku yang berkarat, sakit sekarat. Aku jujur.. ragu harus mulai dari mana menyambung kembali silaturahim yang tanpa sadar kupotong talinya TT. Saat itu... oktober, bulan itu. Aku menyempatkan pergi ke toko buku langganan, membeli hadiah kehamilan untuk kakak, dan hadiah untukmu. Aku ragu sebenarnya, bagaimana bisa menyerahkan hadiah itu padamu. Hehe. Ingin berjumpa, tapi tak ingin berjumpa hehe. Karena saat itu, berjumpa saja, saling sapa saja, bisa menyakiti, saling menyakiti.
Akhirnya kutulis sebuah surat di atas hadiah kecil itu. Mungkin lebih baik seperti ini, satu arah saja komunikasinya. Aku titipkan hadiah kecil itu lewat ibu kos-mu. Bukan dalam rangka ulang tahun, karena aku tahu.. bulan kita sama *ingat ga? percakapan di angkot, saling menyembunyikan tanggal, padahal bulannya sama hehe. Alhamdulillah, awalnya buku itu. Lalu dilanjut kajian ustadz NAK di Istiqlal hehe.
Maaf, karena menyampur adukkan namamu dengan nama yang lain. Jujur aku malu sekali. Mengapa aku mengenal nama depanmu, tapi lupa nama belakangmu? hehe. Kalau kamu lupa, gapapa tulis aja Isabella Kirei, gitu juga aku suka. *apa sih bell?
Lanjut ya.. meski ustadz NAK ga jadi hadir. Sejujurnya acara itu adalah acara yang membuatku berani lagi bertanya ke sana-sini, ingin berjumpa di istilqlal, berempat. Lalu Allah merencanakan yang lain, ustadz NAK ga jadi hadir. Tapi kita tetap bertemu. Awalnya aku dan pemilik ig, bertemu ngobrol macem-macem nungguin 2 ukhti lainnya. Lalu lanjut makan siang bersama, lalu ke masjid istiqomah, lalu ke al ukhuwah, lalu ke taman balai kota.
Jadi panjang ya? Abstrak ya? Penasaran ya? *siapa suruh baca wkwkwk. Maafkan diriku, masih suka mengabstrak.
Bagiku, hari-hari itu, seolah jawaban Allah atas doa-doaku. berturut-turut, dari tanggal 4-5-6 sampai selanjutnya. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Allah.. love YOU so much^^
See you, bye5!
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya